Saturday, January 30, 2010

KELAS CHONDRICHTHYES

0 komentar
Kelas Chondrichthyes memiliki anggota yang tubuhnya ditutupi dengan sisik kecil dan dilengkapi dengan kelenjar lendir. Mulut beranda pada bagian ventral, dilengkapi gigi yang kuat. Lubang hidung terdiri atas dua buah atau sebuah, tidak behubungan dengan rongga mulut. Chondrichthyes dilengkapi dengan rahang yang kokoh.

Jantung terdiri atas satu ruang atrium dan satu ruang ventrikel. Jantung dilengkapi dengan sinus venosus dan conus arteriosus yang berisi darah.

Respirasi pada Chondrichthyes menggunakan 5 sampai 7 pasang insang. Temperatur tubuh bersifat poikilothermal artinya temperatur sesuai dengan lingkunganya. Hewan ini memiliki 10 pasang saraf kranial dan telinga dilengkapi tipa saluran semisirkuler. Contoh hewan ini adalah Squalus acanthias (Ikan hiu).

KELAS AGNATHA

0 komentar
Agnatha terdiri atas organisme yang tidak memiliki rahang. Agnatha memiliki panjang kurang dari 50 cm. Kelas agnatha terdiri atas dua subkelas, yaitu subkelas Cyclostomata dan subkelas Ostracodermi.

Organisme yang tergolong ke dalam Cyclostomata memiliki bentuk tubuh bulat memanjang ditutupi lapisan kulit yang halus dan memiliki sirip yang lembut. Jantung Cyclostomata terdiri atas dua ruang, yaitu satu atrium dan satu ruang ventrikel. Darah terdiri atas leukosit dan eritrosit yang berinti. Insang pada Cyclostomata terdiri atas 5 sampai 16 pasang.

Subkelas Ostracodermi bertubuh kecil dengan panjang sekitar 6 cm. Bentuk tubuhnya pipih serta memiliki mulut kecil tanpa rahang. Ostracodermi dilengkapi oleh mata dan sepasang insang. Contoh Ostracodermi adalah Birkenia.

Tuesday, January 26, 2010

PERBEDAAN ANTARA SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN

0 komentar
1. Sel Tumbuhan
Pada sel tumbuhan, terdapat dinding sel, vakuola yang berukuran besar, dan plastida yang membedakan dengan sel hewan.
a. Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar dari sel tumbuhan. Dinding sel memiliki fungsi melindungi sel. Dinding sel merupakan lapisan tipis dan bersifat permeabel. Dinding sel tersusun atas selulosa, lignin, dan suberin. Dinding sel dibedakan menjadi tiga macam, yakni dinding sel primer, dinding sel sekunder, dan dinding sel tersier.

Antara dinding sel yang satu dengan dinding sel yang lain detemukan zat pektin yang terdapat pada lamela tengah atau middle lamella. Antara sel yang satu dengan yang lain terdapat penghubung atau jembatan protoplasma yang dinamakan plasmodesmata. Plasmodesmata memegang peranan penting dalam transportasi berbagai zat antar sel.
b. Vakuola
Vakuola merupakan rongga yang berada didalam sel. Vakuola dibatasi oleh selapis membran dan berisi cairan yang disebut cairan sel. Fungsi vakuola antara lain mencerna makanan (vakuola makanan), memompakan air ke luar sel (vakuola kontraktil pada protista), dan mendistribusikan makanan dalam sel.


Pada intinya, vakuola berfungsi :
1) Memasukan air melalui tonoplas agar tegangan turgor sel tetap baik;
2) Menyimpan makanan, seperti sukrosa, protein, garam-garam mineral, dan senyawa organik lainnya;
3) Menyimpan sisa-sisa metabolisme, seperti alkaloid, kristal kalsium oksalat, tanin, dan getah.
c. Plastida
Plastida merupakan organel yang terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan dan beberapa jenis ganggang mikroskopik, seperti Euglena. Plastida adalah butir-butir zat warna yang terdapat pada tumbuhan. Plastida yang berwarna meliputi :
1) Kloroplas, merupakan plastida yang mengandung DNA dan RNA. Pigmen penyusunnya adalah klorofil (warna hijau)
2) Phaeoplas, merupakan plastida yang mengandung pigmen fikosantin (warna coklat). Plastida ini berfungsi mengabsorbsi (menyerap) cahaya.
3) Rhodoplas, merupakan plastida yang mengandung pigmen fikoeritrin (warna merah) yang berfungsi mengabsorbsi cahaya.
Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas. Leukoplas berfungsi menyimpan makanan cadangan berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Leukoplas berbentuk bulat telur. Leukoplas dibagi menjadi :
1) Amiloplas, merupakan leukoplas yang menyintesis makanan cadangan berupa amilum
2) Elailoplas, merupakan leukoplas yang berfungsi menyimpan lemak dan minyak.
3) Proteinoplas, merupakan leukoplas yang menyimpan protein.


Fungsi kloroplas adalah sebagai berikut :
1) Berperan dalam proses fotosintesis, yakni pada reaksi terang (fosforilasi dan fotolisis) dan reaksi gelap (pembentukan C6 H12 O6)
2) Berperan dalam sintesis protein (penyusun kloroplas).

2. Sel Hewan
Sel hewan tidak memiliki dinding sel sehingga bentuk sel hewan tidak tetap seperti sel tumbuhan. Pada sel hewan terdapat dua sentriol di dalam sentrosom. Organel sentriol berbentuk silindris atau bulat-panjang. Sentriol memiliki diameter 0,15μm – 0,7μm. Sentriol tidak memiliki membran, DNA, dan RNA. Sentriol berfungsi membentuk perlengkapan pembelahan sel.
Pada sel hewan, terdapat daerah sumbar penyebaran mikrotubul berwarna sentrosom yang bertindak sebagai pusat pengatur mikrotubulus (microtubule-organizing center atau MTOC)

INTI SEL (NUKLEUS)

2 komentar
Inti sel merupakan organel yang sangat penting bagi kehidupan. Inti sel berperan mengendalikan seluruh kegiatan sel.
Sel dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Sel berinti tunggal (sel mononukleat), umumnya terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan
2. Sel berinti ganda (sel binukleat), terdapat pada paramaecium
3. Sel berinti banyak (sel polinukleat), sel yang berinti lebih dari dua buah, misalnya sel otot lurik, sel osteoblas, dan sel alga vaucheria.

1. Bagian-Bagian Inti sel
Inti terbagi atas tiga bagian, yakni :
a. Membran Inti (Selaput Inti)
Membran inti adalah bagian terluar dari inti sel. Fungsi membran inti sel secara keseluruhan adalah mengadakan pertukaran zat dengan sitoplasma. Pada membran inti, terdapat pori yang berfungsi dalam pertukaran makromolekul. Ruang di antara membran disebut rongga perinuklear atau sisterna.
b. Anak Inti (Nukleolus)
Anak inti atau nukleolus dapat ditemukan dalam nukleolus. Nukleolus tersusun atas fosfoprotein, ortofosfat, DNA, dan berbagai jenis enzim. Nukleolus berfungsi dalam proses sintesis RNA.
c. Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan inti atau kariotin yang bersifat transparan dan semisolid (kental). Ketika sel membelah, benang-benang kromatin menebal, memendek, dan mudah menyerap warna sehingga struktur tersebut dinamakan kromosom
d. Asam Nukleat dan Protein Inti
Asam nukleat dibedakan menjadi DNA dan RNA. DNA merupakan komponen pembawa informasi genetik (gen). DAN merupakan susunan kimia makromolekular kompleks yang terdiri atas tiga macam molekul, yakni gula deoksiribosa, asam fosfat, dan basa nitrogen. RNA merupakan suatu polimer nukleotida. RNA berhubungan dengan proses sintesis protein.

MEMBRAN SEL

1 komentar
Membran sel atau membran plasma adalah bagian terluar dari sel. Membran sel disebut juga plasmalema. Membran sel memiliki ketebalan berkisar 70Å – 100Å (1Å = 10-10 m). Membran sel terdiri atas dua lapis lipid sehingga stuktur membran disebut lipid bilayer (Campbell, 1998 : 144).

Membran sel memiliki protein ekstrinsik (protein perifer) dan protein intrinsik (protein integral). Protein integral yang berikatan dengan karbohidrat membentuk glikoprotein. Protein perifer berikatan dengan fosfolipid membentuk lipoprotein.

Membran sel memiliki sifat semipermeabel dan selektif permeabel. Semipermeabel artinya mudah dilewati oleh molekul air. Selektif permeabel memiliki arti bahwa membran hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul polar tertentu. Molekul fosfolipid terdiri atas molekul fosfat dan molekul lemak. Molekul fosfat bersifat hidrofilik (dapat mengikat air), sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak mengikat air).










Membran sel memiliki fungsi dalam pergerakkan ion atau molekul dari dalam ataupun dari luar sel. Menurut Campbell bagian tengah membran yang bersifat hidrofibik merintangi pengangkutan ion dan molekul polat yang keduanya bersifat hidrofilik. Stuktur lipid bilayer merupakan penyebab adanya sifat selektif permeabel pada membran. Gerakan molekul atau ion yang terjadi pada membran sel dan organel-organel lainnya adalah :
1. Difusi
Difusi adalah peristiwa perpindahan molekul-molekul suatu zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah melalui membran semipermeabel. Peristiwa difusi menyebarnya tinta pada air disebut difusi zat air. Adapun peristiwa menyebarnya molekul-molekul dari minyak wangi dan obat nyamuk adalah difusi gas. Membran bersifat selektif permeabel sehingga berpengaruh terbadap laju difusi beberapa jenis molekul. Satu jenis molekul yang berdifusi bebas menembus banyak jenis membran adalah air.

2. Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi. Peristiwa osmosis ini terjadi pada sel. Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan konsentrasi larutan didalam dan diluar sel. Jika konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipotenik. Konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi dari pada larutan didalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.
Pergerakan air kedalam sel ini dinamakan endosmosis, pergerakan air keluar sel tersebut dinamakan eksosmosis. Eksomosis pada tumbuhan menyebabkan plasmolisis, sedangkan eksosmosis pada sel darah menyebabkan krenasi.

3. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat selektif permeabel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klor (C1-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium.


Pompa natrium-kalium bertanggung jawab terhadap transpor aktif ganda Na+ dan K+ dari dalam keluar sel. ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa mengeluarkan tiga ion Na+ dari dalam sel untuk setiap dua ion K+ yang dimasukkan kedalam sel.
Pada protein pengangkut, terdapat untuk Na+ dan K+ yang dinamakan binding sites.
a. Tiga ion natrium (Na+) diambil dalam sel dan menempati binding sites (tempat terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran)
b. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar membuka ke bagian luar sel
c. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian melepaskan ion natrium keluar dari sel
d. Dua ion kalium (K+) dari luar sel menempati binding sites pada protein integral
e. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka kearah dalam sel
f. Ion kalium dilepaskan kedalam sel.



4. Endositosis dan Eksositosis


Vesikula
Endositosis merupakan mekanisme sel berupa pembungkusan bahan dan cairan ekstraseluler dengan membentuk pelekukan (vesikula) ke dalam pada sebagian bagian dari membran sel. Endositosis terhadap benda padat dinamakan fagositosis, sedangkan endositosis terhadap larutan dinamakan pinositosis.



Eksositosis adalah pengeluaran zat dari dalam sel ke luar sel. Sekret biasanya terbungkus dalam kantung membran yang selanjutnya melebar pada membran plasma.

SITOPLASMA

0 komentar
Sitoplasma meliputi semua materi yang berada diantara inti dan membran sel. Sitoplasma merupakan bagian penting dari sel karena berperan sebagai tempat berlangsungnya biosintesis dan bioenergetika. Sitoplasma terdiri atas :
1. Matriks Sitoplasma
Matriks adalah cairan transparan yang homogen dan bersifat koloid. Matriks sitoplasma memiliki sifat-sifat fisik sebagai berikut :
a. Efek Tyndall, yakni kemampuan matriks sitoplasma memantulkan cahaya yang pantulannya yang berupa kerucut.
b. Gerak Brown, yakni gerak partikel penyusun larutan koloid yang berupa gerakan zig-zag.
c. Gerak Siklosis, yakni gerak matriks sitoplasma yang berupa gerakan arus.
d. Memiliki tegangan permukaan .
e. Adsorbsi meningkatkan konsentrasi pada tegangan permukaan.
f. Bertindak sebagai larutan buffer atau larutan penyangga.
Penyusun matriks sitoplasma meliputi oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3%. Penyusun lain yang jumlahnya rendah adalah Ca 2,5%; P 1,14%; C1 0,16%; S 0,14%; K 0,11%; Na 0,10%; Mg 0,07%; I 0,014%; Fe 0,10%, dan unsur lainnya dalam jumlah yang sangat kecil.
Sifat biologis matriks sitoplasma meliputi iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas, artinya sensitif terhadap rangsangan. Sementara itu, konduktivitas berarti mampu memindahkan rangsangan atau implus.

2. Organel Sitoplasma
Organel sitoplasma adalah suatu struktur yang terdapat dalam matriks sitoplasma, seperti :
a. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan organel yang memiliki membran berbentuk jala. Terdapat tiga bentuk retikulum endoplasma, yakni lamela, vesikula, dan tabula. Retikulum endoplasma terdiri atas dua tipe, yakni retikulum endoplasma agranular (RE halus) dan retikulum endoplasma granular (RE kasar). Retikulum endoplasma agranular (halus) adalah retikulum endoplasma yang dindingnya tidak dilekati oleh rebosom yang tidak aktif dalam sintesis protein, tetapi aktif dalam sintesis lemak.



Retikulum endoplasma granular (kasar) adalah retikulum endoplasma yang dindingnya dilekati oleh ribosom yang terlibat dalam sintesis protein.
b. Ribosom
Ribosom merupakan organel sitoplasma yang berukuran kecil dengan bentuk bulat padat. Ribosom dapat ditemukan baik pada sel eukariotik maupun sel prokariotik.



Ribosom tersusun atas RNA ribosom, protein ribosom, dan enzim ribosom. Fungsi ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.
c. Badan Mikro
Badan mikro atau mikrobodi merupakan organel yang memiliki membran, berbentuk bulat, serta berisi kristal protein. Badan mikro terdiri atas dua tipe, yakni peroksisom dan glioksisom.
Glioksisom berfungsi :
1) Sebagai tempat metabolisme asam lemak;
2) Sebagai tempat terjadinya siklus glioksilat.
Sementara itu, fungsi peroksisom sebagai berikut :
1) Melindungi organel sel dari senyawa yang bersifat toksik berupa H2O2.
2) Pada sel tumbuhan, berfungsi dalam sintesis glisin dan serin.
d. Lisosom
Lisosom adalah organel yang banyak terdapat dalam sel hewan. Lisosom memiliki fungsi sebagai berikut.
1) Mencerna zat makanan hasil fagositosis dan pinositosis
2) Mencernakan makanan cadangan jika kekurangan makanan
3) Autolisis, yakni dalam keadaan fisiologis tertentu, lisosom dapat mengahancurkan organel sel yang rusak. Peristiwa ini disebut juga autofagi
4) Menghancurkan benda yang ada di luar sel, misalnya sperma mengeluarkan enzim untuk menghancurkan dinding sel telur ketika fertilisasi
5) Menetralkan zat yang bersifat karsinogen, yakni zat yang menyebabkan kanker.
Lisosom memiliki bentuk bulat lonjong dengan ukuran berkisar 0,2μm – 0,8μm. Lisosom memilki membran dan mengandung berbagai macam enzim, misalnya ribonuklease, deoksiribonuklease, fosfatase, glioksidase, sulfatase, dan kalogenase.



e. Badan Golgi (Kompleks Golgi)
Badan golgi adalah salah satu organel terbesar yang ditemukan oleh seorang ahli dari Itali, Camillo Golgi. Badan golgo terdapat pada semua sel organisme hidup kecuali pada sel prokariotik.







Badan golgi memiliki panjang 1μm – 3μm dan lenar 0,5μm. Pada tumbuhan, badan golgi disebut diktiosom.
Fungsi badan Golgi sebagai berikut :
1) Membentuk vesikula ekskretorius, yakni kantung untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan dari sel
2) Membentuk membran plasma
3) Membentuk dinding sel (pektin, hemiselulosa, dan selulosa dibentuk dalam badan golgi)
4) Membentu akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur, dan lisosom.
f. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang bermembran yang bersifat aerob. Ukuran metokondria berkisar 0,3μm – 40μm.


Membran bagian dalam membentuk tonjolan-tonjolan untuk memperluas permukaan yang dinamakan krista mitokondria. DNA pada mitokondria berfungsi mengatur sintesis protein, baik dalam sitoplasma maupun dalam rebosom. Mitokondria berfungsi dalam oksidasi zat makanan, respirasi sel, dehidrogenasi, fosforilisasi oksidatif, dan rantai transfer elektron.

3. Inklusio Sitoplasma
Inklusio sitoplasma merupakan struktur sel yang tidak hidup. Inklusio memiliki nama lain, yakni paraplasma atau dentoplasma

SEJARAH SEL

0 komentar
A. SEJARAH SEL
Pada 1665, seorang ilmuan Inggris, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dibawah mikroskop sederhana. Ia menemukan ruang-ruang kecil yang dipisahkan oleh suatu dinding. Selanjutnya, ia menamakan ruang-ruang tersebut sebagai ”sel”.

Dua ratus tahun kemudian, yakni sekitar tahun 1835, seorang ilmuan Prancis yang bernama Felix Dujardin meneliti bahwa sel-sel tersebut tersusun atas substansi berupa cairan. Cairan tersebut dikenal dengan istilah Protoplasma. Istilah Protoplasma kali ini dikemukakan oleh Johannes Purkinje.

Tiga tahun kemudian, Matthias Schleiden, seorang ahli botani dari Jerman melakukan pengamatan secara mikroskopis terhadap tumbuhan dan ditemukanlah sel. Pada waktu yang bersamaan, Theodor Schwann, seorang ahli zoologi Jerman menemukan bahwa hewan pun tersusun atas sel. Kesimpulan dari hasil penemuan Schleiden dan Schwann (1810-1882) adalah sel merupakan komponen dasar semua makhluk hidup.
Rudolf Virchow berpendapat bahwa setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Berdasarkan tinjauan tentang sel, dapat diketahui dua batasan sebagai berikut.
1. A.G. Hoewy dan Siekevitz (1963) menyatakan bahwa sel adalah unit aktivitas biologis yang dibatasi oleh membran semipermeabel dan mampu bereproduksi sendiri pada suatu media yang bebas dari sistem kehidupan lain.
2. Menurut definisi umum, sel adalah unit terkecil penyusun makhluk hidup, baik struktural maupun fungsional.

