Tuesday, December 8, 2009

LAPORAN PRAKTIKUM FILUM MOLLUSCA DAN ECHINODERMATA

0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita sebagai makhluk ciptaannya patut bersyukur dengan apa yang telah di ciptakannya. Di bumi ini, keanekaragaman hewan sangat beragam jenisnya. Oleh karena itu, kita perlu mengklasifikasikannya untuk mempermudah dalam memepelajarinya. Klasifikasi bertujuan untuk memepermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara melihat/mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat pada objek tersebut. Keuntungan yang diperoleh dengan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang dipelajari serta mempermudah dalam penaman nama ilmiah
Dalam klasifikasi terdapat kingdom/dunia animalia (hewan). Kingdom animalia dapat dibagi menjadi beberapa filum seperti : mollusca dan echinodermata. Kata mollusca berasal dari bahasa latin mollis yang berarti lunak. Oleh sebab itu, mollusca disebut hewan bertubuh lunak. Tubuh mollusca berbentuk bulat simetris dan tidak bersegmen. Hidup di air laut, tawar dan di darat. Sebagian besar jenis mollusca memiliki cangkang (mantel), yaitu lapisan jaringan yang menutupi organ-organ viseral dan membentuk rongga mantel. Cangkang mollusca tersusun atas zat kapur yang berguna untuk melindungi diri. Namun ada yang tidak memiliki cangkang. Filum ini di bagi menjadi beberapa kelas yaitu: Amphineura / Polyplachopora, Gastropoda, Scaphopoda, pelecypoda dan cehalopoda. Dalam kelas Cehalopoda merupakan hewan yang kakinya berada di kepala. Kaki ini dikenal dengan nama tentakel atau lengan yang berfungsi untuk menangkap mangsa contohnya adalah cumi-cumi. Dalam kelas scahopoda seperti bekicot hidup di air laut dan tubuh dilengkapi tentakel kecil yang bernama kaptakula. Selain filum mollusca ada juga filum echinodermata, echinodermata berasal dari bahasa latin echinos (duri) dan derma (kulit). Oleh sebab itu, echinodermata disebut hewan berkulit duri. Echinodemata merupakan hewan yang tidak memilik segmen. Kulit tubuh berduri dan tersusun atas lempeng-lempeng zat kapur. Gerakan Echinodermata dilakukan dengan kaki amburakal. Hewan ini banyak hidup di perairan laut.Berkembang biak secara seksual dan pembuahan berlangsung di air. Dan memiliki daya regenerasi. Filum ini terbagi atas kelas asteroidea seperti bintang laut, Echinoidea seperti bulu babi, Ophiuroidea seperti bintang ular, Holothuroidea seperti teripang dan Crinoidea seperti lilia laut.


