Wednesday, November 25, 2009

PENDIDIKAN PADA MASA ABBASIYAH

1 komentar
I. PENDAHULUAN
Kekuasaan dinasti Bani Abbasiyah merupakan khalifah yang melanjutkan kekuasaan dinasti Ummayah. Dinasti Abbasiyah merupakan kekuasaan yang didirikan oleh keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Yaitu Abdullah Al-Saffan Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al-Abbas. Pada dinasti Abbasiyah mencapai masa keemasan islam. Pada masa itu islam mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban, dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, di tambah lagi dengan banyaknya penerjemah buku-buku bahasa asing ke bahasa arab, dan melahirkan tokoh-tokoh intelektual muslim.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Masa keemasan Bani Abbasiyah.
B. Faktor-faktor pendukung masa keemasan.
C. Lahirnya tokoh-tokoh intelektual muslim.
III. PEMBAHASAN
A. Masa keemasan Bani Abbasiyah.
Dari perjalanan dan rentang sejarah, ternyata bani abbas dalam sejarah lebih banyak berbuat dari pada bani Ummayah. Pergantian dinasti Ummayah kepada dinasti Abbasiyah tidak hanya sebagai pergantian kepemimpinan, lebih dari itu telah mengubah, menoreh wajah duniaislam dalam refleksi kegiatan ilmiah. Pengembangan ilmu pengetahuan pada bani Abbasiyah merupakan pengembangan wawasan dan disiplin keilmuan.
Kontribusi ilmu terlihat pada upaya Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan putranya Al-Ma’mun (813-833 M) ketika mendirikan sebuah akademi pertama dilengkapi pusat peneropongan bintang. Perpustakaan terbesardan dilengkapi pula dengan lembaga untuk penerjemahan.
a. Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M)
Khalifah ini dilahirkan di Raiyi pada tahun 145 H, beliau adalah seorang putra dari Al-Mahdi dan Khai Zuran, beliau diangkat sebagai khalifah secara resmi pada tahun 170 H. ketika Harun Al-Rasyid memerintah, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin walaupun adajuga pemberontakan. Luas wilayahnya mulai dari afrika utara hingga ,ke India. Pada masanya hidup pula para filosof, punjaga, ahli baca Al-Qur’an,dan para ulama dibidang agama. Didirikan pula perpustakaan yang di beri nama Baitul Hikmah, didalamnya orang-orang dapat membaca, menulis dan berdiskusi.
Keagungan Pemerintah Di Zaman Harun Al-Rasyid.
Pemerintah khalifah Harun Al-Rasyid merupakan pemerintahan yang baik dan terhormat, bersih dan penuh kebijakan serta paling luas daerah pemerintahannya. Beliau adalah seseorang sastrawan pencipta cerita-cerita lama dan syair-syair. Di zaman pemerintahannya itu baitul mal di tugaskan menanggung nara pidana dengan memberikan makanan pada setiap orang.
Penyebab kekhalifahan Harun Al-Rasyid menjadi masyhur adalah naungannya ke atas ilmu pengetahuan, dan mendirikan Baitul Hikmah yang merupakan sebuah institusi kebudayaan dan pikiran cemerlang ketika itu, dan merintis jalan ke arah kebangkitan eropa.
Dan yang paling utama adalah buku “Seribu Satu Malam” yang telah menduduki tempat paling atas dibidang kesusastraan dunia.
b. Al-Ma’mun (813-833
Khalifah Al-Ma’mun lahir pada tahun 170 H / 786 M. bertepatan dengan di angkatnya bapaknya yaitu Harun Al-Rasyid menjadi khalifah Bani Abbasiyahyang ke enam.
Abdullah Al-Makmun diangkat menjadi khalifah Bani Abbasiyah yang ke delapan setelah saudaranya yaitu Al-Amin meninggal dunia. Beliau di lantik oleh khalifah Harun Al-Rasyid, Al-Ma’mun menyandang gelar khalifah pada tahun 198 H. di zaman Al-Ma’mun itu bermulalah kerajaan Tahiriyah, hasil dari pelantikan terhadap Thahir bin Al-Husain sebagai Amir atau pemerintah bagi wilayah Khurrosan pada tahun 205 H. kerajaan Tahiriyah ini berkelanjutan hingga tahun 259 H. di zaman itujuga bermula kerajaan Ziyadiyah hasil pelantikan terhadap muhammad bin Ibrahim As-Ziadi, sebagai Amir di negeri Yaman dan Tihamah pada tahun 203 H untuk menumpaskan golongan Syiah di sana.
Al-Ma’mun merupakan salah seorang tokoh khalifah Abbasiyah yang paling terkemuka, intelektualnya dan kecintaan kepada ilmu pengetahuan serta jasa-jasanya dibidang tersebut yang telah meletakkan dirinya di puncak daftar khalifah-khalifah Abbasiyah. Di Baitul Hikmah beliau mengumpulkan berbagai ilmu pengetahuan asing,dan memerintahkan supaya dibeli dan dikumpulkan untuknya buku-buku karya beberapa bangsa asing, dan memerintahkan supaya diterjemahkan kedalam bahasa arab. Pada zaman itulah muncul filsafat arab yang agung, yaitu Al-kindi yang menulis mengenai beberapa ilmu pengetahuan. Al-Hajaj bin Yusuf bin Matr telah menerjemahkan untuk Al-Ma’mun beberapa buah buku karya Euclidesdan buku Ptolemy.
Di masa kehalifahaan Al-Ma’mun terdapat dua blok kekuatan utama di kerajaan tersebut. Salah satunya adalah lingkungan aristokrasi di istanadan yang lain adalah blok egalitarian dan “Konstitu-Sionalis” yang berdasarkan syari’ah.
Faham yang dianut oleh khalifah Abdullah Al-Ma’mun adalah faham Mu’tazilah, yang mana faham tersebut dijadikan sebagai faham resmi negara. Beliau mengemukakan faham Mu’tazilah sebagai faham resmi negara pada tahun 827 M.
Ciri-ciri menonjol dinasti Bani Abbasiyah yang tidak terdapat di zaman Ummayah antara lain :
1) Dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi jauh dari pengaruh arab. Sedangkan dinasti Bani Ummayah sangat berorientasi kepada arab.
2) Dalam penyelenggaraan negara, kepada masa Bani Abbas ada jabatan wazir, yang membawahi kepala departemen.
3) Ketentaraan profesional baru terbentuk pada masa pemerintahan Bani Abbas.
Lembaga-lembaga yang menjalani perkembangan pada masa pemerintahan Bani Abbas diantaranya :
a) Maktab / kuttab dan masjid, yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak mengenal dasar-dasar bacaan, hitungan, dan tulisan dan tempat para remaja belajar dasar-dasar ilmu agama seperti tafsir, hadits, fiqh, dan bahasa.
b) Perpustakaan dan akademi, perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis, dan berdiskusi.
B. Faktor-faktor pendukung masa keemasan.
Melihat perkembangan lembaga pendidikan itu mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Hal tersebut sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa arab, baik sebagai bahsa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Ummayah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Di samping itu, kemajuan itu paling tidak, juga terdapat faktor-faktor pendukung antara lain, yaitu :
a. Terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan, asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Pengaruh Persia sangat kuat dibidang pemerintahan, selain itu juga berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat dan sastra. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, matematika, dan astronomi. Sedangkan pengaruh yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
b. Gerakan terjemah yang berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama, pada masa khalifah Al-Mansyur hingga Harun Al-Rasyid, dalam menerjemah karya-karya di bidang astronomi dan mantiq. Fase kedua, berlangsung mulai masa khalifah Al-Ma’mun hingga tahun 300 H. buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Bidang-bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.
C. Lahirnya tokoh-tokoh intelektual muslim.
Secara garis besar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan pada masa Harun Al-Rasyid. Dan ada juga gerakan penerjemah sehingga melahirkan tokoh-tokoh islam sesuai dengan keahliannya.
1. Perkembangan Ilmu Naqli
Ilmu Naqli adalah ilmu yang bersumber dari Naqli (Al-Qur’an dan Hadits), yaitu ilmu yang berhubungan dengan agama islam. Ilmu-ilmu itu diantaranya :
a. Ilmu tafsir
Al-Qur’an adalah sumber utama dari agama islam. Oleh karena itu semua prilaku ummat islam harus berdasarkan kepadanya, hanya saja tidak semua bangsa arab memahami arti yang terkandung didalamnya. Maka bangunlah para sahabat untuk menafsirkan.
Ada dua cara penafsiran
1) Tafsir Bil Ma’tsur, yaitu memikirkan Al-Qur’an dengan hadits Nabi.
Mufassir yang masyur dari golongan ini adalah :
- Ibnu Jair At-Thabary dengan tafsirnya sebanyak 30 juta.
- Ibnu Athiyah Al-Andalusi (abu muhammad ibnu Athiyah) 481-546 H.
- As-Suda yang mendasarkan penafsirannya pada ibnu abbas, ibnu mas’ud dan para sahabat yang blain (W. 127 H)
2) Tafsir Bir-Ra’yi, yaitu penafsiran Al-Qur’an dengan mempergunakan akal dengan memperluas pemahaman yang terkandung didalamnya.
Mufassirnya antara lain :
- Abu bakar asma (mu’tazilah) wafat 240 H.
- Abu muslim muhammad bin nashar al-isfahni (mu’tazilah) wafat 322 H.
b. Ilmu Kalam
Yang berjasa dalam menciptakan ilmu kalam adalah kaum mu’tazilah, karena mereka adalah pembela gigih terhadap islam dari serangan yahudi, nasrani dan wasani. Diantara pelopor dan ahli ilmu kalam yang terbesar adalah
- Washil ibn Atho
- Abu Hasan Al-Asyari
- Imam Ghazali
- Abu Husain Al-Allaf
c. Ilmu Tasawuf
Ilmu tasawuf adalah salah satu ilmu yang tumbuh dan matang pada zaman Abbasiyah. Bersamaan dengan lahirnya ilmu Tasawuf muncul pula ahli-ahli dan ulama-ulamanya, antara lain adalah :
- Al-Qusyairy (W 465 H) kitab beliau yang terkenal adalah Al-Rissalatul Qusy Airiyah.
- Syahabuddari, yaitu Abu Hafas Umar Ibn Muhammad Syahabuddari Sahrowardy, (W. 632 H) kitab karangannya adalah Awariffu Ma’arif
- Imam Ghazali (W. 502 H) kitab karangannya antara lain : Al-Basith, Maqasidul, Falsafah, Al-Manqizu Minad Dholal, Ihya Ulumuddari, Bidajatul Hidayah, Jawahirul Qur’an, dan lain-lain.
d. Ilmu bahasa
Pada masa Bani Abbasiyah, ilmu bahsa tumbuh dan berkembang dengan suburnya, karena bahasa arab semakin dewasa dan menjadi bahasa internasional. Ilmu bahasa memerlukan suatu ilmu yang menyeluruh, yang di maksud ilmu bahasa adalah Nahwu, Sharafi, Ma’ani, Bayan, Bad’arudh, Qamus, dan Insya.
Diantara ulama-ulama yang termasyhur adalah :
- Sibawaihi (W. 153 H)
- Muaz Al-Harro (W. 187 H) mula-mula membuat Tashrif.
- Al-Kasai (W. 190 H) pengarang kitab tata bahasa.
- Abu Usman Al-Maziny (W. 249 H), karangannya banyak tentang Nahwu.
e. Ilmu Fiqh
Zaman Abbasiyah yang merupakan zaman keemasan tamadun islam telah melahirkan ahli-ahli hukum (Fuqoha) yang tersohor dalam sejarah islam dengan kitab-kitab fiqh (hukum).
- Ahli hadits adalah aliran yaitu : aliran hadits dan ra’yi pemuka dari aliran ini adalah imam Malik dengan pengikutnya, pengikut imam Syafi’i, pengikut Sufyan, dan pengikut imam Hambali.
- Ahli ra’yi adalah aliran yang mempergunakan akal dan fikiran dan menggali hukum. Pemuka aliran ini adalah Abu Hanifah dan teman-temannya fuqaha dari irak.
2. Perkembangan Ilmu Aqli
Ilmu Aqli adalah ilmu yang didasarkan kepada rasio, ilmu yang tergabung ilmu ini kebanyakan di kenal ummat islam berasal dari terjemahan asing.
a. Ilmu kedokteran
Ilmu ini mulai mendapatkan perhatian ketika khalifah Al-Mansyur dari bani Abbas menderita sakit pada tahun 765 M, orang-orang yang terkenal sebagai dokter islam antara lain.
- Al-Razi (865-925 M) yang terkenal di dunia barat dengan sebutan Rozes. Salah satu karangannya yang termasyhur adalah “campak dan cacar” dan bukunya yang termasyhur lainnya “Al-Hawi”.
- Ibnu Sina
Beliau menulis ensiklopedinya tentang ilmu kedokteran yang kemudian terkenal dengan nama Al-Qanun Fi Al-Thif, dan bukunya “Al-Qanun Fi Al thif” dianggap sebagai himpunan perbendaraan ilmu kedokteran. Penulis barat menjuluki Ibnu Sina sebagai “Bapak dokter’
b. Ilmu Filsafat
? Al-Kandi
Al Kandi terkenal dengan sebutan ‘Filosuf Arab”. Beliau menganut aliran mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat.
Al-Nadim dan Al-Dafthi menyebutkan karangan Al-Kandi sebanyak 238 buah yangb berisi filsafat, logika, ilmu hitung, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, optik, ilmu matematika, dan lain sebagainya.
? Al-Farabi
Karangan Al-Farabi hanya berupa risalah (karangan pendek) jadi banyak karangannya tapi banyak juga yang tidak di kenal. Karangannya adalah :
a) Aghradh Ma Ba’da Al-Thabi’ah
b) Al-Jam’u Baina Ra’yi Al-Hakimin
c) Tahsil Al Sa’adah
d) Uyun Al-Masail
e) Ara’u Ahli Al-Madariyah Al-Fadhilah
f) Insha’u Al-Alum
? Al-Ghazali
Ia mengarang buku “Maqasid Al-Falasifah” yang menjelaskan pemikiran-pemikiran filsafat, terutama menurut Ibnu Sina, kemudian ia mengeritik dan menghancurkannya dengan bukunya “Tahaf’ut Al-Falsifah” (kekacauan para filosof). Karangannya yang lain adalah Ihya Ulumuddin.
? Ibnu Rusyd
Dalam bidangan kedokteran terdapat 16 jilid buku yang bernama “Kulliyat Fi Al-Thif” (aturan umum kedokteran) dalam ilmu hukum beliau mengarang Bidyat Al-Mujtahid.
D. KESIMPULAN
Dari beberapa permasalahan yang diuraikan diatas dapat kita simpulkan bahwa Bani Abbasiyah merupakan penerus Bani Ummayah peda masa ini, islam mencapai puncak keemasan dan mengalami kejayaan di berbagai bidang, baik intelektual, ekonomi, dan kekuasaan yang telah melahirkan berbagai ahli ilmu pengetahuan.
Keberhasilan tersebut tentunya terdapat faktor-faktor yang menyebabkannya keberhasilan tersebut.
E. PENUTUP
Demikian makalah yang disusun oleh penulis dengan judul “Masa Keemasan Islam Bani Abbasiyah” guna mencapai tugas mata kuliah SEJARAH PERADABAN ISLAM I yang diampu oleh Bapak Rikza Chamami, M.Si. penulis sadar akan kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah yang disusun penulis dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Amin…
DAFTAR PUSTAKA
Thohir Ajid, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, Jakarta : Raja Garafindo Persada, 2004.
Mufrodi Ali, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997.
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003.
Armstrong Karen, Islam : ASHORT HISTORY Sepinta Sejarah Islam, Yogyakarta : Ikon Teralitera, 2002.
Sunanto Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta : Prenanda Media, 2003.
Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 3, Jakarta : Al-Husna Zikra, 1997.