Berdasarkan kedua definisi tersebut, virus tidak tercakup di dalamnya karena virus merupakan makhluk hidup yang tidak berupa sel. Sel dibedakan menjadi sel Prokariotik (inti sel tidak mempunyai membran) dan sel eukariotik (inti sel dibatasi oleh membran).

Apakah perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik? Sel prokariotik tidak memiliki membran inti. Pada sel eukariotik, bagian sel dapat dibedakan menjadi :
1. Dinding sel (pada tumbuhan);
2. Membran sel (tumbuhan dan hewan);
3. Nukleus, yang terdiri atas membran inti, nukleoplasma, nukleolus, dan benang kromatin;
4. Sitoplasma yang terdiri atas matriks sitoplasma, organel sitoplasma, dan inklusio sitoplasma.

Ukuran sel pada setiap organisme memiliki ukuran relatif sama. Perbedaan ukuran tubuh organisme bukan disebabkan oleh perbedaan ukuran sel, melainkan oleh jumlah sel yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan. Perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan?.

VIRUS POLIOMYELITIS

0 komentar
Virus poliomyelitis adalah virus yang menyebabkan penyakit polio yang menyerang susunan saraf pusat dan dapat menebabkan kelumpuhan. Virus polio masuk ketubuh manusia melalui hidung dan mulut. Pada sel saraf, virus bebiak dengan sangat cepat dan merusak atau membunuh sel. Kelumpuhan terjadi jika banyak sel saraf yang rusak.


GAMBAR VIRUS POLYOMYELITIS

VIRUS INFLUENZA

0 komentar
Virus influenza adalah virus yang dapat menebabkan penyakit influenza (penyakit pernapasan) yang penyebaranya masuk melalui hidung dan mulut dan virus influenza sangat mudah menular.

VIRUS INFLUENZA

VIRUS VARICELLA

0 komentar
Virus varicella adalah virus yang menebabkan penyakit cacar air yang penebaranya melalui udara dan kebanyakan menerang anak-anak. Oaring yang sudah pernah terkena cacar air tidak akan terkena lagi.


GAMBAR VIRUS VARICELLA

VIRUS RABIES

0 komentar
Virus rabies adalah virus yang menybabkan penyakit rabies yang menyerang saraf pusat dan hamper selalu menyebabkan kematian. Hamper semua mamalia dapat membawa virus rabies. Virus rabies dapat bertahan dalam waktu yang lama di dalam kelenjar ludah. Jika hewan yang mengidap virus rabies menggigit hewan lain atau manusia, hewan atau manusia tersebut dapat tertular rabies.


GAMBAR VIRUS RABIES

VIRUS RUBELLA

0 komentar
Virus rubella adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit campak jerman dengan menyebar saat penderita batuk atau bersin. Penyakit campak hewan tidak berbahaya. Akan tetapi, jika wanita yang sedang hamil muda terserang penyakit ini, bayi yang ada dalam kandungan dapat mengalami keterbelakangan mental, gangguan penglihatan dan pendengaran, atau gagal jantung.


GAMBAR VIRUS RUBELLA

VIRUS HEPATITIS

0 komentar
Virus hepatitis adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Terdapat tiga jenis hepatitis yaitu hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. hepatitis A disebarkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Virus hepatitis B disebarkan melalui transfuse darah yang terkontaminasi. Penyakit hepatitis ditandai dengan pembengkakan hati dengan gejala antara lain hilangnya selera makan, cepat lelah, dan warna kulit menjadi kekuningan.


GAMBAR VIRUS HEPATITIS A


GAMBAR VIRUS HEPATITIS C



GAMBAR VIRUS HEPATITIS C

VIRUS EBOLA

0 komentar
Virus ebola adalah virus yang menyebabkan penyakit ebola. Virus ini merupakan anggota dari virus RNA yang dikenal dengan filovirus. Virus ebola menebabkan demam hemoragaik ebola (Ebola hemorrhagic fever) dengan gejala penyakit ini dimulai pada hari keempat sampai hari keenambelas setelah infeksi. Gejala awalnya ditunjukkan dengan demam mendadak, tubuh lemah, nyeri otot, dan sakit tenggorokan. Gejala lebih lanjut ditunjukkan dengan penderita mengalami muntah-muntah, kegagalan fungsi ginjal dan hati, serta pendarahan. Virus ebola dapat disebarkan melalui hubungan seksual dengan penderita atau pengguna jarum suntik ke bekas penderita. Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 dan diberi nama sesuai dengan nama sungai di Zaire, Afrika, tempat pertama kali virus ini ditemukan. Sampai saat ini, inang virus ebola belum diketahui dengan pasti. Untuk mengidentifikasi inangnya, para ahli memeliti ribuan specimen dari hewan di sekitar area berjangkitnya penyakit, tetapi hasilnya kurang memuaskan.


GAMBAR VIRUS EBOLA

Monday, January 25, 2010

Nama-nama Latin

0 komentar
1. Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum)

2. Raflesia (Rafflesia arnoldii)

3. Pinang merah kalimantan (Cystostachys lakka)

4. Anggrek bulan (Paraphalaenopsis sp)

5. Kantong semar (Nephentes sp)

6. Palem kipas (Livistona sp)

7. Rotan (Calamus axillaris)

8. Aren (Arenga pinata)

9. Siwalan (Borassus flabellifer)

10. Kelapa (Cocos nucifera)

11. Bunga kuda (Toraxacum sp)

12. Jamur oncom (Monilia sitophila)

13. Jamur kuping (Auricularia auricula)

14. Jamur tempe (Rhizopus stolonifer)

Nama-nama Latin

0 komentar
1. Anoa (Bubalus depressicornis)

2. Macaca hitam (Macaca nigra)

3. Babi rusa (Babyroussa babyrussa)

4. Jalak bali (Leucopsar rotschildi)

5. Bekantan (Nasalis larvatus)

6. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus)

7. Owa jawa /owa perak (Hylobates moloch)

8. Lutung mentawai (Presbity potenziani)

9. Kanguru pohon (Dendrolagus mbasio)

10. Rusa bawean (Axis kuhlii)

11. Anoa pegunungan (Anoa quarlesi)

12. Banteng (Bos sondaicus)

13. Harimau jawa (Panthera tigris sondaicus)

14. Orang utan (Pongo pygmaeus)

15. Kasuari (Casuarius casuarius)

16. Penyu tempayan (caretta caretta)

17. Buaya air tawar (Crocodylus novaegluneae)

18. Trenggiling (Manis javanica)

19. Gajah (Elephas maximus)

20. Leopard (Panthera pardus)

Nama-Nama Latin

0 komentar
1. Bintang laut di Meksiko (Asterias forbesi)
2. Bintang laut di Labrador (Asterias vulgaris)
3. Bintang laut di laut Pasifik (Pisaster ochraceus)
4. Kaki seribu (Spirobolus sp)
5. Lalat rumah (Musca domestica)
6. Nyamuk (Culex sp)
7. Kutu busuk (Cimex rotundus)
8. Kutu daun (Aphis medicaginis)
9. Lebah madu (Apis indica)
10. Tawon endas (Vespula maculata)
11. Kecoa (Periplaneta americana)
12. Jangkrik (Grillus domesticus)
13. Kutu buku (Lepisma saccharina)
14. Tungau kudis (Sarcoptes scabei)
15. Tungau unggas (Argus sp)
16. Kutu ikan (Argulus indicus)
17. Udang karang (Panulirus sp)
18. Udang yuyu (Paratelphusa convexa)
19. Kepiting (Astracus cancer)
20. Udang belalang ( squilla sp)
21. Kutu kayu di laut (lymnirua sp)
22. Lobster (honarus americanus)
23. Mentimun laut (Thyone briareus)
24. Bulu babi (Echinus escbulentus)
25. Ikan hiu (Squalus acanthias)
26. Ikan mas (Cyprinus carpio)
27. Katak hijau (Rana cancrivora)
28. Gurita (Octupus sp)
29. Cacing hati (Fasciola hepatica)
30. Siput air tawar (Lymnaea javanica)

Saturday, January 23, 2010

Sejarah Internet dan Perkembangan Internet

0 komentar
Sejarah dari adanya intenet dimulai pada tahun 1969 ketika itu Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency(DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik.

Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.

sejarah internet

Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.

Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.

Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.

Thursday, January 21, 2010

HISTORY OF SCIENCE

0 komentar
Science exist because humans have a natural curiosity and an ability to organize and record things. Curiosity is a characteristic shown by many other animals, but organizing and recording knowledge is a skill demonstrated by humans alone.

During prehistoric times, humans recorded information in a rudimentary way. They made paintings on the wall of caves, and they also carved numerical records on bones or stones. They may also have used other ways of recording numerical fipures, such as making knots in leather cords, but because these records were perishable no traces of them remain. But with the invention of writing about 6,000 years ago, a new and much more flexible system of recording knowledge appeared.

Because clay is durable, many of these ancient tablets still survive. They show that when writing first appeared, the Mesopotamians already had a basic knowledge of mathemathics, astronomy, and chemistry and that they used symptom to identify increasingly sophisticated

Wednesday, January 20, 2010

FILUM ARTHROPODA

2 komentar
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
1) Ciri-ciri filum Arthropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.
Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan.
Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan dengan alat gerak. Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat kompleks. Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat.

Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak.
Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Sitem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut.
Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur.

Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.