B. TUJUAN

1. Mengamati morfologi dan anatomi hewan dari filum moluska kelas cephalopoda.
2. Untuk mempelajari morfologi dan anatomi spesies dalam filum echinodermata.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Filum Moluska
Moluska berasa dari bahasa latin yaitu mollus yang berarti lunak. Oleh karena itu ciri utama hewan yang tergolong filum ini tubuhnya lunak, pada bagian anterior terdapat kepala, kaki terletak di bagian ventral, dan bagian dorsal berisi organ-organ visceral. Anggota filum molluska antara lain remis, tiram, cumi-cumi, octopus dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya, molluska memiliki kelimpahan spesies terbesar disamping anthropoda (Kastawi, 2003: 181).
Menurut brotowijoyo (1996:111), molluska bertubuh lunak, non metameris, pada dasarnya bersifat bilateral simetris, dan terbungkus dalam rumah berkapur yang berasal dari sekretnya sendiri.
Moluska berasal dari bahasa latin berarti lunak. Moluska merupakan salah satu kelompok terbesar dan terpenting dalam dunia hewan. Anggota filum moluska mencapai 100.000 spesies. Ilmu yang mempelajari moluska dinamakan Malakologi (Karmana, 2007.hal 210)
Moluska (filum mollusca, dari bahasa latin : molluscus : lunak) merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Kedalamnya termasuk semua hewan lunak maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya (http://id.wikipedia.org).
Mollusca merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Moluska hidup di air laut, air tawar, payau, dan darat. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan disekitar rumah kita (http://id.wikipedia.org).
Tubuh moluska diselubungi lapisan sel yang dinamakan mantel. Mantel terletak di bawah cangkang. Kebanyakan hewan moluska hidup di laut, mulai dari bagian yang dangkal sampai bagian laut yang dalam. Beberapa spesies moluska hidup di air tawar, misalnya siput yang hidup di sawah-sawah atau di sungai (Karmana, 2007. hal : 210).
Tubuh tidak bersegmen, simetri bilateral, tubuhnya terdiri dari kaki maskular, dengan kepala berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan hidup di substrat, menggali dan member substrat, atau melakukan pergerakan (http://id.wikipedia.org).
Filum moluska pada umumnya memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, relative bulat, dan pendek. Sietem pencernaanya sudah lengkap. Mulutnya dilengkapi gigi yang terbuat dari zat kitin. Anusnya terbuka dan terletak dalam rongga mantel. Hewan ini memiliki hati dan kelenjar ludah. System peredaran darah pada moluska terdiri atas jantung atau pembuluh darah. System peredaran darahnya merupakan system peredaran darah terbuka. Jantung terdiri atas satu atau dua atrium dan satu ventrikel (Karmana, 2007. hal : 210).
Respirasi pada moluska menggunakan insang atau paru-paru. Selain itu, moluska memiliki ginjal sebagai alat ekskresinya. System saraf memiliki 3 ganglion, yaitu ganglion serebralis yang terletak di atas mulut, ganglion pedalis pada kaki, dan ganglion visceralis berada dalam tubuh.
Organisme ini dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Akan tetapi, beberapa spesies merupakan organisme hermaprodit.
Filum moluska terbagi atas 3 kelas yaitu Gastropoda, Bivalvia, Cephalopoda.
Kelas Gastropoda merupakan kelas terbesar dalam filum mollusca adalah yang memiliki lebih dari 40.000 species yang hidup, sebagian besar gastropoda adalah hewan laut, tetapi banyak juga sepesies air tawar. Bekicot dan Slug telah beradaptasi dengan lingkungan darat (Campbel, 1999:224)
Menurut Brotowijoyo (1996: 142), Gastropoda hidup dalam ruang bungkal yang terdapat radula. Gastropoda juga hidup di air tawar dan darat.
Siput darat atau Achatina tercakup di dalam sub clasis pulmonata dari claiss gastropoda yang merupakan kelompok mollusca yang sangat besar. Siput darat berbeda dengan gastropoda slainnya, pertama, dalam hal pernapasan, ia sudah tidak memiliki Ctenidia, yaitu semacam insang dan fungsinya telah diganti oleh bagian pillium yang tipis dan kaya dengan pembuluh pembuluh kapiler-kapiler darah, kedua mengenai system nervosium, ganglia yang utama terkkumpul membentuk bangunan serupa cincin mengelilingi esgophagus, tanpa jaringan pengikat di dalamnya (Radiopoetro, 1996: 354)
Menurut Suwignyo (2005: 132), Bentuk cangkang siput pada umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde. Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut apex. Sumbu kerucut disebut columella. Gelung terbesar disebut body whorl dan gelung kecil-kecil di atasnya disebut spire. Di antara bibir dalam dan gelung terbesar terdapat umbilicus, yaitu ujung culumella yang berupa celah sempit sampai lebar dan dalam. Apabila umbilicus tertutup, maka cangkang disebut imperforate.
Kelas cephalopoda adalah hewan moluska yang memiliki kaki atau alat gerak pada kepala. Tubuh memiliki kepala yang relative besar dengan dua buah mata. Pada bagian pusat kepalanya terdapat mulut yang dikelilingi oleh lengan yang memiliki alat hisap. Cephalopoda memiliki empat pasang lengan berukuran panjang yang dinamakan tentakel (karman.2007,hal:212).
System pencernaan pada cephalopoda terdiri atas mulut,esophagus yang bulat, lambung, sekum, usus halus, rectum dan anus. Repirasi dilakukan dengan menggunakan insang. System ekresinya diatur oleh sepasang ginjal. System saraf terdiri atas sepasang ganglion dalam rongga otak sekitar taring (Karman.2007.hal:213)
Bentuk tubuh bivalvia simetri bilateral dan memiliki cangkang berupa katup yang terbelah dua sehingga hewan ini dinamakan bivalvia. Bivalvia tidak memiliki kepala tetapi memiliki kaki yang berbentuk pipih. Oleh karena itu, kelas bivalvia juga dinamakan Pelecypoda (Yunani, Pelecys =kapak kecil, podos= kaki) (Karmana,2007.hal:214).
Bivalvia bernapas dengan menggunakan insang. Cangkang kelas bivalvia terdiri atas tiga lapisan, yaitu bagian luar (periostrakum), lapisan tengah (prismatic), lapisan yang paling dalam (nakreas). Cangkang berperan sebagai eksoskeleton yang berfungsi melindungi tubuh yang lunak. Cangkang pada bagian ventral dan pada bagian dorsal tebal membentuk tonjolan yang dinamakan umbo. Pada bagian dorsal terdapat engsel yang diikat oleh jaringan ikat yang dinamakan ligament. Cangkang dapat menutup atau membuka, digerakkan oleh otot aduktor (Karman,2007.hal:214).
System pencernaan makana terdiri atas mulut dengan dua bibir, esophagus yang pendek, lambung, usus halus, rectum, dan anus. Sistem peredaran darah memiliki jantung yang terdiri atas dua atrium dan satu ventrikel. System saraf memiliki 3 buah ganglion, yaitu gamglion pedalis, visceralis, dan serebralis. Terdapat pula alat keseimbangan berupa statokis. Alat reproduksinya memiliki sepasang gonad (Karman,2007.hal:215).