Ma’rifah

0 komentar
A. Pengertian Tujuan Dan Kedudukan Ma’rifah
Menurut bahasa ma’rifah berasal dari kata arafa, ya’rifu, irfan, ma’rifah yang artinya pengetahuan atau pengalaman dan dapat pula berarti pengetahuan tentang rahasia hakikat agama, yaitu ilmu yang lebih tinggi dari pada ilmu yanh di dapatioleh oaring-orang pada uumumnya.

Selanjutnya ma’rifah di mgunakan untuk menunjukan salah satu tingkat dalam tasawuf, dalam arti sufistik ini marifah di artikan sebagai pengetahuan mengenai tuhan melalui hati sanubari,
Kemudian dari literature yang di berikan tentang ma’rifah sebagai mana di sebutkan oleh harun nasution ma’rifah mengetahui tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat tuhan oleh karn iu orang-orang sufi mengatakan :
• Kalau mata yang terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka,mata kepalanya akan tertutup, dan ketika itu yang di lihatnya hanya alloh.
• Makrifat adalah cermin, kalau seorang arif melihat cermin itu yang di lihat hanya alloh.
• Yang di lihat orang arif baik sewaktu tidur maupun sewaktu bangun hanya alloh.
• Sekiranya ma’rifah mengambil bentuk materi semua orang yang melihat padanya akan mati karma tak tahan melihat.