2) Klasifikasi filum Arthropoda
Filum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda).

a. Kelas Crustcea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang keras. Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.
Hewan ini memiliki ciri khas, yaitu rangka luar dari kitin yang keras. Rangka luar ini keras karena mengandung zat kapur. Hewan yang tergolong kelas Crustcea kebanyakan hidup di laut, sperti kutu air, udang karang, dan kepiting. Selain itu ada pula yang hidup di air tawar atau di darat pada tanah yang lembab.



Gambar : Struktur morfologi hewan Crustacea
Tubuh hewan kelas ini terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Pada kepala terdapat sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada toraks udang dan kepiting terdapat lima pasang kaki yang terdiri atas satu pasang kaki ginting dan empat pasang kaki jalan. Kaki gunting berfungsi untuk menjepit mangsanya. Pada setiap abdomen terdapat kaki renang. Pada ujung abdomen terdapat kaki daun (uropod). Uropod terletak diantara sisi ekor yang mendatar (telson).
Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Beberapa Crustacea kecil hidup melayang-layang di laut, bersama binatang kecilainnya membentuk zooplankton. Zooplankton Crustacea memiliki antenna panjang dan bulu sikat yang dapat membantu memperluas bidang permukaan tubuhnya dan mencegah supaya zooplankton tidak dapat tenggelam.
Selain spesies Crustacea yang hidup di air laut, terdapat juga beberapa Crustacea yang hidup di air tawar. Contoh Crustacea kecil yang hidup di air tawar adalah Daphania pulex dan cyclop. Daphania pulex memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil dan cyclop pun memiliki ukuran yang sangat kecil juga.
Entomostraca umunya sebagai zooplankton untuk memakan ikan. Spesies udang tingkat rendah, seperti cyclop yang bermata satu dan kutu ikan (Argulus indicus) merupakan parasit pada beberapa spesies ikan dan kepiting. Malacostraca merupakan
Crustacea tingkat tinggi dan merupakan bagian terbesar dari kelas Crustacea. Semua anggota kelompok ini bersifat makroskopis.
Malacostraca ada yang hidup di laut dan ada pula yang hidup di air tawar. Malacostraca memiliki mata faset dan memiliki pembungkus sefalotoraks yang dinamakan karapaks. Pernapasan menggunakan insang yang terdapat di bawah karapaks. System pencernaan terdiri atas mulut yang dilengkapi gigi yang kuat, esophagus, lambung, usus halus, kelenjar pencernaan, dan anus.
System peredaran darah pada Malacostraca merupakan system peredaran darah terbuka. Jantung merupakan organ pada system peredaran darah Malacostraca. System ekskresi memiliki alat yang dinamakan kelenjar hijau (green glands) yang berfungsi membuang zat-zat yang bersifat sampah dari darah. Hewan ini memiliki system saraf tangga tali. Organ sensoris telah berkembang dengan baik, seperti mata faset, antenna, dan alat keseimbangan pada dasar antenna yang dinamakan statocyst.
Udang, lobster,dan kepiting merupakan hewan yang termasuk Malacostraca. Hewan-hewan tersebut merupakan sepertiga dari keseluruhhan Crustacea. Udang, lobster,dan kepiting dikelompokan di dalam ordo Decapoda, yaitu hewan yang memiliki sepuluh kaki. Jenis Malacostraca diantaranya udang karang (Panulirus sp), udang yuyu (Paratelphusa convexa), kepiting (Astracus cancer), udang belalang (Squilla sp), kutu kayu di laut (Lymnirua sp), dan lobster (Honarus americanus).

b. Kelas Arachnida
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks, abdomen, dan 4 pasang kaki. Tidak memiliki mandibula.
System pencernaan terdiri atas mulut, tenggorokan, lambung, usus halus, anus, dan kelenjar racun untuk mematikan mangsanya. Respirasi dilakukan dengan paru-paru buku dan trakea. System ekskresi memiliki saluran Malphigi. System sarafnya adalah system saraf tangga tali. Hewan ini memiliki mata tunggal,tubuhnya berbuku dan dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan hewan betina. Fertilisasi terjadi secara internal dan tidak mengalami metamorfosis.
Pada bagian sefalotoraks dapat dibedakan menjadi dua bagian. Kedua bagian tersebut dihubungkan oleh pedunkulus. Bagian kepala memiliki kelisera yang berfungsi menghancurkan mangsanya. Kelisera ini berhubungan dengan kelenjar racun yang terletak di daerah kepala. Selain itu, terdapat pedipalpus yang bentuknya menyerupai kaki dengan ujung bercakar. Pedipalpus memiliki fungsi yang bermacam-macam bergantung pada spesiesnya. Pada kalajengking, pedipalpus memiliki fungsi sebagai penangkap dan pemegang mangsa. Pada laba-laba jantan, pedipalpus digunakan untuk menyalurkan sperma.


Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.
• Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).


• Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).

• Ordo Arcarina adalah kelompok hewan tungau. Anggota ordo ini memiliki tubuh berbentuk bulat telur tau bundar. Banyak spesies tungau merusak tumbuh-tumbuhan atau menjadi parasit pada binatang dan manusia. Contoh kelompok ini adalah tungau kudis (Sarcoptes scabei) dan tungau unggas (Argus sp).


c. Kelas Insecta

Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.




Gambar : Struktur morfologi dan anatomi belalang

Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :
• Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina)
• Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telur–nimfa (larva) –dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (Periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
• Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur–larva–pupa–dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.

Berdasarkan sayap, Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :
• Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku.
• Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya. :





 Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir.








 Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).









 Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus)








 Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya capung (pantala).







Endopterigota dibedakan menjadi :


 Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal. Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica).






 Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang. Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes).







 Diptera hanya memiliki sepasang sayap. Misalnya nyamuk (Culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis).
























 Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap. Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos)




































d. Kelas Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda)

Dalam system klasifikasi dapat berbeda antara satu system dan yang lainnya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara ilmuan di dunia pada system klasifikasi tertentu Diplopoda dan Chilopoda merupakan tingkat kelas, sedangkan pada system lain Diplopoda dan Chilopoda dikelompokkan dalam kelas Myriapoda.

• Ciri-ciri ordo Diplopoda
Tubuh Diplopoda berbentuk bulat memanjang, memiliki banyak segmen. Tubuhnya ditutupi lapisan yang mengandung garam kalsium dan warna tubuhnya mengkilap. Kepala memiliki dua mata tunggal, sepasang antenna pendek, dan sepasang mandibula. Toraksnya pendek terdiri ats 4 segmen. Setiap segmen memiliki sepasang kaki, kecuali segmen pertama. Hewan kelompok ini memiliki abdomen panjang, tersusun atas 25 hingga lebih dari 100 segmen, bergantung pada spesiesnya. Setiap segmen memiliki 2 pasang spirakel, ostia (lubang), ganglion saraf, dan 2 pasang kaki yang terdiri atas tujuh ruas.
Hewan yang tergolong Diplopoda tidak memiliki system pencernaan yang lengkap. System pencernaanya disusun oleh sustu saluran lurus dengan 2 atau 3 pasang kelenjar ludah. Di daerah ujungnya terdapat 2 saluran Malphigi panjang untuk ekskresi. System peredaran darah pada Diplopoda merupakan system peredaran darah terbuka. Alat reproduksinya dinamakan gonopod, berada pada segmen yang ke-7. fertilisasi pada Diplopoda terjadi secara internal. Hewan betina ordo ini membuat sarang untuk menyimpan telur.
Hewan ordo Diplopoda hidup di tempat gelap yang lembab, misalnya di bawah batu atau kayu yang terlindungi dari matahari. Memiliki antenna yang digunakan untuk menunjukkan arah gerak. Kakinya bergerak seperti gelombang sehingga pergerakkannya sangat lambat. Makanan ordo Diplopoda adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah mengalami pembusukkan.
Jika ada bahaya, tubuhnya menggulung seperti benda mati sebagai upaya untuk mempertahankan diri. Ordo ini memiliki kelenjar yang dapat menyemprotkan cairan yang mengandung sianida dan iodium untuk mengusir musuhnya. Contoh ordo ini adalah kaki seribu (Spirobolus sp).



Gambar : Kaki seribu
Kaki seribu memiliki kaki yang banyak. Hewan ini mempunyai antenna dan sepasang mata. Tubuhg kaki seribu terbagi atas segmen-segmen mirip cincin.

• Ciri-ciri ordo Chilopoda

Ordo Chilopoda biasa hidup di tempat yang lembab, di bawah timbunan sampah atau daun-daun yang membusuk. Chilopoda berkembang biak secara kawin dan pembuahannya internal.




Gambar : kelabang
Tubuh chilopoda berbentuk pipih memanjang dan berbuku-buku. Pada kepala terdapat antenna yang beruas-ruas. Alat respirasinya adalah trakea yang bercabang-cabang ke seluruh bagiab tubuhnya. Contoh hewan ini adalah lipan. Lipan dapat menaklukkan mangsanya dengan racun yang berasal dari sepasang kaki pertamanya yang disebut cakar racun. Pada setiap segmen terdapat sepasang kaki.

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN TENTANG JENIS-JENIS ALGAE YANG ADA DI PANTAI PASIR PUTIH

0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Laut Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan isinya. Laut Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang beraneka ragam. Salah satunya yaitu algae. Algae merupakan tumbuhan thallophyta yang belum dapat dibedakan antara batang, daun maupun akarnya.

