Sunday, February 14, 2010

familia Nitrobacteraceae

0 komentar

Gambar : Nitrobacter sp





Gambar : Nitrosococcus oceanus

familia Thiorhodaceae

1 komentar

Gambar : Thiocapsa



Gambar : Thiopedia rosea



Gambar : Chromatium okenii




Gambar : Thiospirillum jenense

Tuesday, February 9, 2010

PANTAI MUTUN LAMPUNG

0 komentar


Lampung mempunyai banyak tujuan wisata dimana salah satu tempat yang potensial untuk menjaring banyak wisatawan adalah wisata pantainya. Sebut saja misalnya pantai pasir putih dan pantai kalianda yang menjadi lokasi favorit wisatawan domestik dan selalu ramai dikunjungi warga lampung dan sekitarnya saat akhir pekan atau saat musim liburan tiba.

Selain kedua pantai tersebut, masih banyak sebetulnya pantai – pantai yang relatif masih perawan yang tidak kalah indah dari pantai kalianda dan pantai pasir putih itu. Salah satunya adalah pantai mutun yang terletak tidak jauh dari pusat Kota Bandar Lampung. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 – 30 menit untuk mencapai pantai ini dengan mengendarai mobil ataupun sepeda motor. Apalagi, jalan raya menuju kawasan ini terbilang mulus. Pemandangan sepanjang jalan menuju pantai mutun ini juga sayang untuk dilewatkan. Keindahan hijaunya pepohonan, sawah dan pegunungan dapat kita nikmati sepanjang perjalanan.

Sayang sekali, saat memasuki memasuki jalan setapak setelah kita mendapati plang sederhana bertuliskan “Pantai Mutun“, kita akan melewati jalan berbatu dan berdebu selama 5 – 10 menit. Hm, lagi – lagi kondisi infrastruktur kawasan wisata yang tidak mendukung. Anyway, untuk masuk ke Pantai Mutun dikenakan biaya sebesar Rp. 2500,- per orang dan Rp. 5000,- untuk mobil, yah cukup murah lah sebagai uang tiket tempat wisata.

Setelah memarkir kendaraan ditempat yang telah disediakan, kita bisa menikmati suasana pantai dengan duduk di tempat berupa gubuk yang bisa disewa untuk istirahat. Hm, musti pintar nego untuk bisa menggunakan tempat tersebut. Suasana pantai disaat akhir pekan sangatlah padat, banyak orang yang menikmati pantai tersebut dengan berenang, untuk yang tidak bisa berenang bisa menyewa ban / pelampung atau melakukan olahraga air seperti bermain kano. Dengan biaya sewa sekitar Rp10 ribu – Rp20 ribu saja per kano, kita bisa menikmati olahraga ini selama satu jam. Banyak juga diantara pengunjung yang bersnokeling di laut sekitar pantai.

Menurut penulis, jika kita ingin menikmati pantai dan laut yang jauh lebih bersih dari pantai Mutun, kita bisa menyebrang ke pulau kecil diseberang pantai yang bernama pulau tangkil. Untuk menyeberang ke pulau tersebut banyak tersedia perahu yang siap mengantarkan kita, hanya dengan uang Rp. 5000,- kita akan diantarkan pulang pergi kepulau tersebut. Sesampainya di pulau tangkil, kita dapat meminta pemilik perahu untuk menjemput kita kembali di waktu yang kita tentukan.

Suasana di pulau tangkil ini jauh lebih indah dari pantai Mutun, pantainya lebih bersih dan suasananya tidak seramai suasana di pantai Mutun sehingga kita bisa lebih nyaman untuk berenang atau sekedar berjalan mengelilingi pantai di pulau itu. Namun hati – hati jika ingin berenang disini, karena di tempat – tempat tertentu banyak terdapat bulu babi. Kalo tidak berhati – hati, bisa terinjak. Di pulau itu juga terdapat gubuk yang bisa disewa untuk beristirahat dan ditengah pulau terdapat lokasi untuk melakukan games outbound.

Apabila kita ingin berkunjung ke Pantai Mutun pada hari libur, sebaiknya sudah berangkat sejak pagi atau tidak terlalu siang. Jika tidak pondokan yang ada sudah penuh oleh pengunjung.

Well, satu lagi lokasi wisata lampung yang sangat berpotensi untuk mendatangkan para wisatawan. Apalagi tentunya jika ditunjang oleh sarana, infrastruktur, dan media pemasaran yang baik dan efektif. Bagaimana pak gubernur ?