Dari beberapa definisi tersebut dapat di ketahui bahwa makrifat adalh mengetahui rahasia rahasia tuhan dengan hati sanubari, dengan demikaian tujuan yang ingin di capai oleh makrifat ini adalah mengetahui rahasia rahasia yang terdapat dalam diri tuhan .
Dengan demikian, kelihatannya yang mudah adapt di pahami bahwa marifah dating sesudah mahabah, hal ini di sebabkan karena ma’rifah lebih mengacu pada pengetahuan, sedangkan mahabah menggambarkan kecintaan




B. Alat Untuk Ma’rifah
Pada dasarnya alat yangdi gunakan untuk ma’rifah sudah ada pada diri setiap manusia, yaitu qalb (hati), namun namun qalb di sini tidak sama dengan heart dalam bahasa inggris, karma qalb selain alat unuk merasa juga alat untuk berfikir, bedanya qalb dengan akal ialah bahwa akal tidak bisa mperoleh pengetahuan yang sebenarnya tentang alloh, sedangkan qalb dapat mengetahui tentang segala yang ada
Dalam hal ini proses sampainya qalb pada cahaya yaitu erat kaittannya dengan tiga konsep di bawah ini]
 Takhalli yaitu mengosongkan diri dari akhlak yang tercela dan perbuatan maksiat melalui taubat
 Tahalli yaitu menghiasi diri dengan perbuatan yang mulia dan amal ibadah
 Tajalli yaitu terbukanya hijab sehingga tampak jelas cahaya tuhan hal ini sejalan dengan firman alloh swt :
         
Tatkala tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu[, jadikannya gunung itu hancur luluh dan musa pun jatuh pingsan..(al-a’raf,7:143)

C. Tokoh Yang Mengembangkan Makrifat
Sesuai dengan literature tasawuf yang kita jumpai ada dua tokoh yang mengenalkan dua paham ini, yaitu al-ghazali dan zun-al-nun al-misr, al-gazali nama lengkapnya adalah abu hamid muhammad al-ghazali lahir pada tahun 1059 m. Di ghazaleh,suatu kota kecil yang terletak di dekat tus di khurasan, ia pernah beljar pada imam al-haramain al-juwaini yaitu guru besar di sebuah madarasah al-nizamiah nisyafur, setelah mempelajari ilmu agama beliau mempelajari ilmu pengetahuan alam, filrafat dan lain lain, dan akhirnya ia memilih ilmu tasawuf sebagai jalan hidupnya.
Adapun zun al-misri berasal dari naubah, suatu negri yang sudan dan mesir, tahun kelahirannya tidak banyak diketahui hanya tahun wavatnya yaitu : ( 860 m.menurut hamka beliaulah puncaknya kaum suffi dalam abad ketiga hijriah.beliaulah yang banayk sekali menambahkan jalan buat menuju jalan tuhan.`
Mengenai bukti bahwa kedua tokoh tersebut membawa paham ma’rifah dapat di ikuti dari pendapat pendapat nya di bawah ini
menurut al-ghazali adalah setinggi tinggi tingkat yang dapat di capai seorang sufi dan pengetahuan yang di dapat oleh ma;rifah lebih tinggi di banding dengan yang di peroleh dengan akal.
adapun ma’rifah yang di ajukan oleh zun-al-nur al-misri adalah pengetahuan hakiki tentang tuhan menurutnya ma’rifah hanya terdapat pada kaum sufi yang sanggup melihat tuhan dengan sanubari mereka.
Adapun cirri-ciri orang yang mendapat ma’rifah ialah orang yang hatinya bagaikan cermin yang dapat di dalam nya hal-hal yang ghaib dari pada selainnya dia, dan sinar hatinya tiada lain dari cahaya iman dan cahaya yaki, maka atas sekedar kekuatan imannya. Maka bersinarlah nur hatinya, dan atas kadar kekuatan imannya hatinya dapat berdialok dengan tuhan, dan atas dasar kekuatan musyahadah maka dapatlah ia bermakrifah dengan nama nama alloh. Sifat sifat alloh,

D. Ma’rifah dalam pandangan al-quran dan al-hadis
Dari penjelasan di atas bawasannya m’rifah adalah pengetahuan tentang rahasia rahasia tuhan yang di berikan kepada hambanya melalui pancaran cahayanya yang di masukan tuhan ke dalam hati seoarang sufi.dengan demikian ma’rifah berhubungan dengan nur (cahaya tuhan), seedangkan dalam al-quran di jumpai tidak kurang dari 43 kali kata nur di ulang dan sebagian besar di hubungkan dengan tuhan misalnya ayat Al-quran yang berbunyi
           
(dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun.(Qs.an-nur 24:40)




          
Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya) (QS.az-zumar 39:22)
Dua ayat tersebut sama-sama berbicara tentang cahaya tuhan, cahaya tersebut ternyata dapat di berikan tuhan kepada hambanya yang di kehendaki, mereka yang dapat cahaya akan dapat mudah mendapatkan petunjuk hidup. Sedangkan mereka yang tidak mendapatkan cahaya allah akan mendapatkan nesulitan hidup. Dengan demikian ajaran ma’rifah sangat di mungkinkan terjadi dalam islam dan tidak bertentangan dengan al-quran. Selanjutnya dalam hadis kita jumpai sabda rosululah yang artinya berbunyi :
Aku (alloh) adalah perbendaharaan allah yang tersembunyi(ghai) aku ingin memperkenalkan siapa aku, maka aku ciptakan lah mahluk, oleh karma itu aku memperkenalkan diri-Ku kepada mereka, maka mereka itu mengenal aku (hadis qudsi)
Hadis tersebut memberikan petunjuk bahwa allah dapat di kenal oleh manusia, caranya dengan mengenal atau meneliti ciptaanya, ini menunjukkan bahwa ma’rifah dapat terjadi dan tidak bertentangan dengan ajaran al-quran.

MAHABBAH

0 komentar
A. MAHABBAH

1. PENGERTIAN,

Mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yang secara harfiah berarti mencintai secara mendalam. Dalam mu’jam al-falsafi, Jamil Shaliba mengatakan mahabbah adalah lawan dari al-baghd, yakni cinta lawan dari benci. Al mahabbah dapat pula berarti al wadud yakni yang sangat kasih atau penyayang.
Mahabbah pada tingkat selanjutnya dapat pula berarti suatu usaha sungguh-sungguh dari seseorang untuk mencapai tingkat ruhaniah tertinggi dengan tercapainya gambaran yang Mutlak, yaitu cinta kepada Tuhan.
Kata mahabbah selanjutnya digunakan untuk menunjukkan pada suatu paham atau aliran dalam tasawwuf yang artinya kecintaan yang mendalam secara ruhaniah pada Tuhan.

Pengertian mahabbah dari segi tasawwuf ini lebih lanjut dikemukakan al Qusyairi sebagai berikut: “almahabbah adalah merupakan hal (keadaan) jiwa yang mulia yang bentuknya adalah disaksikannya (kemutlakkan) Allah swt oleh hamba, selanjutnya yang dicintainya itu juga menyatakan cinta kepada yang dikasihi-Nya dan yang seorang hamba mencintai Allah swt”.

Harun Nasution mengatakan mahabbah adalah cinta yang dimaksud adalah cinta kepada Tuhan, antara lain sebagai berikut:
a. memeluk kepatuhan pada Tuhan dan membenci sikap melawan kepada-Nya.
b. Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi.
c. Mengosongkan hati dari segala – galanya kecuali dari yang dikasihi yaitu Tuhan.

Dilihat dari tingkatannya, mahabbah sebagai dikemukakan al-Sarraj sebagai dikutip Harun Nasution ada tiga macam yaitu:
1. mahabbah orang biasa yaitu selalu mengingat Allah dengan zikir, suka menyebut nama-nama Allah dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan Tuhan.
2. mahabbah orang shidiq, yaitu cinta orang yang kenal pada Tuhan, kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya, ilmu-Nya, dan lain-lain.
3. mahabbah orang yang arif adalah cinta yang tahu betul kepada Tuhan.
Dari uraian tersebut disimpulkan mahabbah adalah suatu keadaan jiwa yang mencintai Tuhan sepenuh hati, sehingga sifat-sifat yang dicintai (Tuhan) masuk ke dalam diri yang dicintai.

2. Tujuan Mahabbah

Tujuannya adalah untuk memperoleh kesenangan batiniah yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, tetapi hanya dirasakan oleh jiwa.
Selain itu juga mahabbah merupakan hal keadaan mental seperti senang, perasaan sedih, perasaan takut dan sebagainya. Mahabbah berlainan dengan maqam, hal bersifat sementara, datang dan pergi bagi para sufi dalam perjalanan mendekatkan diri pada Allah swt.

3. Kedudukan Mahabbah

Al mahabbah adalah satu istilah yang hampir selalu berdampingan dengan ma’rifah, baik dalam kedudukan maupun pengertiannya. Ma’rifah adalah merupakan tingkat pengetahuan kepada Tuhan melalui mata hati (alQalb), maka mahabbah adalah perasaan kedekatan dengan Tuhan melalui cinta(roh). Rasa cinta itu tumbuh karena pengetahuan dan pengenalan kepada Tuhan sudah sangat jelas mendalam, sehingga yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai. Oleh karena itu, menurut Al Ghazali mahabbah itu manifestasi dari ma’rifah kepada Tuhan. Dengan demikian kedudukan mahabbah lebih tinggi dari ma’rifah.

