BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan sekitar 35 filum, namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika. Hewan menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi anggota terbanyak sebagian besar filum adalah spesies akuatik. Lautan, yang kemungkinan merupakan rumah bagi sejumlah besar filum hewan. Fauna air tawar sangatlah banyak , tetapi tidak sekaya keanekaragaman fauna laut.
Kebanyakan istilah dalam Zoologi itu berasal dari bahasa Latin atau Yunani. Contoh analisis asal kata adalah sebagai berikut : proto (Yunani) artinya ‘pertama’ dikombinasikan dengan zoa (Yunani) artinya ‘hewan’ , jadi protozoa adalah nama untuk hewan-hewan yang paling primitive. Anggota protozoa terdiri atas makhluk hidup eukariotik sederhana yang memiliki cirri-ciri hewan. Misalnya, mampu bergerak berpindah tempat dan mencerna makanan. Dahulu, para ilmuwan menganggap protozoa sebagai hewan yang pertama kali terbentuk di permukaan bumi. Namun, dalam perkembangannya ternyata anggapan tersebut sudah tidak tepat. Meskipun demikian, penggunaan istilah protozoa masih dipertahankan untuk suatu pengetahuan.
Protozoa merupakan makhluk hidup uniseluler, jumlah anggotanya banyak dan bersifat heterogen. Berdasarkan stuktur tubuh dan alat geraknya, filum protozoa dikelompokan menjadi 4 kelas, yaitu Rhizopoda, Flagellata, Cilliata, Sporozoa. Protozoa dapat ditemukan dimana-mana sehingga dikatakan bersifat kosmopolit. Oleh karena itu, salah satu alasan dari diadakanya praktikum ini untuk mengetahui filum protozoa yang ada di beberapa air yang biasanya banyak terdapat protozoa.
b. Tujuan
Untuk mempelajari morfologi dan cirri-ciri spesifik dari hewan phylum Protozoa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih mejemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protoza merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu aseluler tetapi keseluruhan organisme dibungkus oleh satu plasma membran (Brotowijoyo, 1986. hal: 60).
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu phylum dari kingdom protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dalam menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria (http://e-dukasi.net).
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari kingdom protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain Membrane plasma, Sitoplasma,Mitikondria.
Protozoa berasal dari kata protos berarti pertama dan zoa = zoo berarti hewan, jadi protozoa adalah binatang yang pertama kali ada (Soemiadji, 1986 hal: 32).
Diantara jenisnya ada yang hidup bebas di alam dan ada pula yang hidup sebagai parasit pada hewan atau manusia. Jenis yang hidup bebas banyak terdapat di tempat yang becek, genangan air dan kolam, tidak terbatas di air tawar tetapi juga di air asin (Soemiadji, 1986hal:32).
Filum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri atas satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto = awal, zoon = hewan ). Hewan filum ini hidup di daerah yang lembab atau berair, misal : di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam tubuh orgnisme lain. Protozoa ada yang hidup bebas, komensal maupun parasit pada hewan lain. Hewan ini ada yang secara individu (soliter) dan ada pula yang membentuk koloni (Kastawi, dkk.2003, hal: 20).
Menurut Radiopoetro (1996 hal: 144) sampai sekarang hewan-hewan yang termasuk dalam organisasi tingkat protoplasma ini, tergabung dalam Philum : Protozoa (protos = pertama, awal : zoon = hewan). Sering juga disebut bahwa protozoa ini adalah hewan unicellular, sedang parazoa atau Metazoa adalah multicelluler . hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tubuh satu organisme protozoa dapat disamakan dengan 1 cel parazoa atau metazoa.
Euglena adalah hewan bersel satu berwarna hijau, karena berklorofil, merupakan suatu marga dari hewan-hewan mastigophora. Hidup dalam kolam dan sering membuat lapisan permukaana air yang berwarna hijau (Brotowijoyo 1986 hal:60).
Euglena berbentuk seperti kumparan yang panjangnya bervariasi dari 25-100 mikron. Mempunya sebuah flagellum pada ujung anterior yang dimulai dari kerongkongan. Kedalam kerongkongan itu bermuara pada suatu tempat penampungan (reservoir). Kedalam reservoir itu bermuara beberapa vakuola kontraktil kecil. Dekat reservoir tersebut terdapat srigma merah (dianggap sebagai mata) (eu + Gr. Glene, biji mata). Dalam tubuh hewan biasanya terdapat sejumlah besar kloroplastid. Dalam sitoplasma disimpan karobohidrat sebagai makanan cadangan berupa butir-butir paramilum. Inti tunggal dan di tengah-tengahnya terkumpul kromatin (Brotowijoyo, 1986 hal: 61).