B. Filum Echinodermata
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani echin yang berarti duri dan derma yang berarti kulit. Jadi, echinodermata adalah hewan yang kulitnya berduri atau disebut juga hewan berduri (Karmana, 2007. hal : 233)
Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang mencangkup bintang laut, teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hamper semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode kambrium awal dan terdiri dari 7000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah (http://wapedia.mobi).
Echinodermata dalah binatang bekulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik (http://e-smartschool.com).
Bentuk tubuh dewasanya adalah simetri radial, sedangkan larvanya berupa simetris bilateral. Larva dapat berenang dengan bebas yang disebut bipinaria. Kulitnya terdiri atas lempengan-lempengan kapur dengan duri-duri kecil pada permukaanya. Echinodermata merupakan hewan pemakan sampah di laut sehingga laut menjadi bersih. Pergerakannya dengan system ambulakaral atau system pembuluh air. Mereka memiliki kaki buluh yang disebut kaki ambulakral (Sudjadi, 2004.hal42
Bentuk tubuh Echinodermata simetri radial, memiliki rangka dalam berupakan zat kapur dengan tonjolan duri dipermukaan. Hewan ini dapat hidup di laut mulai dari pantai sampai kedalaman kurang lebih 100.000 m. Hidup bebas, gerakannya lambat dan tidak ada yang hidup parasitic. Beberapa spesies hidup menempel (sesil) (Karmana, 2007. hal :233).
Bentuk tubuh hewan dewasa simetri radial, sedangkan larvanya bertubuh simetri bilateral. Tubuhnya memiliki tiga lapisan, organ tubuhnya bersilia, tidak memiliki kepala, otak atau bersegmen. Alat gerak berupa kaki tabung atau kaki ambulakral. Epidermis yang padat menutupi bagian endoskeleton mesodermal tubuhnya. System pencernaanya sangat sederhana dan ada yang tidak memiliki anus.
System peredaran darah belum jelas dan masih sederhana. Sementara itu, respirasi dilakukan menggunakan insang atau papula yang merupakan tonjolan dari rongga tubuh. System saraf Echinodermata terdiri atas saraf berupa lingkaran atau cincin yang melingkari mulut dan saraf radial menuju tangan.
Individu jantan dan betina sudah dapat dibedakan. Gonad relative besar dengan saluran yang sederhana. Ovumnya berjumlah banyak dan mengalami fertilisasi di laut. Larva berukuran mikroskopis, bersilia, transparan, dan biasanya bereng bebas.