B. Alat Untuk Mencapai Mahabbah

Para ahli tasawuf mengungkapkan alat untuk mencapai mahabbah yaitu menggunakan pendekatan psikologi melihat adanya potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia. Harun Nasution mengatakan alat untuk memperoleh ma’rifah oleh sufi disebut sir. Harun Nasution mengutip pendapat al-Qusyairi ada 3 alat yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan yaitu:
1. Al-Qalb, yaitu hati sanubari, sebagai alat mengetahui sifat-sifat Tuhan.
2. Roh, yaitu alat untuk mencintai Tuhan.
3. Sir, yaitu alat untuk melihat Tuhan.
Sir lebih halus daripada roh, dan roh lebih halus dari qolb. Kelihatannya sir bertempat di roh, dan roh bertempat di qolb, dan sir timbul dan dapat menerima iluminasi dari Allah, kalau qolb dan roh telah suci sesuci-sucinya dan kosong-sekosongnya, tidak berisi apapun.
Dari keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa alat untuk mencintai Tuhan adalah roh, yaitu roh yang sudah dibersihkan dari dosa dan maksiat, serta dikosongkan dari kecintaan kepada segala sesuatu, melainkan hanya berisi oleh cinta kepada Tuhan.
Roh yang digunakan untuk mencintai Tuhan itu sebenarnya telah dianugerahkan Tuhan kepada manusia sejak dalam kandungan ketika berumur empat bulan, dengan demikian alat untuk mencintai Tuhan sebenarnya telah diberikan Tuhan. Manusia tidak mengetahui sebenarnya hakikat roh itu, yang mengetahui hanyalah Tuhan. Allah berfirman:

               
Artinya: mereka itu bertanya kepada Engkau (Muhammad) tentang roh, katakanlah bahwa roh itu urusan Tuhan, tidak kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit sekali. (QS. Al-isra’: 85).
Selanjutnya Rasulullah saw juga telah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim yang artinya:
“sesungguhnya manusia dilakukan penciptaaannya dalam kandungan ibunya, selama empat puluh hari dalam bentuk nutfah(segumpal darah), kemudian menjadi alaqah(segumpal daging) pada waktu juga 40 hari, kemudian dijadikan mudghah (segumpal daging yang telah berbentuk) pada waktu 40 hari juga, kemudian Allah mengutus malaikat untuk menghembuskan roh kepadanya”

C. Tokoh Yang Mengembangkan Mahabbah

Tokoh yang memperkenalkan mahabbah adalah Rabiah al Adawiyah. Ia adalah seorang zahid perempuan yang amat besar dari Basrah, di Irak. Ia hidup antara tahun 713-801 M, ada juga yang menyebutkan ia meninggal pada tahun 185/796 M. Menurut riwayatnya ia adalah seorang hamba yang kemudian dibebaskan. Dalam hidup selanjutnya ia banyak beribadah, bertaubat, menjauhi hidup duniawi dan menolak bantuan material yang diberikan orang kepadanya. Selain itu juga ia betul – betul hidup dalam keadaan zuhud dan hanya ingin berada dekat dengan Allah swt dan selalu menolak lamaran pria salih.
Diantara doa dari Rabiatul Adawiyah : “Ya Rabbi, bila aku menyembah-Mu karena takut akan neraka bakarlah diriku di dalamnya. Bila aku menyembah-Mu karena harap akan syurga jauhkanlah aku dari sana. Namun jika aku menyembah-Mu hanya demi Engkau maka janganlah Kau tutup Keindahan Abadi-Mu”.

D. Mahabbah Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits

Ada banyak ayat – ayat dalam alqur’an menggambarkan bahwa antara manusia dengan Tuhan dapat saling bercinta. Diantaranya :
     •  
Artinya: “jika kamu cinta kepada Allah, maka turutlah aku dan Allah akan mencintai kamu”. (QS. Al-imran: 30).
    
Artinya:”Allah akan mendatangkan suatu ummat yang dicintai-Nya dan yang mencintai-Nya”. (QS. Al-Maidah: 54).

Di dalam hadits juga disebutkan:

ﻮﻻﻴﺰﺍﻞﻋﺒﺩﻯﻴﺘﻘﺮﺐﺇﻠﻲﺒﺎﻟﻨﻮﺍﻔﻞﺤﺘﻰﺍﺤﺒﻪﻮﻣﻦﺍﺤﺒﺒﺘﻪﻜﻨﺖﻟﻪﺳﻣﻌﺎﻮﺑﺼﺮﺍﻮﻴﺪﺍ
Artinya:”hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan perbuatan-perbuatan hingga Aku cinta kepada-Nya. Orang yang Ku cintai menjadi telinga, mata dan tangan-Ku”.
Ayat dan hadits di atas memberikan petunjuk bahwa antara manusia dan Tuhan dapat saling mencintai, karena alat untuk mencintai Tuhan, yaitu roh yang berasal dari Tuhan. Roh Tuhan bersatu dan roh yang ada pada manusia anugerah Tuhan bersatu dan terjadilah mahabbah. Untuk mencapai keadaan tersebut dilakukan dengan amal ibadah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.


Friday, November 20, 2009

IDENTIFIKASI DAN TATANAMA TUMBUHAN

0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN

Setiap orang yang mengadapi tumbuhan yang tidak ia kenal, pastilah pertama-tama yang ingin ia ketahui adalah identitas tumbuhan tersebut. Dengan kata lain adalah berusaha mengenal atau melakukan identifikasi terhadap tumbuhan itu. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas (jati diri) suatu tumbuhan, menentukan namanya yang benar dan tempatnya dalam sistm klasifikasi. Untuk memeberi nama harus mengikuti aturan yang ada dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT) dan hendaknya mengikuti rekomendasinya.

BAB II
IDENTIFIKASI DAN TATANAMA TUMBUHAN

A. IDENTIFIKASI

Selain menadakan penggolongan atau klasifikasi, tugas utama taksonomi lainnya yang penting adalah pengenalan atau identifikasi. Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah determinasi atau penentuan. Identifikasi adalah suatu proses untuk mengetahui cirri-ciri, bentuk, sifat, serta fungsi dari makhluk hidup untuk dapat memberi nama dan mengelompokkan dalam system klasifikasi. Setiap orang yang akan mengidentifikasi suatu tumbuhan selalu menghadapi dua kemungkinan, yaitu tumbuhan yang akan diidentifikasi belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, jadi belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan tumbuhan itu berturut-turut dimasukkan dalam kategori yang mana. Jika tumbuhan yang akan diidentifikasi sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, maka tumbuhan tersebut sudah ditentukan nama dan tempatnya dalam system klasifikasi.

1. Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan

Jika kita mengadakan koleksi tumbuhan kemungkinan setelah mengadakan penelusuran pustaka yang ada di dunia iniatau pengecekan terhadap pustaka-pustaka atau koleksi herbarium yang ada di Lembaga Herbarium Internasional di seluruh dunia, diketahui bahwa tumbuhan tersebut belum diidentifikasi atau di beri nama, maka tugas kita adalah memberi nama timbuhan dan menempatkannya dalam klasifikasi tumbuhan. Untuk memberi nama baru harus mengikuti aturan yang ada dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT) dan hendaknya harus mengikuti rekomendasinya. Nama yang harus diberikan adalah nama ilmiah, syah, dipublikasi secara valid dan efektif serta berhubungan secara permanent dengan salah satu elemen dari takson tersebut, yaitu tipe tatanama dari takson baru tersebut. Untuk klasifikasinyapun diharapkan agar dapat disisuaukan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas specimen (bahan) yang real, baik specimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan. Oleh pelaku identifikasi specimen yang belum dikenal itu, meleui studi yang seksama kemudian dibuatkan candra yang memuatkan _irri-ciri diagnostiknya. Berikutnya adalah menetapkan specimen itu merupakan anggota populasi jenis apa, dan berturut-turut ke atas di masukkkan kategori mana (marga, suku, bangsa, dan kelas serta devisinya). Penentuan nama jenis dan tingkat takson ke atas berturut-turut tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui car-cara yang diatur dalam KITT.

2. Identifikasi tumbuhan yang sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan

Untuk identifikasi tumbuhan yang kita tidak kenal, tetapi telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan tersedia beberapa sarana, antara lain :
a. Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli dan kita perkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan kita.
b. Mencocokkan dengan specimen herbarium yang telah diidentifikasi. Cara ini merupakan cara yang umum terjadi di seluruh dunia, yang berupa pengiriman specimen tumbuhan ke herbarium atau lembaga-lembaga penelitian biologi yang tenar untuk diidentifikasikan. Selain itu cara ini juga kerap digunakan antar ilmuwan untuk memperoleh kepastian mengenai identitas tumbuhan, pengecekan silang atau konfirmasi.
c. Mencocokkan candra dan gambar-gambar yan ada dalam buku flora atau monografi. Selain penguasaan ilmu hayat, pelaku identifikasi dengan cara ini harus pula menguasai peristilahan yang lazim digunakan dalam mencandra tumbuhan. Selain itu, kadang diperlukan juga peralatan tertentu seperti perangkat alat pengurai (dissecting kit), kaca pembesar, bahkan mikroskop.
d. Menggunakan kunci identifikasi. Kunci identifikasi adalah serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya harus ditemukan pada specimen yang akan diidentifikasi. Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi itu ditemukan jawabanya, berarti tumbuhan yang akan diidentifikasikan sama dengan salah satu yang telah dibuat kuncinya, dan nama serta tempatnya dalam system klasifikasi akan diketahui setelah semua pertanyaan dalam kunci dapat dijawab.
e. Menggunakan lembar identifikasi jenis (spesies identification sheet), yaitu sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disrtai nama dan klasifikasijenis yang bersangkutan. Disamping itu, gambar juga dilengkapi dengan candra serta keterangan-keterangan lain menambah lengkapnya informasi mengenai jenis tumbuhan tadi. Dengan tersedianya lembar-lembar identifikasi jenis, yang merupakan flora bergambar untuk suatu lingkungan tertentu, mereka dimungkinkan untuk mengadakan inventarisasi jenis-jenis gulma gulma yang ada dalam wilayah kerjanya. Dengan demikian dapat diperoleh informasi yang dapat menunjang kepentingan-kepentingan lain, seperti dalam menetapkan metode pengendalian gulma di perkebunan yang bersangkutan.