Pada lapisan entoplasma terdapat butir hijau daun, sehingga hewan ini dapat menyelenggarakan proses fotosintesis dengan menghasilkan zat tepung (amilum) (Kastawi, dkk. 2003 hal: 26).
Hewan euglena dapat bergerak maju ke depan secara spiral rotasi dengan menggunakan flagellumnya atau merayap pada suatu dasar tanpa menggunakan flagellumnya atau secara euglenoid. Euglenoid artinya bergerak dengan cara mengerutkan tubuh, kemudian agak membulat dan akhirnya memanjang lagi seperti semula (Kastawi, dkk. 2003 hal: 26).
Sebagian besar hewan ini mendapatkan mekanannmya dari hasil fotosintesis, berarti mendapatkan makanan dengan cara holophitic. Tetapi bias juga secara saprozoik, berarti menyerap makanan melalui seluruh permukaan tubuhnya, dan makanan ini berupa partikel-partikel hancuran makhluk yang telah mati (Kastawi, dkk.2003 hal: 26).
Banyak jenis amoeba yang hidup mandiri, antara lain Amoeba proteus, namun ada yang hidup parasitis dan menyebabkan penyakit disentri pada manusia dan hewan (anjing dan kucing), yaitu Entamoeba histolityca (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Ukuran Amoeba berkisar antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-ubah. Sitoplasma dibagi menjadi dua bagian, yaitu ektoplasma yang jernih, dan endoplasma yang lebih keruh. Inti sebuah, pipih, bulat. Selalu ada satu vakuola kontraktil dan banyak vakuola makanan (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia. Proses penjluran itu nampaknya adalah pencairan sementara bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). Karena pencairan itu terjadi plasmosol. Jika kemudian plasmosol iti dikentalkan kembali, maka penjuluran protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Menurut Kastawi dkk (2003 hal: 28) amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang dari genus Amoeba dan Pelomyxa bentuknya asimetris dan bentuk ini selalu berubah. Sebaliknya amoeba bercangkang memperlihatkan simetris bagian luarnya (cangkangnya).
Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopodia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang). Pada lobopodia, penjuluran lebih besar dan mengandung ekto dan endoplasma, sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari ektoplasma (Kastawi, dkk. 2003 hal: 28).
Cangkang berasal dari sekresi sitoplasma berupa silica atau khitin, atau materi dari luar yang melekat. Amoeba melekat pada dinding dalam cangkang dengan perantara penjuluran protoplasma. Cangkang selalu memiliki bidang terbuka untuk penjuluran sitoplasma, dan karenanya bentuk cangkang sering mirip helm/topi (Kastawi, dkk.2003 hal: 28).
Marga paramecium mempunyai rambut atau bulu getar pada seluruh permukaan tubuhnya. Bentuk tubuhnya seperti sandal (cenela). Ukurannya kira-kira 250 mikron panjang, bentuk agak silindris. Dibagian oral terdapat celah berbentuk spiral dan berakhir pada kerongkongan yang panjangnya hampir separuh panjang tubuh. Ektoplasma tipis, mengandung banyak trikokista, yaitu alat pelindung diri yang dapat mengeras. Di tengah-tengah tubuh terdapat makronukleus, dan satu atau dua mikronukleus. Biasanya ada dua vakuola kontraktil dan banyak vakuola makanan (Brotowijoyo, 1986 hal: 67)
Paramecium caudatum adalah kelompok protozoa yang sering dijumpai di periran air tawar, misalnya sawah, kolam dan air yang mengenang. Bentuknya menyerupai sandal, bagian anterior tumpul dan yang posterior meruncing. Permukaan tubuhnya agak lentur namun bentuk tubuhnya sudah tetap dan bagian ini disebut pellicle. Seluruh permukaan tubuhnya ditumbuhi rambut getar yang disebut cillia, berfungsi sebagai alat gerak. Didaerah pertengahan tubuhnya terdapat bentuk lekukan yang ujungnya diakhiri degan bentuk kantung, ini disebut gulet. Bentuk kantung bila terlepas dari gulet akan menjadi vakuola makanan. Sitoplasma dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah ektoplasma dan bagian dalam disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma terdapat bentukan menyerupai akar yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri dari terhadap serangan lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain waktu mengambil makanan. Paramaecium caudatum mempunya dua inti, yaitu mikronukleus dan dan makronukleus. Fungsi makronukleus untuk mengatur proses metabolisme, sedangkan mikronukleus untuk perkembangbiakan. Setiap sel paramaecium caudatum mempunyai dua vakuola berdenyut, bentuk dan letaknya berbeda dengan vakuola yang dimiliki Amoeba proteus, tetapi fungsinya sama yaitu untuk eliminasi dan mengeluarkan air dari sitoplasma (Soemadji, 1986 hal: 308).