SUMBER : sudar4news.wordpress.com

PANTAI PASIR PUTIH LAMPUNG

0 komentar

Pantai Pasir Putih Lampung benar-benar sesuai dengan namanya. Pasir putih memesona ini menyegarkan mata dan menimbulkan hasrat kuat di dalam diri untuk mengelilinginya. Terletak sekitar 20 kilometer dari kota Bandar Lampung, tempat ini semakin dikenal masyarakat akhir-akhir ini.

Cara Mencapai Daerah Ini

Dengan menggunakan mobil yang melewati Jalan Trans Sumatera dari kota Lampung, Anda dapat mencapai daerah ini dalam waktu 30 menit. Anda juga dapat menggunakan angkutan umum dari Lampung yang langsung menuju Pantai Pasir Putih.

Tempat Menginap

Anda dapat menginap di penginapan dan hotel di wilayah Bandar Lampung. Apabila Anda ingin menginap di tengah-tengah pulau yang hening, Anda dapat menginap di penginapan yang terletak di Pulau Condong. Sederhana namun nyaman. Sebuah villa yang mewah juga tersedia di Pulau Bule, tempat sesuai untuk melepas penat. Di sepanjang perjalanan menuju Pantai Pasir Putih juga tersedia banyak penginapan.

Berkeliling
Anda dapat mengelilingi pantai indah ini dengan berjalan kaki. Dengan menggunakan perahu motor, Anda juga dapat mengunjungi Pulau Condong dan Pulau Bule.

Tempat Bersantap

Anda dapat membeli makanan di hotel atau penginapan. Anda juga dapat membawa makanan Anda sendiri.

Buah Tangan

Anda dapat membeli oleh-oleh di sekitar pantai ini atau di kota Bandar Lampung.

Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan

Anda dapat naik perahu motor untuk mengelilingi pantai ini juga untuk mengunjungi Pulau Condong dan Pulau Bule. Pulau Bule memiliki keanekaragaman ikan, terumbu karang, dan biota laut yang akan membuat Anda kagum. Dengan menyewa perahu, Anda juga dapat menikmati pemandangan di bawah laut menggunakan kotak kayu yang satu sisinya berupa kaca bening. Dengan meletakkan kotak ini di air laut, dengan bagian kaca di bawah, Anda dapat memerhatikan kehidupan di bawah sana.

Anda juga dapat berpiknik di pantai ini.

Tips

* Datanglah di hari kerja apabila Anda tidak menyukai suasana yang terlalu ramai.
* Pesan kamar di hotel/penginapan sebelumnya.

SUMBER :
pasir putih

MENARA SIGER LAMPUNG

1 komentar

















Penggagas : Sjachroedin Z.P. (Gubernur Lampung 2004-2009)

Arsitek : Ir. Anshori Djausal M.T.

Proyek : 2005 – 2009

Biaya : Rp15.000.000.000

Fungsi : Landmark Lampung

Letak : Bukit Gamping, Bakauheni, Lampung Selatan

Dimensi : Luas 50 x 11 meter, Tinggi 32 meter (enam lantai)



New York punya Patung Liberty, Paris memiliki Menara Eiffel, dan Kuala Lumpur populer dengan Twin Tower. Jakarta identik dengan Tugu Monas, Palembang membanggakan Jembatan Ampera. Nah, Lampung kini mempunyai ikon Menara Siger.

Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. dalam peresmian Menara Siger, 30 April 2008, menyatakan optimistis Menara Siger akan mendorong kemajuan Lampung. Peresmian ini ditandai dengan penekanan sirine, penandatanganan prasasti, serta penglepasan merpati bersama puluhan duta besar.

Dengan iringan lagu Mars Lampung oleh Korps Musik (Korsik) Pemprov Lampung, Ny. Truly Sjachroedin menggunting rangkaian melati di pintu masuk bangunan menara enam lantai tersebut. Gubernur memasuki menara bersama duta besar Kroatia, Sri Lanka, Jepang, Palestina, Afghanistan, Singapura, Filipina, keluarga Sultan Banten dan Sultan Kanoman Cirebon. Peresmian ini juga diwarnai pembukaan stan seluruh kabupaten/kota.

Gubernur yakin Menara Siger akan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) hingga 15%. Angka itu berdasarkan perkiraan jumlah kendaraan 3.500 unit per hari dan 15 juta orang per tahun yang melintasi Pelabuhan Bakauheni. Dengan asumsi 15 persen saja singgah ke Menara Siger, maka setiap tahun akan menghasilkan pendapatan Rp12,5 miliar.