B. TATANAMA TUMBUHAN

Tatanama merupakan bagian dari kegiatan taksonomi yang bertujuan untuk mendeterminasi nama yang benar dari suatu takson atau kesatuan taksonomi. Menurut Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT), pemberian nama ilmiah tumbuhan didasarkan pada bahasa latin atau yang diperlakukan sebagai bahasa latin, sehingga diharapkan dapat dipergunakan secara universal oleh para ahli botani.


Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai begitu banyak nama tumbuhan yang diberikan dalam bahasa yang sesuai dengan bahasa induk yang digunakan oleh daerah masing-masing, yang sering disebut nama biasa. Oleh karena itu terbatas pengertiannya pada orang-orang sebahasa saja, maka pemakaian nama ilmiah sekarang sudah menjadi kebiasaan umum yang diterapkan di seluruh dunia. Adapun perbedaan antara bahasa biasa dengan nama ilmiah adalah sebagai berikut :


Nama biasa Nama ilmiah
1. tidak mengikuti ketentuan manapun
2. dalam bahasa setempat atau bahasa daerah
3. berlaku local
4. mudah dieja dan dilafalkan
5. tidak jelas untuk kategori mana nama itu
6. satu takson dapat mempunyai lebih dari satu nama yang berbeda-beda menurut bahasa yang digunakan untuk penyebutan 1. diatur dalam KITT
2. dalam bahasa yang duperlakukan Latin
3. berlaku internasional
4. kadang-kadang sukar dieja dan dilafalkan
5. memberi indikasi untuk kategori diberikan takson mana nama itu diberikan
6. untuk tiap takson dengan definisi, posisi dan tingkatan tertentu hanya ada satu nama yang benar.


C. TATANAMA TAKSON SESUAI DENGAN KITT

• Spesies
1. Spesies (Latin) = Spesies (Inggris) = Soort (Belanda) = Jenis (Indonesia)
2. Nama jenis adalah kombinasi biner atau binomial (nama ganda) yang terdiri atas nama marga disusul dengan sebutan jenis (epitheton specificum), yang dalam penulisannya hanya huruf pertama saja yang ditulis dengan huruf besar bagian lainnya termasuk sebutan jenisnya, semua ditulis dengan huruf kecil.
3. Sebutan jenis yang terdiri atas dua kata atau lebih harus disatukan atau diberi tanda penghubung. Sebutan jenis bukan nama jenis (specific name). Hisbicus rosa-sinensis L, tiga kata untuk menjadi dua kata harus ada tanda penghubung.
4. Dibelakang nama spesies harus dituliskan nama orang yang pertama kali memberi nama spesies tersebut (Author). Hisbiscus teleaceus L, L singkatan Linneus tidak ditulis miring atau digaris bawah.
5. Sebutan jenis tidak boleh terdiri atas kata yan merupakan ulangan yang sama atau hamper sama nama marga, dengan atau tanpa ditambah _irri_g yang telah ditranskripsikan. Contoh : Boldu boldus, Linaria linaria

• Genus
1. Genus (Latin) = Genus (Inggris) = Geslacht (Belanda) = Marga (Indonesia)
2. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad, atau kata lain yang diperlakukan sebagai kata yang bersifat demikian. Nama marga dalam bahasa Latin tediri dari satu kata, misalnya Morus l, Gossypium L, Mimosa, dsb.
3. Nama marga tidak dibenarkan berupa istilah yang lazim digunakan dalam morfologi tumbuhan, seperti : Radicula atau Tuber, kecuali bila pemberian nama telah terjadi sebelum 1 januari 1912.
4. Nama marga tidak boleh terdiri dari dua kata, atau kedua kata itu harus disatukan dengan tanda penghubung, misalnya : Uva-ursi.
5. Kata-kata yang tidak dimaksud sebagai nama marga tidak dapat dianggap sebagai nama marga, misalnya Anonymus (kata ini oleh penulisnya digunakan untuk Scirpoides (mirip Scirpus). Kata –kata ini harus ditolak.
6. Saran untuk membentuk nama marga:
a. Agar sedapat mungkin menggunakan bentuk Latin.
b. Menghindarkan penggunaan kata-kata yang tidak mudah disesuaikan dengan bahasa latin
c. Tidak menggunakan kata yang panjang dan sukar dilafalkan dalam bahasa Latin
d. Tidak menggunakan gabungan kata dari bahasa yang berlainan
e. Menhindarkan penggunaan kata sifat sebagai kata benda
f. Tidak menggunakan nama orang yang tidak ada kaitannya dengan ilmu tumbuhan
g. Tidak menngunakan kata yang dijabarkan dari sebutan jenis (epitheton specificum) yang tergolong dalam marga itu.

• Familia
1. Familia (Latin) = Family (Inggris) = Familie (Belanda) = Suku (Indonesia)
2. Nama-nama suku merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda yang berbentuk jamak, biasanya diambil dari nama marga yang dipilih sebagai tipe tatanamanya ditambah akhiran –aceae misalnya : Malvaceae ( Malva +aceae), Solanaceae (Solanum+aceae).

• Ordo
1. Ordo (Latin) = Ordo (inggris) = Orde (Belanda) = Bangsa (Indonesia).
2. Nama ordo dalam tumbuh-tumbuhan adalah nama dalam bahasa latin, terdiri satu kata, didasarkan pada kata pokok salah satu familia yang termasuk ordo itu. Akhuran –aceae diaganti akhiran –ales.

• Classis
1. Classes (Latin) = Class (Inggris) = Klasse (Belanda) = Kelas (Indonesia).
2. Nama kelas adalah nama dalam bahasa Latin, yang terdiri dari nama marga dan diberi akhiran phyceae bagi Alga, -mycetes bagi Fungi, -opsida bagi cormophyta, -inae untuk tumbuhan paku dan biji.

• Division
1. Divisio (Latin) = Divisio (Inggris) = Afdeling (Belanda) = Devisi (Indonesia)
2. Nama divisi biasanya didasarkan atas _irri-ciri yang menunjukkan kodrat atau sifat devisi itu sebaik-baiknya.
3. Untuk nama divisi seyogyanya digunakan satu kata majemuk berbentuk jamak yang diambil dari _irri khas yang berlaku untuk semua warga divisi dengan tambahan –phyta, kecuali untuk jamur yang disarankan untuk diberi akhiran –mycota.
4. Istilah Phylum yang masih dijumpai dalam pustaka-pustaka taksonomi lama, tidak lagi digunakan dalam taksonomi tumbuhan, yang digunakan adalah istilah division.

• Regnum
1. Regnum (Latin) = Kigdom (Inggris) = Rijk (Belanda) = Dunia (Indonesia).
2. Konsep dunia digunakan untik menujukkan keseluruhan tumbuhan atau keseluruhan hewan yang masing-masing disebut dunia tumbuhan (Regnum Plantarum) dan dunia hewan (Regnum Animale.

• Tingkat takson dibawah spesies
1. Dalam suatu jenis dapat dibedakan beberapa kategori, berturut-turut adalah : anak jenis (subspecies), varietas, anak varietas, forma, dan anak forma.
2. Nama takson dibawah tingkat jenis terdiri atas nama jenis dan suatu sebutan yang dihubungkan dengan istilah untuk takson dibawah tingkat jenis yang dimaksud. Sehingga nama itu sekurang-kurangnyateriri dari 4 kata, 2 kata untuk nama jenis, 1 kata untuk takson di bawah tingkat jenis, dan 1 kata yang merupakn istilah untuk takson di bawah tingkat jenis yang dimaksud. Contoh : Pedilathus tithymalodes subspecies retusus.









BAB III
KESIMPULAN

Identifikasi adalah penunjukkan, penentuan, atau pemastian nama yang benar dan penempatanya didalam system klasifikasi. Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan meliputi : pemberian nama tumbuhan yang harus mengikuti aturan yang ada dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (KITT), pembuatan candra atau diskripsinya, menetapkan letaknya dalam system klasifikasi, dan mempublikasikan nama takson baru itu melalui cara-cara yang diatur dalam KITT. Menurut KITT pemberian nama ilmiah tumbuhan didasarkan pada bahasa Latin atau yang diperlakukan sebagai bahasa latin, sehingga diharapkan dapat dipergunakan secara universal oleh para ahli botani. Identifikasi tumbuhan yang sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan adalah pemastian identitas tumbuhan dengan cara : menanyakan kepada para ahli botani, mencocokkan dengan herbarium, mencocokkan dengan pustaka, serta menggunakan kunci identifikasi dan lembar ientifikasi jenis.

DAFTAR PUSTAKA


Hasnunidah Neni, S.pd, M.si.2007.Botani Tumbuhan Rendah:UNILA (Universitas Lampung). Lampung

TANAH

1 komentar
Tanah terdiri dari bermacam jenis, sifat tanah dataran tinggi, lahan kritis, tanah terlantar, air tanah, mata air, berbagai sumber air, manfaat air dan sebagainya.