Jika kita berkunjung ke sebuah pantai, sering kita jumpai di bibir pantai seperti rumput. Nah itulah yang disebut dengan algae. Algae banyak tersebar diseluruh laut Indonesia dan algae yang ada di Indonesia banyak jenisnya. Beberapa jenis algae bernilai ekonomis. Algae dapat dibidudayakan di laut dan dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, bahan pembuatan agar-agar, bahan pembuatan kosmetik, dan masih banyak lagi.

B. TUJUAN

Disetiap pekerjaan pasti ada tujuan, seperti melakukan praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah. Sudah pasti memiliki tujuan yang salah satunya adalah untuk membuktikan teoriteori yang ada pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah. Sehingga kita belajar tidak hanya sekedar teori namun perlu pembuktian secara langsung atau terjun ke lapangan ( praktikum). Tujuan peraktikum yang lain adalah untuk menyelesaikan salah satu SKS yang ada pada mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah.




C. MANFAAT PRAKTIKUM
Secara khususnya kelompok 2 dan secara umumnya seluruh mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam jenis algae yang ada di pantai Pasir putih.

D. PELAKSANAAN

1. Hari / tanggal : Minggu, 10 Januari 2010
2. Tempat : Pantai Pasir Putih, Lampung Selatan, Lampung.




BAB II
¬TINJAUAN PUSTAKA
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Algae bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.
Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla.
Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, algae tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.
Algae adalah Thallophyta dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Habitus memiliki aneka ragam bentuk dan ukuran.
2. Sel-sel talus mempunyai inti sejati, dan berplastida sederhana yang mengandung zat warna yang mudah berubah karena derivate menyerupai klorofil a, b, dan zat warn lain yang menonjol.
3. Habitatnya di tempat yang lembab, basah, air tawar dan air laut, dan mudah terpengaruh oleh factor-faktor lingkungan biotic dan abiotik.
4. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel (multi seluler).
5. Gametofit menghasilkan gamet jantan dan sporofit menghasilkan spora yang berflagel, yang disebut zoospore.
6. Zat warna yang menonjol padanya dijadikan dasar untuk identifikasi dan klasifikasi, misalnya :
• Fikosianin (warna biru kehijauan) untuk Cyanophyceae.
• Fikosantin (warna kecoklatan) untuk Phaeophyceae.
• Fikoeretrin (warna kemerahan) untuk Rhodophyceae.
Walaupun pada sel-sel alagae tersebut masih ada warna-warna lain, misalnya karoten dan xantofil dengan derivate.
7. Algae uniseluler bebas berenang-renang di air dengan flagel (flagel pada satu berkas=epistokon, yang sama panjang=isikon, pajang dan pendek=heterokon), dan ini disebut fitiplankton. Algae multiseluler yang melekat pada bebetuan, karang, kayu lapuk disebut benthos.
8. Algae merupakn sumber daya nabati, misalnya sebagai sayuran, bahan pembuatan agar-agar, bahan obat-obatan, atau menghasilkan zat berguna seperti soda, manit, yodium, dan masih banyak lag.
Berdasarkan penemuan G.M Smith dalam bukunya Fresh-water Algae (1930-an), tumbuhan-tumbuhan yang termasuk sub-divisio Algae dikelompokkan kedalam 7 kelas, yaitu :
1. Kelas Flagellata/ Euglenophyceae
Flagellate dadalah kelompok algae yang merupakan punyusun plankton utama di perairan yang memiliki _oosp utama yaitu : uniseluler, berinti sejati, dan mempunyai flagel 1 atau lebih yang digunakan untuk bergerak aktif. Flagellate yang yang paling rendah tingkatannya selnya masih telanjang dan bergerak secara amuboid dengan kontraksi plasma. Sedangkan yang tingkatanya lebuh tinggi, selnya terdiri atas selulosa dan pectin. Flagellate memiliki kromatofor berwarna hijau, kuning, coklat, kebiruan, kemerahan atau tak berwarna. Hasil fotosintesisnya berupa karbohidrat, lipida, protein, leukosin, dan paramilon. Flagellate bereproduksi secara aseksual dengan cara membelah membujur, sedangkan reproduksi secara seksual dengan cara isogamete.
Klasifikasi Flagellata biasanya adalah berdasarkan warna kromatofora, susunan flagel, dan macam cadangan makanannnya. Flagellata dibagi menjadi beberapa bangsa yaitu bangsa Chrysomonadales, bangsa Heterochloridales, bangsa Diniflagellatae, bangsa Euglenales, bangsa Volvocales.
2. Kelas Diatomae ( Algae Kersik)
Diatomae merupakan kelompok algae yang hidup baik di air tawar maupun di air laut, bersifat autrotof atau heterotrotof atau bersimbiosis, serta menempel pada karang atau cadas atau tumbuhan air yang lebih tinggi tingkatanya atau di tanah basah. Dalam keadaan yang buruk, ia akan membentuk kista yang berpembuluh. Kelompok algae ini bersifat uniseluler dengan bentuk tubuh yang beraneka ragam tetapi bentuk dasar adalah simetris bilateral. Dinding sel Diatomae terdiri atas pectin dengan panser dari kersik di sebelah luarnya. Panser kersik tersebut tidak menutupi seluruh sel tetapi terdiri atas 2 bagian, yang merupakan wadah dan tutup. Batasan pertemuan wadah dan tutup yang terletak di samping dinamakan ikat pinggang.
Kelas Diatomae sudah memiliki inti yang jelas dan kromatoforanya terdiri dari klorofil a, kariten, xantofil dan fikosantin sehingga warnanya kuning emas kecoklatan. Hasil fotosintesisnya berupa tetes minyak berupa leukosin dalam plasma atau vakuola. Reproduksi kelas Diatomae terjadi dengan cara berikut :
• Membelah
Mula-mula protoplasma membesar, lalu wadah dan tutup lepas pada ikat pinggangnya membelah menjadi 2 sel anakan. Masing-masing bagian pada sel anakan membuat wadahnya, sehingga dari tiap pembelahan terbentuk 2 individu baru, yang satu sanma dengan sel induk sedangkan yang lain ukuranya lebih kecil. Yang kecil dapat membelah sampai dicapai ukuran sel minimum, lalu mati.
• Pembentukan aukspora
Sebelum sel mencapai ukuran minimum, panser dilepaskan, protoplas tumbuh sebesar sel normal, baru kemudian membuat panser lagi.

• Oogami
Sel-sel bereduksi membentuk gamet jantan dan betina yang haploid (sel telur dan spermatozoid).
Kelas Diatomae dibedakan ke dalam dua bangsa, yaitu Bangsa Centrales dan Bangsa Pennales.
3. Kelas Chlorophyceae (Algae Hijau)
Talus Chlorophyceae uniseluler atau membentuk koloni berbentuk benang bercabang (seperti kormus) atau tabung atau talus yang berinti banyak, talus yang beruas-ruas dan sebagainya. Sel Chlorophyceae mengandung klorofil a dan b, karotenoid, dan pirenoid. Bentuk plastida menjadi aspek penting dalam klasifikasi tingkat marga. Hasil asimilasi dari kelas Chlorophyceae berupa tepung amilum dan lemak. Kelas Chlorophyceae habitatnya 90% di air tawar dan 10% di air laut, sebagai penyusun plankton atau bentos. Ada yang hidup pada tanah basah, sebagian lagi hidup bersimbiosis dalam Lichenes.
Reproduksi kelas Chlorophyceae terjadi secara :
• Aseksual dengan membentuk zoospore, bentuknya seperti buah peer/oval dengan 2-4 flagel, mempunyai 2 vakuola kontraktil, kloroplas di bagian bawah berbentuk piala.
• Seksual dengan cara isogami dan anisogami, gamet jantan bergerak bebas sedangkan gamet betina merupakan oogonium dan tidak bergerak. Zigot berupa sel berdinding tebal, bulat, kadang berwarna merah (hematokron).
Kelas Chlorophyceae dibadi menjadi 6 bangsa yaitu : Chlorococcales (Protococcales), Ulotrichales, Cladophorales, Chaetophorales, Oedogonales, Siphonales.