Berdasarkan klasifikasinya protozoa dibedakan menjadi lima kelas yaitu :
1. Kelas Mastigopora (flagellata)
Hewan-hewan yang termasuk dalam kelas ini mempunyai satu atau lebih flagella (bulu cambuk). Contoh dari hewan ini adalah Euglena viridis, adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Philum : Protozoa
Sub Philum : Sarcomastigophora
Kelas : Phitomastigophora
Family : Euglenoidae
Genus : Euglena
Species : Euglena Viridis
2.Kelas Sarcodina (Rhizopoda)
Rhizopoda bergerak dan makan dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu). Hewan-hewan kelas ini Amoeboid, yaitu bentuk tubuhnya tidak tetap (selalu berubah-ubah). Salah satu contoh Rhizopoda adalah Amoeba proteous, adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Philum : Protozoa
Sub phylum : Plasmoderma
Class : Sarcodina
Subclass : Rhizopoda
Ordo : Amoebima
Family : Amoebioae
Genus : Amoeba
Species : Amoeba proteaus
3. Kelas cilliata (Ciliophora)
Hewan-hewan anggota kelas ini mempunyai ciliata (rambut getar) untuk bergerak atau mencari makan. Hidupnya mandiri atau sebagai komensal dalam saluran pencernaan herbivora dan sebagainya. Ciliata hdup dalam kolam alam. Contoh dari kelas ini adalah Paramaecium caudatum, adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Philum : Protozoa
Sub phylum : Ciliophora
Class : Ciliate
Subclass : Holotricha
Ordo : Hymenostomatida
Family : Paramecidae
Genus : Paramaecium
Species : Paramaecium caudatum
Euglena banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hijau pada air kolam. Hal in disebabkan hewan tersebut memiliki kloroplas didalam tubuhnya (Kastawi, dkk. 2003 hal. 25)
Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena viridisz (http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=134&fname=bio_106_kb2 _hal27 b.htm)
Amoeba banyak terdapat di lumpur-lumpur , dibagian dasar kolam, sawah, sungai, danau, atau tempat-tempat lain yang berair dan banyak mengandung sisa-sisa organisme (Kastawi, 1986 hal: 4)
Hewan Euglena bergerak maju kedepan secara spiral rotasi dengan menggunakan flagellumnya atau secara euglenoid. Euglenoid artinya bergerak dengan cara mengkerutkan tubuh, kemudian agak membulat dan akhirnya memanjang lagi seperti posisi semula (Kastawi, dkk. 2003 hal. 26)
Reproduksi Euglena viridis secara aseksual yaitu dengan pembelahan longitudinal dan dimulai pada ujung anterior (Brotowidjoyo, 1995 hal: 61).
Euglena membuat makanan sendiri dari makanannya sendiri dari makanan yang larut di sekitarnya, jadi hewan tersebut bersifat autotrof . kemampuan membuat maakanannya sendiri hanya berlangsung bila ada cahaya matahari (Brotowidjoyo, 1995 hal: 61).
Amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia. Proses penjuluran itu nampaknya adalah pencairan sementara bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). karena pencairan itu terjadi plasmosol. jika, kemudian plasmosol itu dikentalkan kembali, maka penjuluran protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya (Brotowidjoyo, 1995 hal: 64).
Amoeba bernapas dengan cara mengambil oksigen melalui permukaan tubuhnya dengan cara difusi. Sari makanan dioksidasikan dengan oksigen, yang akhirnya menghasilkan energi (Kastawi, dkk. 2003 hal: 29)
Perkembangbiakan Amoeba dengan cara membelah diri, yaitu dimulai pembelahan inti, kemudian diikuti oleh sitoplasmanya . Pembiakan ini berlangsung jika keadaan memburuk akan membentuk kista. Pembentukan kista ini dimaksudkan agar terus dapat hidup meskipun keadaan memburuk. Keadaan hidup demikian disebut “hidup latent” (Kastawi, dkk. 2003 hal: 29)
Paramaecium bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan transversal. Makronukleus membelah secaara amitosis, lalu satu atau beberapa mikronukleus membelah secara mitosis, semuanya berlangsung dalam membrane nuklearis. Secara seksual dengan konjugasi, yaitu didahului dengan pertukaran inti antara dua individu (Brotowidjoyo, 1995 hal: 67).