1. Klasifikasi Tanah

Firman Allah SWT dalam surat Ar-Raad (13), ayat 14

"Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, Padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka"


Pada buku Tafsir Ibnu Katsir ditafsirkan sebagai berikut, firman Allah Ta’ala :
“Dan dibumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan”. Dalam buku tafsir Ibnu Katsir ditafsirkan sebagai berikut. “Ada bagian tanah yang subur, tandus, gembur, merah, putih, kuning, hitam, berbatu, lembut, mudah diolah dan sulit diolah”. Semua jenis tanah itu berdampingan. Dan tanah di bumi ini tidaklah sama, namun ada bermacam-macam, berjenis-jenis yang terletak berdampingan satu sama lain. Semua ini menunjukkan kepada pihak pembuat yang mutlak, yang tiada Tuhan melainkan Dia dan tiada Rabb melainkan Dia.
Sedangkan dalam buku Tafsir Al-Misbah ditafsirkan sebagai berikut, firman Allah Ta’ala:
“Dan di bumi tempat kamu semua memijakkan kaki dan menghirup udara kamu semua melihat dengan sangat nyata ada kepingan-kepingan tanah yang saling berdekatan dan berdampingan namun demikian kualitasnya berbeda-beda. Ada yang tandus ada pula yang subur dan ada juga yang jenisnya sama yang ditumbuhi oleh tumbuhan berbeda. Ada yang menjadi lahan kebun-kebun anggur, dan tanaman persawahan dan ada juga yang menjadi laha bagi perkebuna pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang. Semua kebun dan tumbuhan itu disirami dengan air yang sama lalu tumbuh berkembang dan berbuah pada waktu tertentu. Namun demikian kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman diatas sebagianyang lain dalam rasanya demikian juga besar, kecilnya, warna dan bentuknya serta perbedaan-perbedaan yang lain. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir.
Sekarang ini secara ilmiah, klasifikasi tanah tersebut tidaklah seperti yang dijelaskan diatas namun ada jenis tanah lotosol, andosol, podsol dan alluvial. Dari segi teksturnya pada tanah pasir, tanah liat, tanah lempung. Dan secara ilmiah juga telah diketahui bahwa tanah persawahan terdiri atas butir-butir mineral yang beraneka ragam sumber, ukuran, dan susunan, air yang bersumber dari hujan, udara, zat organic yang berasal dari limbah tumbuh-tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang ada diatas maupun di dalam lapisan tanah. Sifat-sifat tanah yang bermacam-macam itu, baik secara kimia, fisika, maupun secara biologi menunjukkan kekuasaan Allah Sang pencipta.
Selanjutnya firman Allah SWT: “Kami melebihkan sebagiannya atas sebagian yang lain dalam hal rasanya”. Jadi walaupun diairi dengan air yang sama namun dari produk dari tanaman itu tidak sama, tergantung jenis tanaman dan varietas dan tergantung pula pada jenis tanah tempat tumbuhnya.

2. Tanah Dataran Tinggi

Tanah datan tinggi yaitu tanah atau lahan yang terletak di dataran tinggi. Belum jelas berapa ketinggian dataran tinggi, ada yang mengatakan diatas 700 M dari permukaan laut, ada pula yang menyatakan diatas 900 M dan diatas 1000 M. sebenarnya derah diatas ketinggian 700 M adalah merupakan daerah pegunungan yang berbukit-bukit dan berlembah-lembah, yang memiliki lahan pertanian miring. Salah satu karakter dari dataran tinggi adalah permukaan air tanahnya dalam, sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan leluasa sedalam mungkin masuk kedalam tanah.

Firma Allah SWT dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 265 :
"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat."

Ditafsirkan dalam buku tafsir Ibnu Katsir ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT mengumpamakan orang-orang membelanjakan hartanya karena mencari keridhoan Allah dan untuk ketaqwaan jiwa mereka dengan pohon yang tumbuh subur di datarn tinggi. Pohon itu menghasilkan buahnya dua kali lipat bila disiram hujan lebat. Namun bila hujan lebat tidak ada, hujan gerimispun memadai.

Dalam buku tafsir Al_Misbah, ayat di atas ditafsirkan bahwa orang yang membelanjakan hartanya, diumpamakan seperti kebun yang lebat yang terletak di dataran tinggi, dimana kebun itu disiram oleh hujan yang lebat yang tercurah secara langsung dari langit, menimpa daun dan dahan, dan sisanya turun untuk diserap tanah, dimana akar-akar tumbuhan menghujam. Air yang tidak dibutuhkan akn mengalir kebawah dan ditampung oleh yang membutuhkannya. Tidak heran jika buahnya dua kali lipat. Kalaupun bukan hujan lebat yang mengairinya, paling tidak gerimis, dan itu telah memadai untuk pertumbuhannya. Demikian keadaan kebun itu, bahkan air yang diterimanya banyak maupun sedikit selalu saja bisa menghasilkan buah. Demikian juga orang yang bersedekah dengan tulus, baik yang disumbangkannya sedikit maupun banyak, sedekahnya selalu berbuah dengan buah yang baik. Kalau demikian, maka hendaklah kamu sekalian menafkahkan hartamu dengan tulus sambil mencari keridhoan Allah dan bertujuan mengendalikan nafsu.

Salah satu karakter dari dataran tinggi adalah permukaan air tanahnya dalam, sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan leluasa sedalam mungkin masuk kedalam tanah. Selanjutnya ada kaitan lagi dengan curah hujan sebai sumber air agar pohon tersebut dapat hidup. Wlaupun volume tanahnya tebal, kalau tidak ada air , tidak akan ada yang bisa hidup. Tanah dataran tinggi memungkinkan akar pohon masuk jauh kedalam tanah . hujan yang lebat akan menyirami permukaan tanah dan akan membasahi tanah sampai ke lapisan yang paling dalam. Dengan demikian maka serapan air dan hara tanaman oleh akar akan lebih besar dan lebih banyak. Dan berdirinya pohon akan lebih kokoh, tidak mudah tumbang. Akibatnya maka pertumbuhan bagian tanaman yang ada di permukaan tanah semakin subur dan produksi buah akan berlipat ganda.

3. Tanah Terlantar

Bumi, lahan atau tanah adalah merupakan benda mati bila tanpa air. Tanah yang mengandung air memungkinkan adanya kehidupan, sehingga lahan itu menjadi benda yang hidup. Namun, suatu daerah dengan tanah yang baik dan hujan yang cukup, dapat berfungsi pula sebagai lahan mati atau tidak berguna. Inilah yang dimaksud sebagai lahan terlantar.

Firman Allah SWT dalam surat Yasin ayat 33 dan surat Al-Hajj ayat 5 :

Surat Yasin (36) ayat 33

          
33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan.


Surat Al-Hajj ayat 5

 ••                                          •   •                   •       
5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.


Dalam buku tafsir Ibnu katsir kedua ayat tersebut ditafsirkan sebagai berikut: menyatakan bahwa tanpa air , tanah itu berupa benda kering, mati. Oleh sebab itu agar tanah pertanian tetap produktif usaha yang dilakukan adalah tanah harus selalu mengandung air. Allah SWT menciptakan berbagai bentuk keseimbangan di dunia ini. Air hujan yang lebat yang turun di pegunungan tidak langsung jatuh ketanah, melainkan diterima dahulu oleh kanopi hutan, baru jatuh ke permukaan tanah jadi tidak banyak merusak tanah. Sebagian besar air hujan itu akan mengendap ke dalam tanah melalui akar-akar tumbuhan. Air hujan yang masuk tanah, pada bagian yang lebih rendah akan keluar secara bertahap melalui anak-anak sungai dan mata air.

Dalam buku tafsir Al-Misbah kedua ayat diatas ditafsirkan sebagai berikut : surat yasin ayat 33 menguraikan sekelumit bukti kuasa Tuhan yaitu membangkitkan dan menghidupkan apa yang telah mati. Perinciannya adalah sebagai berikut, Dan disamping pelajaran yang dapat mereka petik dari pengalan sejah yang menujukkan keesaan dan kuasa Allah SWT, suatu tanda besar lainnya bagi mereka adalah bumi yang mati yakni kering kerontang, lalu Kami menghidupkannya dengan menurunkan air hujan dan menumbuhkan tumbuhan dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka darinya yakni dari biji-bijian itu mereka senantiasa makan.
Penggunaan bentuk jamak kata-kata( ) menghidupkannya dan ( ) Kami keluarkan mengisyaratkan adanya keterlibatan Allah dalam hal menghidupkannya dan mengeluarkan tumbuh-tumbuhan. Keterlibatan manusia dalam hal ini adalah satu yang dimaksud.

Selain dua surat di atas ada dua surat lainnya yaitu:
Surat Ibrahim (14) ayat 17
                 
17. Diminumnnya air nanah itu dan hampir Dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi Dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat.


Bagaimana azab yang pedih yang ditimpahkan oleh Allah SWT kepada kaum saba’, karena mengingkari nikmat Allah SWT, dinyatakan dalam surat Saba (34) ayat 15 dan 16
       •                       • •         
15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun".
16. Tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.