BAB III
METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Praktikum filum Moluska

• Dissecting set
• Bak preparat
• Jarum pentul
• Cumi-cumi
2. Praktikum filum Echinodermata

• Mikroskop
• Pinset
• Loupe
• Spesies Echinodermata
• Herbarium basah

B. Cara kerja

1. Praktikum filum Moluska

• Baringkan cumi-cumi dengan mengarahkan bagian ventralnya kea rah atas.
• Bukalah rongga mantelnya dengan pinset, kemudian guntinglah melalui tengah-tengah mantelnya kea rah posterior tubuhnya.
• Rentangkan mantel yang telah dibuka kea rah masing-masing.
• Gambarkan morfologinya, beri keterangan dan buat klasifikasinya.
• Gambarkan anatominya dan beri keteranganya.

2. Praktikum filum Echinodermata
• Ambilah spesies dari Echinodermata yang ada di laboratorium yang telah diawetkan.
• Amatilah bagian-bagian morfologi dari tubuh hewan Echinodermata.
• Gambarlah spesies Echinodermata yang diamati kemudian berikan keteranganya yang lengkap serta tuliskan klasifikasikannya.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Praktikum Filum Moluska






2. Praktikum Filum Echinodermata






B. Pembahasan
1. Pengamatan pada filum Moluska
Setelah melakukan pengamatan pada cumi-cumi (loligo sp), dapat diketahui morfologi hewan tersebut dengan jelas. Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala, leher dan badan. Kepala cumi-cumi terlihat besar dan dikepalanya terdapat dua mata yang berfungsi untuk melihat, tetapi mata pada moluska tidak memiliki kelopak mata. Pada saat pengamatan matanya terlihat sudah agak terlihat pucat karena mungkin cumi-cumi yang diamati sudah agak lama matinya. Selain mata yang terdapat di bagian kepala yaitu mulut yang terdapat di bagian tengah-tengahnya, mulutnya tersebut dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel yang panjang berfungsi untk menangkap, menarik, dan memasukkan makanan kedalam mulut serta berfungsi untuk berenang. 8 tentakel pendek berfungsi untuk membantu memegang makana tersebut. Pada setiap ujung tentakel terdapat alat penghisap (sucker) yang bentuknya bintik-bintik mirip seperti jerawat. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang penting untuk keseimbangan tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung, mamtel melekay pada badan, sedangkan pada daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga yang disebut rongga mantel. Di bagian bawah dekat dengan mulut terdapat lubang sifon yang berfungsi untuk mengeluarkan kotoran dari anus dan kabut tinta dari kantung tinta dan berfungsi untuk mengeluarkan air dari rongga mantel, yang berguna untuk pernapasan dan membantu pergerakan.
Setelah mengamati bagian fisik dari cumi-cumi, selanjutnya pengamatan dipusatkan pada bagian dalam (anatomi) dari tubuh cumi-cumi. Yang tadinya bagian posteriornya pada saat pengamatan morfologi cumi-cumi di letakkan dibagian bawah tetapi pada pngamatan anatomi cumi-cumi di balik, posterior diletakkan dibagian atas yang bertujuan memudahkan dalam pembedahan tubuh cumi-cumi. Pembedaha tubuh cumi-cumi dengan menggunakan guting yang dimulai dari ujung dekat kantung tinta. Setelah tubuh cumi-cumi terbuka, terlihat organ-organ dalam. Organ dalam cumi-cumi sangat lengkap. Terdapat kantung tinta yang berwarna hitam, berisi racun tinta dan kantung tinta bermuara ke lubang sifon. Dibagian bawahnya kantung tinta terdapat oesofagus. Pada cumi-cumi, pernapasan dengan menggunakan insang yang terletak dekat dengan kantung tinta. Insang pada cumi-cumi terdapat satu pasang yang bentuknya seperti sisir. Cumi-cumi termasuk hewan hermaprodit, di dalam tubuhnya terdat testis dan ovarium. Testis dan ovarium terletak di atas insang sebelah kanan. Testis bebtuknya lonjong dan memanjang yang terhubung dengan kantung sperma, sedangkan ovarium berbentuk membulat dan terlihat bintik-bintik. Di bagian atas organ-organ tersebut terdapat cangkang dalam yang bentuknya seperti ujung pedang. Organ-organ lain seperti kancing, ganglion steilate, kelenjar nidam, jantung, hati, serta organ pencernaan, baik yang terlihat oleh pengamat maupun yang tidak terlihat, tidak sempat diamati karena kurangnya pengetahuan dari pengamat tentang nama dan letak dari organ-organ dalam cumi-cumi. Berikut ini adalah klasifikasi dari cumi-cumi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Chepalopoda
Subkelas : Coloidea
Superordo : Decapodiformes
Ordo : Decapoda
Family : Loliginidae
Genus: Loligo
Spesies : Loligo indica