4. Kelas Conyugatae (Algae Gandar) / Zygnematophyceae
Conyugatae merupakan algae berwarna hijau yang mengandung klorofil a dan b dengan satu inti. Dinding sel kelas Conyugatae terdiri dari selulosa. Uniseluler atau koloni berbentuk benang yang tidak melekat pada substrat dan sebagian besar dari kelas Conyugatae hidup di air tawar. Tidak membentuk _oospore maupun gamet flagel (=Acontae). Reproduksi dari kelas Conyugatae dengan cara kopulasi dua sel, gamet tidak berflagel bersatu menjadi zigot lalu berkecambah. Anggota Conyugatae meliputi bangsa Desmidiales dan bangsa Zygnematales.
5. Kelas Charophyceae (Algae Karang)
Algae ini hidup pada tanah kapur sejak zaman purba. Anggota Kelas Charophyceae habitatnya di dalam air. Habitusnya seperti tumbuhan tingkat tinggi dengan talus berbuku-buku dengan ruas yang panjang, bercabang, bekarang. Pada buku tumbuh cabang-cabang pendek dan beruas, jumlahnya bias banyak. Dari ketiak tiap cabang pendek keluar cabang panjang yang serupa talus pokok. Dijumpai rizoid berbentuk benang bercabang untuk melekatkan pada substrat yang tidak keras seperti pasir, Lumpur, dahan-dahan lapuk, dsb. Selain itu kelas Charophyceae memiliki kloroplas a dan b dengan hasil asimilasi berupa tepung. Dinding sel kelas Charophyceae berupa selulosa. Reprokduksi aseksual kelas Charophyceae dengan cara oogami yang terletak pada oogonium.
6. Kelas Phaeophyceae (Algae Pirang)
Phaeophyceae adalah alage berwarna pirang. Kebanyakan Phaeophyceae hidup di laut, sedikit yang hidup di air tawar. Di laut dan samudra di daerah iklim sedang dan dingin, talusnya dapat berukuran sangat besar dan berbeda-beda bentuknya. Algae ini termasuk bentos yang melekat pada batu-batuan, kayu, sering juga sebagai epifit pada talus algae lain, bahkan ada yang hidup sebagai endofit. Selain iti algae pirang memiliki kloroplas yang berisi klorofil a, karoten, fikosantrin, serta dibungkus membrane. Sel-sel Phaeophyceae hanya mempunyai 1 inti. Dinding sel sebelah dalam berupa selulosa, sedangkan sebelah luar berupa pectin, dan di bawah pectin ada algin (senyawa yang menyerupai gelatin, yaitu garam Ca dari asam alginate). Hasil asimilasi Phaeophyceae berupa laminarin, manit, minyak, dan zat lain. Reproduksi Phaeophyceae secara aseksual dengan cara zoospore, sedangkan seksual dengan cara anisogami.
Anggota Phaeophyceae meliputi 4 bangsa yaitu Phaeosporales, laminariales, Dictyotales, dan Fucales.
7. Kelas Rhodophyceae (Algae Merah)
Rhodophyceae adalah algae yang mengandung kloroplas berisi fikieretrin lebih banyak bila dibandingkan klorofil. Selain mengandung fikoeretrin Rhodophyceae juga mengandung karotenoid dan sedikit fikosianin, sehingga algae ini berwarna keungu-unguan. Hasil asimilasi Rhodophyceae berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Terkadang terdapat pirenoid. Kebanyakan Rhodophyceae hidup di air laut, yaitu laut dalam yang hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos dan melekat pada substrat dengan benang/cakram pelekat. Rhodophyceae mempunyai bentuk talus yang beranekaragam dengan jaringan tubuh yang belum bersifat parenkim, tetapi hanya berupa plektenkim. Selain itu, Rhodophyceae bersifat autotrof dan heterotrof. Yang heterotrof tidak berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada algae lain. Reproduksi aseksual Rhodophyceae dengan cara spora, sedangkan seksual dengan cara oogami. Spora dan gamet tidak berflagel, jadi tidak dapat bergerak aktif.
Rhodophyceae dibagi menjadi dua anak kelas yaitu Bangieae dan Floridae.





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PRAKTIKUM

Dalam praktikum ini kami menggunakan metode explorasi yaitu kami mengambil data dengan cara penelitian secara langsung atau terjun kelapangan, dengan bantuan dari segala pihak.

B. ALAT DAN BAHAN

• Ember
• Toples
• Aquades
• Formalin
• Alkohol
• Kertas
• Pita

C. CARA KERJA

• Ambillah semua jenis algae yang anda ketemukan di Pantai Pasir Putih.
• Kemudian masukkan kedalaman wadah/ ember.
• Setelah sampai di laboratorium, cucilah sampai bersih algae yang anda temukan dengan menggunakan air bersih.
• Encerkan larutan alcohol dan formalin dengan menambahkan larutan aquades, sehingga menjadi larutan FAA (Formalin, Alkohol, Aquades) dengan kadar 20%.
• Setelah itu, masukkan larutan FAA kedalam toples.
• Kemudian masukkan jenis algae yang akan diawetkan.
• Tutup rapat-rapat tutup toplesnya.
• Kemudian di toples diberi klasifikasi dan cirri-ciri algae yang diawetkan, bias dengan cara mengalungkannya dengan menggunakan pita, bias juga dengan langsung menempelkannya ke toples dengan menggunakan isolasi.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN




Gambar : Hydroclathrus clatratus (C. Agardh)




Gambar : Padina australis Hauck



Gambar : Codium guinense Silva




Gambar : Turbinaria conoides (J. Agardh)


B. PEMBAHASAN

Sebenarnya pada saat pratikum yang terjun langsung ke pantai Pasir putih banyak sekali jenis algae yang ditemukan. Kesemuanya dibawa ke laboratorium setelah selesai melakukan pengambilan algae secara langsung di pantai pasir putih dan dari banyaknya jenis algae yang diketemukan hanya 4 jenis algae yang diterima dosen pembimbing untuk diawetkan dilaboratorium. Jadi foto hasil praktikum di atas bukan foto asli yang diambil waktu praktikum, karena pada saat waktu pengambilan algae di pantai Pasir putih tidak semuanya kami foto . Keempat jenis algae tersebut yaitu :

1. Hydroclathrus clatratus (C. Agardh)
Menurut literature yang kami dapat bahwa algae yang kita temukan mempunyai nama latin Hydroclathrus clatratus (C Argadh) Howe. Algae jenis ini memiliki Thallus berbentuk silindris, licin, lunak, membentuk rumpun sirkular dengan percabangan yang tersusun seperti jaring (net), menggumpal, dan berwarna pirang atau coklat tua. Algae ini juga mirip spon yang biasa digunakan untuk mencuci piring. Algae ini tumbuh biasanya melekat pada substrat di daerah berbatu atau berpasir di rataan terumbu. Algae ini Tersebar agak luas di perairan Indonesia. Untuk di Pantai Pasir putih jenis algae ini sulit ditemukan dan ini merupakan keberuntungan kami karena dapat menemukan algae jenis ini. Berikut ini klasifikasi dari Hydroclathrus clatratus (C Argadh) Howe:
Filum : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Bangsa :Scytosiphonales
Suku :Scytosiphonaceae
Marga :Hydroclathrus
Jenis :Hydroclathrus clathratus (C.Agardh) Howe
Sebenernya algae jenis Hydroclathrus clathratus (C.Agardh) Howe belum dimanfaatkan oleh masyarakat.

2. Padina australis Hauck
Menurut literature yang kami dapat bahwa jenis algae yang kita dapatkan mempunyai nama latin Padina Australis Hauck. Algae jenis ini memiliki ciri-ciri bentuk thallus seperti kipas membentuk segment-segment lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan perkampuran di bagian permukaan daun. Warna coklat kekuning-kuningan atau kadang kadang memutih karena terdapat perkapur.
Alge jenis ini ditemukan di pinggir pantai di bebatuan dan penyebaran algae ini tersebar luas di perairan Pasifik selatan dan perairan Samodera Hindia dan mudah ditemukan di perairan Indonesia. Algae jenis ini sekarang belum diketahui bias dimanfaatkan atau tidak.
Berikut ini klasifikasi dari algae jenis Padina Australis Hauck :
Regnum : Plantae
Filum : Thallopyta
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Family : Dictyotaceae
Genus : Padina
Species : Padina australis Hauck

3. Codium guinense Silva
Algae jenis ini mempunyai nama latin Codium genuinense Silva dengan cirri-ciri tumbuh tegak, konsistensi thallus seperti spon, warna hijau, melekat pada subtrat padat dengan sejenis rhizoid, tinggi mencapai 10 cm, thallus tersusun oleh filmen-filamen halus yang berbentuk unik dan terjalin teratur. Algae jenis ini banyak hidup di zona pasang surut hingga di subtidal. Menempel pada batu karang atau subtrat padat lainnya. Algae jenis ini jarang membentuk koloni. Di Pantai Pasir Putih jenis algae ini juga jarang ditemukan. Bentuknya yang unik, menarik dan lain dengan algae yang lainnya membuat kami bingung apakah algae satu ini merupakan salah satu jenis algae atau bukan.
Untuk penyebaran, algae jenis ini asli algae tropis yang tersebar di perairan kepulauan Nusantara. Algae jenis ini tidak dibudidaya oleh masyarakat. Untuk pemanfaatan, sebagian kecil masyarakat nelayan memanen alge ini dan mengkonsumsinya untuk sayuran. Untuk potensi usaha kedepan belum diketahui.
Berikut ini klasifikasi Codium genuinense Silva :
Regnum : Plantae
Filum : Thallophyta
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Marga : Codium
Jenis : Codium genuinense Silva

4. Turbinaria conoides (J. Agardh)

Algae jenis ini mempunyai nama latin Turbinaria conoides (J.Argadh) Kuetzing dan biasanya masyarakat Indonesia menyebut algae ini dengan nama Rumput coklat corong. Algae jenis ini memiliki ciri-ciri batang berbentuk silindris, tegak, kasar, terdapat bekas-bekas percabangan. Holdfast berupa cakram kecil dengan terdapat perakaran yang berekspansi radial. Percabangan berputar sekeliling batang utama dan daun merupakan kesatuan yang terdiri dari tangkai dan lembaran.
Di Pantai Pasir Putih algae jenis ini lumayan banyak dan lumayan mudah untuk menemukannya. Untuk pernyebaran umumnya algae jenis ini terdapat di daerah rataan terumbu, menempel pada batu dan banyak tersebar luas di perairan Indonesia.
Untuk pemanfaatan rumput laut jenis Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing ini belum banyak dimanfaatkan karena belum diketahui kegunaannya. Dari beberapa penelitian yang telah dipublikasikan rumput laut jenis ini digunakan sebagai sumber iodin, alginat dan mengandung sterol, serta sebagai salad.
Algae jenis ini bernilai ekonomis karena mempunyai potensi untuk diekspor keluar negeri terutama ke Negara Jepang.
Berikut ini klasifikasi Turbinaria conoides (J.Agardh) :
Regnum : Plantae
Filum : Thallophyta
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Suku : Sargassaceae
Marga : Tubinaria
Jenis : Turbinaria conoides (J.agardh) Kuetzing