Menurut berbagai literature, Saba’ adalah nama beberapa kerajaan dan nama penduduknya di Yaman. Di negeri ini mengalir sebuah sungai sehingga daerah kiri kanan sungai itu merupakan daerah pertanian yang subur. Negeri ini menjadi bertambah makmur setelah mereka membuat bendungan di bagian hulu sungai, karenanya jangkauan pengairannya semakin luas. Namun setelah makmur, mereka mulai berpaling mengingkari ajaran Nabi. Mereka berpaling dari menyembah Allah swt kepada menyembah matahari. Maka Allah datangkan banjir dan bendungan yang mereka buat itu roboh, banjir besar itu memporak-porandakan negeri mereka. Bangunan hancur dan tanah subur berganti dengan pasir berbatu. Kebanyakan dari mereka pindah mencari tempat lain, ada juga yang menetap disitu, namun tumbuhan yang bisa hidup dengan tanah seperti itu hanya tumbuhan tidak berguna.

Dalam buku tafsir Al-Misbah ditafsirkan sebagai berikut:
Pada surat Yaasin : 7 menyatakan secara tegas bahwa jika kita bersyukur maka nikmat Allah akan ditambahnya, tetapi ketika berbicara tentang kufur nikmat tidak ada penegasan bahwa pasti siksa-Nya akan jatuh. Ayat ini menegaskan bahwa siksa Allah itu pedih. Jika demikian, penggalan akhir ayat ini dapat dipahami sekedar ancaman.
Dan pada surat Saba’ ayat 15 dan 16 menyatakan bahwa kesuburan negeri itu sehingga seandainya seorang pejalan meletakkan keranjang diatas kepala, niscaya sambil berjalan ia akan memenuhi keranjang ini dengan aneka buah-buahan yang berjatuhan. Namun mereka berpaling dan Allah mendatangkan banjir yang besar kemudian Allah menggantinya dengan pohon-pohon yang buahnya pahit.

4. Lahan Kritis

Lahan kritis disebut juga sebagai lahan tandus, terdapat di Nusa Tenggara bagian timur, yang curah hujannya kurang, atau kurang dari 1000 nm/thn dan tidak merata, bisa saja hujan lebat dalam waktu singkat, yang menyebabkan erosi, lalu dalam waktu yang panjang tidak ada hujan. Akhirnya lahan-lahan itu tidak produktif dan tidak menghasilkan apa-apa bagi manusia sehingga disebut “bumi yang mati”. Allah SWT memberikan petunjuk bahwa bumi yang mati dapat dijadikan lahan yang subur apabila disiram air atau dengan pengairan.
Firman Allah SWT dalam surat as-sajdah:27
                  
27. Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan?

Menyatakan bahwa kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya sangat besar dengan menyediakan air, baik langsung dari langit maupun dipancarkan oleh mata air dan yang dialiri sungai-sungai. Allah SWT mengalirkan air di sunga Nil ke Mesir dari Habsyi yan g mengandung lumpur yang mrnyuburkan tanah Mesir yang kering dan berpasir. Sehingga darinya tumbuhlah tanaman-tanaman yang dapat dimakan oleh binatang ataupun manusia itu sendiri.

Dalam tafsir Al-Misbah surat di atas menyatakan: dan apakah mereka tidak melihat dan memperhatikan, bahwa Kami menghalau awan yang mengandung air ke bumi yang tandus baik karena ulah manusia maupun karena terjadinya kemarau panjang, lalu Kami keluarkan dari dan ke dalam tanah, yakni tumbuhan dengannya yakni dengan air hujan itu tanaman-tanaman serta rerumputan yang darinya dapat dimakan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiripun dapat memakan. Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa siapa yang kuasa melakukan itu, kuasa pula menghidupkan yang telah terkubur di dalam perut bumi…..?
Pada ayat as-sajdah disebut terlebih dahulu adalah binatang ternak, baru manusia. Ini karena manusia memakan tumbuhan dan binatang, sedangkan binatang hanya memakan tumbuhan. Firman Allah SWT dalam surat Fushilat ayat 39:
          •   •           
39. Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang, Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dalam tafsir Ibnu Katsir surat di atas menjelaskan bahwa betapa besar kuasanya Allah dalam menghidupkan bumi yang kering tandus dengan mendatangkan air. Allah SWT itu maha kuasa segala sesuatu mudah bagi-Nya termasuk menghidupkan kembali manusia. Cukup banyak ayat – ayat alquran menerangkan lahan kritis, tandus, kering, mati, bisa menjadi hidup dengan adanya air. Hal inilah yang menjadi dasar pokok, kalau air sudah ada maka yang lainnya akan dating secara automatis.
Sedangkan dalam tafsir Al-Misbah diterangkan bahwa surat fushilat di atas menguraikan bukt-bukti kekuasaannya di bumi. Dengan perincian Allah berfirman sebagai berikut: dan diantara ayat-ayat yakni tanda-tanda ke-esaan dan kekuasaan-Nya adalah Engkau melihat dengan pandangan atau pikiran – pikiran melihat bumi kering, tandus, gersang, dan mati maka apabila telah Kami turunkan air di atasnya, dari langit atau dari ketinggian gunung, niscaya engkau, siapapun engkau selalu melihat tanda-tanda kehidupan padanya yaitu ia bergerak dan mengembang permukaannya, meninggi akibat air dan udara. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu pula menghidupkan apa saja yang mati termasuk manusia: sesungguhnya Dia kuasa atas sesuatu.
Firman Allah SWT dalam surat albaqarah:205
         •      
205. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan

Dalam tafsir Ibnu Katsir surat di atas ditafsirkan:”dan Allah tidak menyukai kerusakan” maksudnya Dia tidak menyukai sifat tersebut dan orang yang memilikinya. Lebih jelasnya ayat tersebut diartikan/ditafsirkan sebagai berikut:
“orang munafik hanya punya niat berbuat kerusakan di muka bumi dan memusnahkan tanaman-tanaman, maksudnya tempat tanaman tumbuh dan berbuah. Selain itu juga merusak “an-nasl”, yaitu produktivitas ternak, termasuk di dalamnya mempengaruhi bahkan memusnahkan tumbuhan. Mujahid berkata :”jika orang munafik berkeliaran di muka bumi untuk membuat kerusakan, maka Allah akan menahan hujan, sehingga tanaman dan ternak binasa”.

Sedangkan dalam tafsir Al-Misbah dinyatakan apabila ia berpaling yakni meninggalkan kamu ke tempat lain sehingga kamu tidak bersama mereka, ia berjalan, giat dan bersungguh-sungguh di seluruh penjuru bumi untuk melakukan pengrusakan padanya, sehingga akhirnya dia merusak tanaman-tanaman yang dikelola manusia dan binatang ternak. Maksudnya ia giat menyebarkan issue negative dan kebohongan serta melakukan aktifitas yang berakibat kehancuran dan kebinasaan masyarakat. Sungguh Allah akan menjatuhkan siksa kepada mereka karena Allah tidak menyukai pengrusakan.
Firman Allah surat al-a’raf : 56:
        •  •      
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Ayat di atas menjelaskan pada dasarnya segala sesuatu di bumi ini sudah diperbaiki oleh Allah SWT. Apabila segala sesuatu yang sudah ditata dengan baik, kemudian dirusakkan, maka dapat sangat membahayakan pada manusia. Jadi boleh berbuat sesuatu untuk kemajuan, namun hendaklah dalam batas-batas koridor yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Jangan berbuat terlalu jauh, yang dapat mengundang bahaya atau azab yang pedih bagi kemanusiaan.

5. Air Tanah

Air tanah adalah air hujan yang jatuh dari langit sampai ke permukaan dataran bumi yang meresap ke dalam tanah. Jadi air tanah itu adalah air yang terdapat dalam tanah namun masih tetap sebagai komunitas air, tidak bercampur dengan tanah. Kebanyakan air tanah menetap dalam tanah dengan kedalaman permukaan yang bisa naik turun tergantung curah hujan.

Firman Allah SWT dalam surat al-kahfi : 41:

        
41. Atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, Maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi".


Firman Allah SWT dalam surat al mulk : 30 :

         • 
30. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?".


Kalau air hujan yang turun di permukaan bumi semua meresap ke dalam tanah, tidak ada yang tinggal di permukaan, maka air itu tidak lagi bermanfaat secra langsung untuk manusia. Dan Allah juga menyatakan kekuasaannya dalam hal menurunkan hujan dari langit, kapan, dimana, dan berapa besar volume hujan yang akan diturunkan semata-mata adalah Allah SWT yang menentukan-Nya.

Selanjutnya pada ayat kedua, diatas Allah berfirman “ jika airmu meresap ke dalam tanah, maka siapakah yang akan mendatangkan aliran air kepadamu. Bagi kaum yang berfikir, firman Allah SWT adalah bahwa semua Tuhan yang menentukan dan bahwa Tuhan itu maha pemberi nikmat, pengasih lagi penyayang. Dipandang dari sudut “Air Tanah” kedua ayat di atas memberitahukan bahwa memang air yang meresap masuk ke dalam tanah yang seterusnya disimpan dalam tanah dalam bentuk air tanah.