2. Pengamatan pada filum Echinodermata

• Pengamatan pada Bintang laut
Bintang laut merupakan hewan dari filum Echinodermata dari kelas Asteoidea. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Dikeliling duri, di antara papilla terdapat duri kecil yang dinamakan pedicelaria. Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin.
System pencernaan terdiri atas mulut, lambung, pylorus, dan 5 pasang kelenjar hati (berada dalam lengan), usus halus, dan anus. Sementara itu system saraf tersusun membentuk cincin disekitar mulut. Berikut ini adalah klasifikasi dari bintang laut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Ordo : Astericeae
Family : Asterideae
Genus : Asterias
Spesies : Asterias forberi

• Pengamatan pada Lilia laut
Lilia laut merupakan hewan dari filum Echinodermata dari kelas Crinoidea. Lilia laut jika dilhat sepintas seperti tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan, tak beda seperti tumbuhan yang menempel di bebatuan. Lilia laut juga memiliki 5 lengan yang bercabang-cabang lagi mirip bunga lili.
Ciri lainnya mulut dan anus hewan ini terdapat di permukaan oral dan tidak mempunyai madreporit, tetapi memiliki system saraf yang berupa cincin pusat dan saraf menuju masing-masing lengan. Hewan ini sering ditemukan menempel dengan menggunakan cirri (akar) pada bebatuan di dasar laut. Lilia laut juga bisa berenang bebas, sehingga jika lingkungan tidak menguntungkan akan pindah dan menempel pada tempat lain. Jenis lainnya adalah Antedon tenella, dengan tubuhnya kecil-kecil, bentuk piala disebut calyx (kaliks) tanpa tangkai. Berikut ini klasifikasi dari lilia laut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinidermata
Class : crinoidea
Ordo : Ptilocriceae
Family : Ptilocridea
Genus : Ptilocrinus
Spesies : Ptilocrinus pinnatus

• Pengamatan pada Bintang ular laut
Bintang ular laut tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Badannya berbentuk cakram bulat kecil. Lengannya lebih langsing dan lebih panjang dari pada lengan bintang laut. Lengan bintang ular laut lebih mudah patah dan berfungsi untuk memasukkan makanan kedalam mulut. Mulutnya terdapat di permukaan oral. Bintang ular laut tidak mempunyai anus dan sekum. Madreporit terdapat di permukaan oral. Bintang ular laut sudah dapat dibedakan antara jantan dan betina. Berikut ini adalah klasifikasi dari bintang ular :
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Ophiuroidea
Ordo : Ophiophocea
Family : Ophiophodea
Genus : Ophiopholis
Spesies : Ophiopholis guleata