Paramaecium bergerak maju sambil mengadakan rotasi yang arah perputarannya bila dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam. Pergerakan tersebut terjadi karena perpaduan antara gerak cilia tubuh seperti system dayung dan gerak cilia pada oral grove yang sangat kuat (Kastawi, dkk. 2003 hal: 36)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Alat dan Bahan
1. Alat-alat
• Pinset
• Mikroskop
• Obyek glass/ Cover glass
• Benang/ Agar gelatin
• Pipet
2. Bahan-bahan
• Kultur protozoa
• Air rendaman jerami
• Air rendaman kol
• Air selokan
b. Cara kerja
1. Ambil 1-2 tetes air rendaman jerami, teteskan pada obyek glass, lihat dibawah mikroskop. Amati dan kemudian gambar apa yang terlihat serta keterangannya.
2. Bandingkan dengan gambar yang dad dan lengkapi keterangannya.
3. Kerjakan langkah 1, untuk air kolam dan air sawah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Pengamatan
NO. OBYEK RHIZOPHODA FLAGELLATA CILLIATA SPOROZOA
1. Air rendaman jerami
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
2. Air rendaman kol
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
3. Air selokan
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
b. Pembahasan
Pengamatan Dalam Sampel Air Rendaman Jerami
Setelah melakukan pengamatan dengan sample air rendaman jerami ditemukan banyak organisme diantaranya Paramecium sp, Amoeba sp, Euglena viridis, dan juga terdapat Anelida. Paramecium Yang ditemukan berbentuk oval seperti sandal dan bentuknya tidak berubah-ubah. Menurut Pustekkom (2008), Paramecium sp merupakan Protista menyerupai hewan yang ditumbuhi rambut getar (sillia), hal tersebut sama persis dengan Paramecium yang ditemukan dalam pengamatan, tubuh Paramecium yang dalam pengamatan di bagian tubuhnya banyak terlihat bulu-bulu agak halus. Pada tubuh paramecium, anterior tampak terlihat tumpul sedangkan ujung posteriornya meruncing dan pada bagian luarnya terdapat selaput pembungkus bersifat elastis yang disebut pelikel. Ukuran tubuh paramecium kira-kira antara 120 sampai 300 mikron. Pada bagian ektoplasma terdapat semacam alat pertahanan tubuh terhadap mangsanya. Di sebelah bawah bagian interior terdapat celah mulut yang dilanjutkan ke arah lebih dalam membentuk mulut sel dan berlanjut sampai kebagian kerongkongan. Dibelakang celah mulut terdpat anus yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa pencernaan makanan. Selain itu, paramecium juga memiliki duo vakuola (vakuola makanan dan vakuola kontraktil) dan memiliki dua nukleus (Makronukleus dan Mikronukleus).
Pengamatan dalam air rendaman jerami juga ditemukan Amoeba sp. Amoeba yang terlihat dengan mikroskop tersebut bentuknya yang asimetris dan selalu berubah-ubah. Amoeba mempunyai kaki semu sebagai alat gerak sekaligus untuk menangkap makanan.
Selain itu, dalam air rendaman jerami juga ditemukan Eulena viridis. Dalam pengamatan Euglena terlihat jelas bergerak dengan cepat dengan tubuhnya berbentuk seperti daun dan dibagian anteriornya terdapat seperti ekor yang disebut bulu cambuk yang berfungsi sebagai alat gerak. Menurut Brotowijoyo (1986 hal :60) Euglena adalah hewan bersel satu berwarna hijau karena berklorofil. Tetapi dalam pengamatan Euglena yang ditemukan dalam sampel air rendaman jerami tidak terlihat berwarna hijau. Hal ini mungkin tejadi mungkin karena keterbatasan mikroskop cahaya yang dipakai.
Organisme lain yang ditemukan dalam sampel air rendaman jerami antara lain Anelida, serabut-serabut seperti alga berfilamen, dan karena kurangnya pengetahuan pengamat sehingga tidak dapat menentukan apakah bentuk-bentuk lain yang tidak bergerak itu termasuk organisme ataupun hanya kotoran-kotoran saja.