Pendirian Menara Siger mengawali pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) —penghubung Bakauheni—Merak. Menara Siger terbangun di atas bukit sebelah barat Pelabuhan Bakauheni. Bangunan tersebut dilengkapi dengan sarana informasi mengenai peta wisata seluruh kabupaten/kota se-Lampung. Menurut Sjachroedin, Menara Siger bukan monumen masa lalu, tetapi bangunan masa depan yang akan jadi fenomena masyarakat Lampung.

Mulut Naga

Posisi strategis Pelabuhan Bakauheni sebagai pintu gerbang Sumatera diibaratkan sebagai mulut naga yang memuntahkan kurang lebih 80 ribu ton hasil-hasil pertanian per hari. Dengan penggunaan teknik ferrocement, Menara Siger dijamin mampu menahan terpaan angin kencang. Bangunan ini merupakan karya arsitek asli Lampung, Ir. Hi. Anshori Djausal M.T.

Teknik ferrocement merupakan pengembangan tim arsitek Menara Siger, dengan menggunakan jaring kawat menyerupai jaring laba-laba. Pengerjaan lambang siger dan beberapa ornamen tidak menggunakan cor-coran, namun bagian per bagian dengan tangan. Dengan metode ini, setiap inci bangunan tahan guncangan dan terpaan angin laut.

Menara Siger kebanggaan masyarakat Lampung tersebut berada di atas bukit dengan ketinggian 110 meter di atas permukaan laut. Pembangunan menara sejak tahun 2005 menghabiskan biaya Rp15 miliar. Menara Siger adalah simbol Lampung. Ia bukan hanya menjadi ikon pariwisata, tetapi dapat menjadi ikon dalam segala hal: keagamaan, seni dan budaya, pendidikan.

Anshori Djausal sebagai perancang mengungkapkan Menara Siger dapat memancing pengembangan kawasan pintu gerbang Pulau Sumatera. Pasca peresmian akan masuk investasi Rp100 miliar hingga Rp200 miliar. Dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung ini menambahkan, dalam setahun sekitar 15 juta – 20 juta orang melintas di Pelabuhan Bakauheni. Hal tersebut merupakan sebuah potensi bagi promosi kepariwisataan dan potensi ekonomi.

Menata Siger adalah paduan antara land mark dan pariwisata. Bagi Anshori, Menara Siger ibarat gadis cantik yang akan memancing setiap orang untuk melamarnya. Maksudnya, Menara Siger akan menumbuhkan daya tarik dan magnet bagi setiap orang, termasuk daya tarik investasi.

Secara fisik, Menara Siger dibangun dengan memperhatikan ciri khas Lampung. Di sekitar tugu dibangun ruang-ruang yang menampilkan budaya Lampung serta sarana-prasarana pariwisata. Sebagai tugu di ujung Pulau Sumatera, Menara Siger dilengkapi dengan tulisan penanda Titik Nol Pulau Sumatera. Menara Siger dengan warna emas itu dilengkapi ruangan tempat wisatawan melihat Pelabuhan Bakauheni serta keindahan panorama laut dan alam sekitarnya.

Siger adalah topi adat pengantin wanita Lampung. Menara Siger berupa bangunan berbentuk mahkota terdiri dari sembilan rangkaian yang melambangkan sembilan macam bahasa di Lampung. Menara Siger berwarna kuning dan merah, mewakili warna emas dari topi adat pengantin wanita. Bangunan ini juga berhiaskan ukiran corak kain tapis khas Lampung.

Bagunan akan berisi data asta gatra, yaitu trigatra mencakup letak geografis, demografis dan kekayaan sumber daya alam (SDA). Berikutnya panca gatra, yaitu berisi ideologi dan hankam. Dengan demikian para turis tidak perlu banyak bertanya.

Payung tiga warna (putih-kuning-merah) menandai puncak menara. Payung ini sebagai simbol tatanan sosial. Dalam bangunan utama Menara Siger Prasasti Kayu Are sebagai simbol pohon kehidupan. Menara Siger tidak hanya berbentuk sebuah fisik bagunan, tetapi mencerminkan budaya masyarakat dan identitas masyarakat Lampung sesuai dengan filosofi berpikir dan bertindak sesuai visi dan misi mewujudkan Lampung yang unggul dan bardaya saing. (Mahmudiono L.)

sumber :

PATNER

Blogs Directory

Followers