• Pengamatan pada Dolar pasir (Sand Dollar)
Sample hewan dari kelas Echinodea yang diamati yaitu Dollar pasir (Sand Dollar). Bentuk tubuh dolar pasir berbentuk lempengan bulat tipis seperti uang logam. Jika dilihat dari atas dan bagian bawah tubuh dollar pasir terlihat garis-garis seperti jari-jari pada ban sepeda. Dilihat dari anteriornya, dolar pasir dibagian tengah-tengah dari tubuhnya terlihat lubang yang disebut dengan anus. Dan didekat anus terdapat lubang kelamin dan madreporit.
Dibawah ini klasifikasi Dollar laut (Sand Dollar) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Echinoidea
Ordo : Echinarae
Family : Echinaraidea
Genus : Echinara
Spesies : Echinara chinius

• Pengamatan pada teripang
Teripang memiliki tubuh yang lunak, memanjang dengan garis oral ke aboral sebagai sumbu. Pada tubuh teripang terdapat kulit yang mengandung osikula yang halus. Kulit tubuhnya terdiri atas kutikula yang menutupi epidermis yang mengandung osikula, selapis otot melingkar dan lima berkas otot memanjang ganda. Teripang dapat bergerak dengan cara memanjang dan memendekkan diri dengan otot tersebut. Tubuh teripang tidak memiliki lengan. Di bagian anterior terdapat 10-30 tentakel disekitar mulutnya. Teripang meletakkan diri pada bagian dorsal sebelah atas. Dibawah ini klasifikasi dari teripang :
Klasifikasi : Teripang
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Holothuroidea
Ordo : Thyroiceae
Family : Thyroidea
Genus : Thyroine
Spesies : Thyroine biaccus



BAB V
KESIMPULAN

Dalam klasifikasi terdapat kingdom/dunia animalia (hewan). Kingdom animalia dapat dibagi menjadi beberapa filum seperti : mollusca dan echinodermata. Moluska berasa dari bahasa latin yaitu mollus yang berarti lunak. Oleh karena itu ciri utama hewan yang tergolong filum ini tubuhnya lunak, pada bagian anterior terdapat kepala, kaki terletak di bagian ventral, dan bagian dorsal berisi organ-organ visceral. Anggota filum molluska antara lain remis, tiram, cumi-cumi, octopus dan siput. Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala, leher dan badan. Kepala cumi-cumi terlihat besar dan dikepalanya terdapat dua mata yang berfungsi untuk melihat, tetapi mata pada moluska tidak memiliki kelopak mata. Cumi-cumi memiliki 10 tentakel, 2 tentakel yang panjang berfungsi untk menangkap, menarik, dan memasukkan makanan kedalam mulut serta berfungsi untuk berenang. 8 Tentakel pendek berfungsi untuk membantu memegang makana tersebut. Pada setiap ujung tentakel terdapat alat penghisap (sucker). Terdapat kantung tinta yang berwarna hitam, berisi racun tinta dan kantung tinta bermuara ke lubang sifon. Cumi-cumi termasuk hewan hermaprodit, di dalam tubuhnya terdat testis dan ovarium. Testis dan ovarium terletak di atas insang sebelah kanan.
Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang mencangkup bintang laut, teripang, dan beberapa kerabatnya. Bentuk tubuh Echinodermata simetri radial, memiliki rangka dalam berupakan zat kapur dengan tonjolan duri dipermukaan. Hewan ini dapat hidup di laut mulai dari pantai sampai kedalaman kurang lebih 100.000 m. Hidup bebas, gerakannya lambat dan tidak ada yang hidup parasitic. Beberapa spesies hidup menempel (sesil). Filum Echinodermata memiliki 6 kelas yaitu kelas Asteroidea (bintang laut), kelas Crinoidea (lilia laut), kelas Ophiuroidea (bintang ular), kelas Echinoidea (landak laut), kelas Holothuroidea (teripang).


DAFTAR PUSTAKA

Oman, Karmana.2007.Cerdas Belajar Biologi kelas X.Bandung:Grafindo
Sudjadi,dkk.2004.Biologi sains dalam kehidupan.Jakarta:Yudhistira.
http://didik-abd.blogspot.com
http://wapedia.mobi
http://e-smartschool.com
http://id.wikipedia.org
http://google.com

0 komentar:

PATNER

Blogs Directory

Followers