Pengamatan Dalam Sampel Air Rendaman Kol
Dalam pengamatan dengan sampel air rendaman kol ditemukan Amoeba sp, dan ditemukan seperti alga-alga berfilamen. Amoeba yang ditemukan bentuknya hampir sama dengan yang ditemukan dalam air rendaman jerami, bentuknya yang asimetris, tidak tetap dan selalu berubah-ubah. Entah kebetulan atau gimana, dalam pengamatan air rendaman kol, Amoeba yang ditemukan lebih banyak bila dibandingkan dengan Amoeba yang ditemukan dalam air rendaman jerami.
Pengamatan Dalam Air Selokan
Dalam pengamatan dengan sampel air selokan ditemukan Paramecium sp dan Alga-alga yang berfilamen. Paramecium yang ditemukan di air selokan bentuknya sama dengan paramecium yang ditemukan dalam air rendaman jerami. Bentuknya yang oval seperti sanda, tidak berubah-ubah dan seluruh permukaan tubuhnya terdapat silia (bulu getar). Bedanya hanya terlihat pada ukuranya saja. Dalam air selokan paramecium terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan paramecium yang di temukan dalam air rendaman jerami. Hal ini mungkin karena di air selokan zat organiknya lebih banyak bila dibandingkan di air jerami. Atau kemungkinan juga kedua paramecium yang ditemukan dilain tempat tersebut berbeda jenisnya.
BAB V
KESIMPULAN
Protozoa berasal dari kata protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Anggota protozoa terdiri atas makhluk hidup eukariotik sederhana yang memiliki ciri-ciri hewan. Protozoa merupakan makhluk hidup uniseluler, jumlah anggotanya banyak dan bersifat heterogen. Protozoa dapat ditemukan dimana-mana sehingga dikatakan bersifat kosmopolit. Berdasarkan stuktur tubuh dan alat geraknya, filum protozoa dikelompokan menjadi 4 kelas, yaitu Rhizopoda, Flagellata, Cilliata, Sporozoa.
Dalam sample air rendaman terdapat Paramecium sp, Amoeba sp, Euglena viridis, dan ditrmukan cacing jenis anelida. Dalam sample air kol ditemukan Amoeba dan alga-alga berfilamen, sedangkan dalam sampel air selokan ditrmukan Paramecium dan alga-alga berfilamen. Patamecium yang ditemukan bentuknya oval seperti sandal dan bemtuknya tidak berubah serta di seluruh permukaan tubuhnya banyak terdapat bulu yang disebut bulu getar. Para mecium yang ditemukan dalam air selokan ukuranya lebih besar bila dibandingkan dengan Paramecium yang ditemukan dalam air rendama jerami. Hal ini mungkin karena dalam air selokan kandungan zat organiknya lebih banyak bila dibandingkan dalam air rendama jerami. Atau mungkin kedua Paramecium yang ditemukan berbeda jenis. Amoeba yang ditemukan dalam air rendama jerami dan air kol bentuk tubuhnya asimetris dan tidak tetap. Amoeba mempunyai kaki semu yang berfungsi sebagai alat gerak sekaligus untuk menangkap makanan. Euglena yang ditemukan dalan air rendaman jetami bentuk tubuhnya mirip daun, dibagian anteriornya terdapat ekor (bulu) yang disebut bulu cambuk.
DAFTAR PUSTAKA
http://didik-abd.blogspot.com
Karman, Oman.2007.Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas X.Bandung:Grafindo
http://e-dukasi.net
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar hasil pengamatan
1. Sampel air kol dan air rendaman jerami
2. Sampel air selokan
Blog Archive
-
▼
2009
(23)
-
▼
December
(13)
- Mengapa Semut tidak Dimangsa Si Kantong Semar?
- TANJUNG BINTANG SIMPAN POTENSI BATU MULIA
- SEJARAH SUKU LAMPUNG (sumber : http://achmadyani.w...
- GALERI FOTO
- MANFAAT BIOLOGI BAGI KEHIDUPAN
- PERKEMBANGAN BIOLOGI
- ORGANISASI KEHIDUPAN
- SEJARAH KECAMATAN TANJUNG BINTANG
- LAPORAN PRAKTIKUM FILUM VERMES DAN FILUM ARTHROPODA
- LAPORAN PRAKTIKUM FILUM MOLLUSCA DAN ECHINODERMATA
- Laporan Praktikum Filum Protozoa
- VIRUS DAN GANGGANG BIRU
- ALKALI
-
▼
December
(13)
Sunday, December 6, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
terimakasih kakak.
sangat membantu....
minta izin di cpy kak ya.....
Iya sama2 mudah2an dpt membantu,
terima kasih atas kunjungan na..
WAH trima kasih KK sangat membantu. . . bole di copy. ?
teyimakaciiiih :D