BAB V
KESIMPULAN

Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Algae bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.
Berdasarkan penemuan G.M Smith dalam bukunya Fresh-water Algae (1930-an), tumbuhan-tumbuhan yang termasuk sub-divisio Algae dikelompokkan kedalam 7 kelas, yaitu : Kelas Flagellata/ Euglenophyceae, Diatomae, Clorophyceae, Conyugate, Phaeophyceae, Charophyceae, dan Rhodophyceae.
Di pantai Pasir Putih banyak ditemukan jenis algae diantaranya algae jenis Hydroclathrus clathratus (C.Agardh) Howe, Padina Australis Hauck, Codium genuinense Silva, dan algae jenis Turbinaria conoides (J.Agardh).
Algae jenis Hydroclathrus clathratus (C.Agardh) Howe memiliki Thallus berbentuk silindris, licin, lunak membentuk rumpun sirkular dengan percabangan yang tersusun seperti jaring (net), menggumpal, dan berwarna pirang atau coklat tua. Algae ini juga mirip spon yang biasa digunakan untuk mencuci piring.
Algae jenis Padina Australis Hauck memiliki ciri-ciri bentuk thallus seperti kipas membentuk segment-segment lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan perkampuran di bagian permukaan daun. Warna coklat kekuning-kuningan atau kadang kadang memutih karena terdapat perkapur.
Algae jenis Codium genuinense Silva memiliki ciri-ciri tumbuh tegak, konsistensi thallus seperti spon, warna hijau, melekat pada subtrat padat dengan sejenis rhizoid, tinggi mencapai 10 cm, thallus tersusun oleh filmen-filamen halus yang berbentuk unik dan terjalin teratur.


DAFTAR PUSTAKA

Hasnunida Neni, S.Pd., M.Si.2007. Buku Ajar Botani Tumbuhan Rendah. Bandarlampung : UNILA.

http://iptek.net.id

www.wikipedia.com

Sunday, January 17, 2010

JEMBATAN SURAMADU

0 komentar
JAWA TIMUR kini tengah melaksanakan pekerjaan besar, pembangunan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Jembatan modern yang nantinya bisa menjadi ikon serta landmark yang membanggakan. Jembatan Suramadu adalah jembatan yang menghubungkan Surabaya di Jawa dan kota Bangkalan di Madura. Keberadaan jembatan ini akan memperlancar lalu lintas barang dan jasa. Jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu akan menjadi pembangkit perubahan bagi Madura. Bagaimana gagasan pembanganan Jembatan Suramadu bermula, kita perlu menengok sejarahnya.



Di tahun 1960-an, Prof. Dr. Sedyatmo (alm) mengusulkan sebuah ide mengenai hubungan langsung antara pulau Sumatera dan Jawa. Sebuah ide dan teroboson 'berani' di zaman itu. Ide itu ternyata mendapat respon. Sebagai tindak lanjut, tahun 1965 dibuatlah uji coba desain (jembatan Sumatera-Jawa (Jembatan Selat Sunda) yang dibuat di Institut Teknologi Bandung (ITB). Gagasan dan konsep-konsep pengembangan jembatan antar pulau selanjutnya disampaikanlah kepada Presiden RI Soeharto awal Juni 1986.

Bulan Februari 1986, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bertemu dengan delegasi dari perusahaan perdagangan Jepang. Kemungkinan kerjasama proyek-proyek di Indonesia pun dibahas. Gayung pun bersambut. Para delegasi Jepang tersebut menyatakan memberi angin positif untuk kerjasama dalam proyek hubungan langsung Jawa-Sumatera-Bali.

Pemerintah Indonesia juga semakin bersemangat melakukan persiapan. Atas dasar konsep-konsep dari Prof. Sedyatmo, Juni 1986, Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) BJ Habibie. Kajian awal kemungkinan hubungan langsung antarpulau Sumatera-Jawa-Bali pun dilakukan.

Proyek ini diberi nama Tri Nusa Bima Sakti. BPPT diberi tugas melakukan studi terkait dengan kondisi alam, sedangkan Departemen Pekerjaan Umum (DPU) melakukan studi tentang sosio-ekonomi dan implementasi. Di waktu yang sama, delegasi Jepang yang dipimpin Dr. Ibukiyama datang ke Indonesia untuk melakukan kajian awal. (JIF), sebuah forum kerjasama yang dibentuk perusahaan swasta Jepang dan BPPT mengusulkan untuk menyelanggarakan seminar di Jakarta sebagai usaha mempromosikan proyek Trinusa Bima Sakti. Seminar dengan judul "Japan-Indonesia Seminar on Large Scale Bridges and Under Sea Tunnel" dilaksanakan di Jakarta, 21-24 Japan-IndonesiaScience and Technoloy Forum September 1986. Seminar tersebut kemudian dilanjutkan dengan serangkaian studi pendahuluan hingga tahun 1989. Karena studi tersebut mencakup hubungan tiga pulau atau lebih, nama proyek disempurnakan menjadi "Proyek Tr i Nusa Bima S a k t i dan Penyeberangan Utama". Dari kajian-kajian yang dilakukan, yang dianggap layak untuk segera diimplementasikan adalah hubungan langsung Jawa-Madura/ Bali.

Waktu terus bergulir. Departemen Pekerjaan Umum (DPU) dan BPPT, Desember 1986, secara terpisah menyampaikan proposal terkait proyek Tri Nusa Bima Sakti kepada Bappenas dan Sekretariat Kabinet (Setkab). Di saat yang sama, hasil kajian yang dipimpin oleh Dr. Ibukiyama juga dikirimkan ke Bappenas dan Setkab.

Tujuh bulan kemudian, dalam rapat tahunan JIF yang membahas kerjasama teknik, perwakilan dari Jepang menyetujui mengirimkan dua tenaga ahli, yaitu ahli Geologi dan ahli Vulkanologi. Mereka bertugas membantu BPPT melakukan kajian tentang kondisi alam. Sementara untuk studi sosio-ekonomi dan implementasi, DPU dibantu seorang ahli bidang Perencanaan Transportasi dan Rekayasa Jembatan/ Terowongan. Dalam perjalanan waktu, muncul kendala dalam pengadaan tanaga ahli Geologi untuk jangka panjang. Delegasi Jepang (Kementerian Trasportasi) mengusulkan pemikiran di mana survei geologi dilaksanakan setelah didapat hasil kajian tentang prospek perencanaan transportasi dan perencanaan konstruksi jembatan/ terowongan.

Tindak lanjutnya, Juli 1988, Mr. Furuya Nobuaki, ahli transportasi dan rekayasa jembatan/ terowongan dari Badan Otorita Jembatan Honshu-Shikoku mulai berkantor di DPU. Kemudian bulan Oktober 1988, Mr. Kobayashi, ahli dari Perusahaan Umum Pembangunan Jaringan Kereta Api Jepang menginjakkan kaki di BPPT.

Selanjutnya, Desember 1988, dilakukan kesepakatan antara DPU dan BPPT tentang kajian bagi proyek tersebut. DPU bertanggung jawab melaksanakan studi sosio-ekonomi, termasuk di dalamnya estimasi kebutuhan lalulintas, sambil melakukan kemitraan dengan instansi lain. Sedangkan BPPT bertugas melaksanakan studi pengembangan teknik dan kondisi alam. Dari kesepakatan itu, sebuah komite akan dibentuk agar pelaksanaan studistudi tersebut berjalan efektif.


Perjalanan kemudian sampai di 9 Januari 1989, saat dibentuk untuk Proyek Tri Nusa Bima Sakti dan Penyeberangan Utama yang terdiri dari :


Ketua

Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro
Deputi Adm. BPPT

Ketua I

Ir. Ruslan Diwiryo
Deputi Pengembangan Wilayah Bappenas

Ketua II

Ir. Suryatin Sastroamijoyo
Dirjen Bina Marga, DPU

Pra Studi Kelayakan Jembatan Suramadu


Langkah kemudian pun semakin konkret dengan dilaksanakannya Preliminary study on Pra Studi Kelayakan Jembatan Suramadu Surabaya-Madura Bridging Project oleh JIF dan BPPT atas biaya dari pihak Jepang, Maret-Oktober 1990. Hasilnya diperoleh rekomendasi penting, bahwa dengan kondisi Surabaya sebagai pelabuhan terbesar kedua setelah Jakarta, serta industri ekspor sistem padat karya, maka pengembangan pulau Madura menjadi kunci pokok dalam perluasan kota metropolitan Surabaya. Melihat potensi pengembangan yang tinggi, maka pembangunan Jembatan Suramadu menjadi penting. Rekomendasi ini kemudian menjadi titik penguat untuk melakukan studi teknis dan studi pendukung lainnya. Studi ini berlangsung tahun 1990 hingga 1995. BPPT pun menyiapkan biaya dari anggaran Daftar Isian Proyek (DIP).


Akhirnya, 14 Desember 1990 Proyek Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura dan Pengembangan Kawasan dikukuhkan sebagai proyek nasional melalui penerbitan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1990 tentang Proyek Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura yang sekaligus memutuskan untuk membentuk tim yang terdiri dari:

Menhankam, Menkeu, Men. PU, Menperin
Menhub, Menparpostel, Mentamben,
Menneg.PPN/Ketua Bappenas, Menpera,



1. Tim Pengarah


Ketua Tim Pengarah :
Menteri Negara Riset dan Teknologi/ Kepala PPT
Anggota :
Menneg.KLH, Panglima ABRI, KS TNI AL, Ketua BPN, Ketua BKPM, Koordinator Proyek.
Sekertaris tim pengarah
DeputiKetua Bidang Administrasi BPPT.


2. Tim Pengawas


Ketua Tim Pengawas :
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur
Anggota TimPengawas :
Instansi-instansi terkait yang diangkat/ diberhentikan oleh Ketua TimPengawas.


3. Koordinator Proyek

Koordinator Proyek :MohammadNoer, yang dibantu oleh para pembantunya yang diangkat olehKoordinator Proyek Berdasarkan SK Menneg. Ristek/Ka. BPPT No: 283/M/BPPT/VI/91, telah ditunjuk PT Dhipa Madura Pradana (PT DMP) sebagai Pelaksana Proyek Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura dan Pengembangan Wilayah bekerjasama dengan institusi terkait.

Selanjutnya PT DMP membentuk Konsorsium Indonesia yang terdiri dari: PT Jasa Marga, BPIS, PT SIER, dan PT BUKAKA. Selain itu juga dibentuk Konsorsium Jepang yang terdiri dari: Mitshubishi Corp, Itochu, Shimizu, Long Term Credit Bank (LTCB). Rapat pertama tim pengarah yang dilaksanakan Maret 1991, memutuskan pembinaan koordinasi proyek ini dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri. Agenda selanjutnya dibuat rencana kegiatan oleh pelaksana proyek. Terkait dengan tinggi bebas dan bentang bersih jembatan (clearance) jembatan, dikoordinasikan dengan Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan Departemen Perhubungan.

Di rapat kedua, Maret 1992, tim pengarah meminta agar PT DMP segera menyelesaikan Feasibility Study dan Bankable Proposal. Rapat juga memutuskan agar BPPT membantu DPU dan PT DMP dalam melaksanakan studi teknis jembatan yang meliputi survei, engineering design dan pengujian. Dan di rapat ketiga tim pengarah, Maret 1994, DPU menyatakan kesiapannya untuk mendukung proyek ini dengan menyiapkan PSDPU (Prasarana dan Sarana Dukungan Pekerjaan Umum). Pihak PT DMP kemudian diminta segera menyelesaikan Action Program yang baku beserta studi lingkungan untuk pengembangan kawasan dan studi resettlement. Selain itu BUMNIS/ BUMD juga akan diikutsertakan dalam proyek ini sebagai pemegang saham.

Setelah memasuki rapat keempat, April 1995, Konsorsium Jepang diminta segera mengusahakan pendanaan. Sementara PT DMP diminta segera menyelesaikan pembebasan tanah untuk keperluan kawasan. Pelaksanaan proyek di lapangan selanjutnya dibawah tanggungjawab DPU.

Krisis Moneter Yang Menunda

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 menunda sejumlah proyek besar, salah satunya Jembatan Suramadu


Namun, malang tak dapat ditolak. Semangat berletup untuk segera mewujudkan proyek besar ini harus redup sesaat. Krisis ekonomi yang melanda Asia Tenggara, juga menerpa Indonesia. Kondisi ekonomi pun menjadi carutmarut. Krisis yang tak mampu ditepis membawa efek domino yang berakibat langsung pada rencana pembangunan jembatan Suramadu. Dengan kondisi ini, dalam sidang kabinet 16 September 1997, pemerintah memutuskan untuk menunda pelaksanaan pembangunan beberapa proyek besar termasuk rencana pembangunan jembatan Suramadu. Penundaan tersebut diperkuat dengan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1997, tanggal 20 September 1997, tentang Penangguhan/ pengkajian kembali proyek pembangunan BUMN dan swasta yang berkaitan dengan Pembangunan/ BUMN.

Penundaan ini dimaksudkan untuk mengamankan kesinambungan perekonomian dan jalannya pembangunan nasional. Proyek Jembatan Surabaya-Madura termasuk dalam daftar proyek yang ditangguhkan. Namun bukan berarti proyek ini berhenti. Dalam Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1998 tentang prioritas program infrastruktur, dinyatakan apabila pembangunan Jembatan Surabaya-Madura akan dilanjutkan, maka kegiatan tersebut harus masuk daftar prioritas infrastruktur yang dikoordinasikan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Sebuah perubahan kemudian terjadi. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Juni 1998, menyatakan pelaksanaan proyek pembangunan jembatan Surabaya-Madura tidak lagi melibatkan PT DMP. Untuk itu perlu dilakukan dievaluasi kembali tentang adanya konsorsium baru, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.



Upaya Provinsi Jawa Timur

Meneruskan Cita-cita Pembangunan

Semangat desentralisasi yang tertuang dalam UU Nomor 22/1999 tentang Otonomi Daerah, tanggal 7 Mei 1999, memberikan kewenangan kepada daerah dalam hal ini Propinsi Jawa Timur untuk berperan dalam Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura. Pada bulan Desember 1999 dilakukan rapat koordinasi antara Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur, PT. Jasa Marga dan Koordinator Proyek di Surabaya: Kesepakatan yang didapat pada pertemuan tersebut adalah:
Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur bermaksud untuk mengambil alih tanggungjawab pelaksanaan proyek Jembatan Suramadu dari Departemen Pekerjaan Umum pada bulan September 2000. PT. Jasa Marga akan bertindak sebagai fasilitator dalam melakukan evaluasi biaya investasi dan penyelenggaraan jalan tol untuk Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur.

Untuk itu PT. Jasa Marga akan membantu mengevaluasi aspek investasi dengan skema Special Yen Credit, Soft Loan atau Modifikasi Investasi. Sesuai dengan semangat reformasi masyarakat Madura menginginkan dilaksanakannya redesign terhadap jembatan Suramadu. Engineering Design Jembatan beserta hasil pengujian dan studi pendukung lainnya yang telah ada, akan diminta dari BPPT dan Departemen Pekerjaan Umum untuk memudahkan dalam kegiatan Kaji Ulang Studi Kelayakan (Review Feasibility Study) dan redesign jembatan.


Melalui Surat Gubernur Jatim Nomor:602/1746/201/2001, tanggal 11 Oktober 2001 dan Nomor: 602/2332/201.3/2001, tanggal 26 November 2001, Pemerintah Jawa Timur mengajukan Permohonan Inisiasi Pelaksanaan Pembangunan Jembatan Suramadu dan Pencabutan Keputusan Presiden RI nomor 55 Tahun 1990.

Selain itu, 14 Januari 2002 dilakukan sosialisasi pembangunan jembatan Suramadu oleh Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo di depan alim ulama dan tokoh masyarakat Madura di Pamekasan. Rencana melanjutkan kembali pembangunan Jembatan Suramadu ini direspon dan sambutan yang sangat baik dari masyarakat Madura. Mereka juga mengharap kesungguhan pemerintah pusat dalam rencana pembangunan Jembatan Suramadu. Selain itu Bupati / DPRD diharapkan mengantisipasi selesainya pembangunan jembatan ini dengan tata ruang, perencanaan ekonomi, serta rencana induk pembangunan Pulau Madura dengan tepat. Langkah pemerintah provinsi ini dijawab oleh Pemerintah Pusat melalui Surat Menteri Negara Ristek/ Kepala BPPT kepada Presiden RI, No: 07/M/I/2002, tanggal 23 Januari 2002, perihal Inisiasi Pelaksanaan Pembangunan Jembatan Suramadu, yang menyatakan dukungan penuh atas langkah nyata yang diambil oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur.


Melalui surat tersebut juga dinyatakan perlunya diterbitkan Keputusan Presiden baru untuk menyatakan bahwa proyek Jembatan Suramadu adalah termasuk proyek prioritas dan sekaligus mencabut Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1990.


Titian Perjalanan Baru

Kepres 79 / 2003 merupakan titian awal dimulainya kembali pembangunan Jembatan Suramadu


Seiring membaiknya situasi perekonomian, maka keluarlah Keputusan Presiden Nomor 79 tanggal 27 Oktober 2003 tentang pembangunan Jembatan Surabaya-Madura yang menyatakan bahwa pembangunan Jembatan Suramadu dapat dilanjutkannya kembali.

Dalam Keputusan Presiden tersebut juga dinyatakan pembangunan Jembatan Suramadu dilaksanakan sebagai bagian dari pembangunan kawasan industri, perumahan dan sektor lainnya dalam wilayah kedua sisi ujung jembatan. Pelaksanaan pembangunan Jembatan Suramadu juga harus memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Jawa Timur dan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Gersik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbang Kertosusila) serta Pamekasan, Sampang dan Sumenep. Dengan Jembatan Suramadu, yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, bersaing dengan daerah-daerah lain.

Tata wilayah dan tata guna lahan juga akan terbentuk secara proporsional. Proyek ini kelak diharapkan dapat mengukir sejarah baru dalam perkembangan transportasi di Indonesia karena untuk pertama kalinya dibangun jembatan yang menghubungkan antar dua pulau, sekaligus menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.

sumber : http://www.suramadu.com/latar-belakang/34-latar-belakang/47-sejarah-awal-pembangunan-suramadu.html

PATNER

Blogs Directory

Followers