Firman Allah SWT dalam surat Al-Mu’minuun ayat 18 :
"Dan kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu kami jadikan air itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa menghilangkannya"


Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT yang menurunkan hujan dari langit menurut suatu ukuran, memang kita menyaksikan ada hujan gerimis, hujan lebat dan ada hujan deras. Selanjutnya Allah SWT berfirman “….lalu Kami jadikan Air itu menetap di bumi….” Memang benar ada yang menetapdi bumi, itu sebagian berada di laut, namun ada yang menetap sebagai air danau, air tanah, air sungai, dsb. Khusus mengenai air tanah dalam surat Al-Mu’minuun ayat 18 diatas dinyatakan juga berasal dari air hujan sebelumnya orang masih beranggapan bahwa air tanah, memang air yang sudah ada di situ yang ada hanyalah tambahan dari air hujan. Memang ada juga air laut yang merembes ke dalam tanah menjadi air tanah, namun hanya beberapa km saja dari pantai. Namun sekarang para ilmuan sudah mengetahui bahwa bagian terbesar dari hujan akan meresap ke dalam tanah dan menetap menjadi air tanah, dan air tanah keluar pada tempat-tempat yang rendah membentuk mata air, sungai, terus ke laut. Dan permukaan air tanah itu bisa naik pada waktu musim hujan dan hujan lebat dan bisa turun dimusim kemarau. Bahkan Allah SWT berkuasa untuk menghilangkannya sama sekali, sesuai dengan yang disebutkan pada akhir surat Al-Mu’minuun. Dalm surat Al-Mu’minuun ayat 18 juga menunjukkan adanya gaya gravitasi, yang menyebabkan air hujan meresap ke dalam tanah.

Sedangkan dalam Tafsir Al-Misbah ketiga ayat tersebut ditafsirkan sebagai berikut. Pada QS. Al-kahfi dinyatakan bahwa Allah menirim kepadanya yakni ke kebunmu itu bencana seperti petir yang menyambarnya dari langit, hama tanaman hingga ia yakin kebun yang indah dan subur menjadi tidak dapat ditanami lagi atau airnya menjadi surut meresap ke dalam tanah, sehingga tidak dapat lagi mengairi kebunmu, maka jika itu terjadi sekali-kali engkau tidak dapat menemukannya lagi dah harus berusaha payah menggali untuk mengairi kebunmu. Sedangkan QS. Al-Mulk


Pada tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa betapa besar kuasa Allah di langit dan begitu banyak anugrah-Nya yang bersumber dari sana, dan salah satu bukti kekuasaanya dari pemeliharaan dan ketidaklengahannya. QS. Al-Mu’minuun menyatakan : Dan juga sebagai salah satu bukti kekuasaan-Nya. Pemeliharaan dan ketidaklengahan-Nya Kami, adalah Kami turunkan dari langit yakni awan, air tawan dalm berbagai bentuk, terkadang cair, terkadang butir-butir es. Dan itu kami turunkan menurut kadar yang tepat bagi ciptaan Kami, baik manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan lalu untuk memudahkan pemanfaatannya Kami menjadikannya yakni Kami simpan iarnya, sebagian menetap tidak lama di bumi, dan sesungguhnya Kami bersumpah bahwa Kami untuk menghilangkannya sehingga tidak dapat kamu manfaatkan, benar-benar kuasa. Namun itu Kami tidak lakukan karena rahmat dan kasih saying Kami makhluk-makhluk Kami.

Ayat di atas menegaskan bahwa Allah SWT dapat melenyapkan air itu, bisa dengan kemampuan yang panjang, dengan meresapnya jauh ke perut bumi, dan masih banyak cara yang lain. Dan menujukkan air hujan yang diturunkan di atas dataran pun telah ditentukan kadarnya, agar tidak terjadi kelebihan yang dapat menutup seluruh permukaan bumi atau kekurangan hingga tidak cukup untuk menyirami bagian daratan lain.



DAFTAR PUTAKA

Dr. Ir. H. Darwis SN.2004.Dasar-Dasar Ilmu Pertanian dalam Al-qur’an.Bandung:IPB press
Shihab, M. Quraish.2002.Tafsir Al-misbah Volume 6. Jakarta: Lentera Hati
Shihab, M. Quraish.2002.Tafsir Al-misbah Volume 6. Jakarta: Lentera Hati
Shihab, M. Quraish.2002.Tafsir Al-misbah Volume 6. Jakarta: Lentera Hati

RUANG LINGKUP BIOLOGI

0 komentar
KATA PENGANTAR


Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan kehiduapn sehari-hari. Konsep-konsep biologi akan sangat membantu anda dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan alam sekita. Tentunya dengan bantuan pemahaman anda terhadap ilmu lain, seperti Matematika, Fisika dan Kimia. Dengan mempelajari Biologi, anda dapat mengenal diri sendiri dan lingkungan lebih baik. anda akan menyadari kebesaran Tuhan YME yang telah menciptakan kehidupan, hewan, tumbuhan, hingga makhluk hidup satu sel yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya.

Dalam mempelajari Biologi, anda akan diarahkan untuk mencari tahu tentang alam dan mengungkap berbagai fakta alam sekitar. Pada proses tersebut anda diharapkan dapat menjadi indivisu yang memiliki sikap jujur, objektif, ulet, kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Sehingga anda dapat menerapkan ilmu Biologi untuk menghasilkan suatu karya, menyelesaikan masalah, dan berperan serta dalam melestarikan lingkungan.

akhir kata, sungguh merupakan tindakan tepat jika anda menjadikan buku ini sebagai panduan dalam menjelajahi Biologi. Selamat belajar.

Tanjung Bintang, 2009
Penyusun






DAFTAR ISI


RUANG LINGKUP BIOLOGI
A. ORGANISASI KEHIDUPAN 1
1. Organisasi Kehidupan Tingkat Molekul 1
2. Organisasi Kehidupan Tingkat Sel 1
3. Organisasi Kehidupan Tingkat Jaringan 2
4. Organisasi Kehidupan Tingkat Organ 2
5. Organisasi Kehidupan Tingkat Individu 3
6. Organisasi Kehidupan Tingkat Populasi 3
7. Organisasi Kehidupan Tingkat Komunitas 4
8. Organisasi Kehidupan Tingkat Ekosistem 4
9. Organisasi Kehidupan Tingkat Bioma 4

B. PERKEMBANGAN BIOLOGI 5
1. Cabang-cabang Biologi 5
2. Hubungan Biologi dengan Ilmu Lainnya 6

C. MANFAAT BIOLOGI BAGI KEHIDUPAN 7
1. Manfaat Biologi dalam Bidang Pertanian 7
2. Manfaat Biologi dalam Bidang Makanan 8
3. Manfaat Biologi dalam Bidang Kedokteran 8







RUANG LINGKUP BIOLOGI

A. ORGANISASI KEHIDUPAN

Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. Objek yang dipelajari dalam Biologi adalah makhluk hidup dan kamhluk tak hidup. Makhluk hidup selalu erat kaitannya dengan lingkungan. Lingkungan tersebut terbagi menjadi lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik meliputi semua makhluk hidup yang terbagi atas mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia. Lingkungan abiotik meliputi faktor kimia dan fisika yang penting bagi makhluk hidup, seperti air, temperatur, sinar matahari dan tanah.

Dalam ruang lingkup Biologi, organisme yang dipelajari, khususnya makhluk hidup terdiri atas berbagai tingkatan organisasi kehidupan. Tingkatan organisasi yang dipelajari dimulai dari yang paling sederhana hingga tingkatan yang kompleks. Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga ke tingkatan bioma (Campbell, et al, 2006:4).

1. Organisasi Kehidupan Tingkat Molekul
Dalam tingkat molekuler, atom-atom berikatan membentuk molekul. Molekul-molekul tersebut akan menyusun organel-organel sel. Contohnya, membran sel plasma yang tersusun atas molekul-molekul protein, fosfolipid, kolesterol, air, karbohidrat, dan ion-ion lain. Adanya molekul tersebut, memungkinkan membran plasma menjalankan fungsinya sebagai bagian luar sel yang memisahkan sel dengan lingkungan sekitarnya.

2. Organisasi Kehidupan Tingkat Sel
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Ada makhluk hidup yang tersusun atas satu sel (uniseluler), dan adapula makhluk hidup yang tersusun atas banyak sel (multiseluler). Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup.

Setiap sel memiliki organel-organel yang mampu menjalankan fungsinya untuk hidup. Organle sel tersebut diantaranya ribosom, mitokondria, badan golgi, retikulum endoplasma, membran plasma, dan vakuola. Seluruh aktivitas organel tersebut dikontrol oleh inti sel (nukleus).

3. Organisasi Kehidupan Tingkat Jaringan
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk, susunan, dan fungsi sama. Kumpulan sel tersebut bekerja sama membentuk dan menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya. Kajian tentang jaringan dipelajari dalam histologi. Pada makhluk hidup terdapat berbagai macam jaringan, seperti jaringan saraf, jaringan otot, dan jaringan ikat.

Jaringan saraf memiliki fungsi menyampaikan rangsang dari luar untuk diteruskan menuju otak. Otak tersebut menanggapi rangsang melalui jaringan saraf untuk meresponnya. Misalnya, saat memegang benda panas, kita akan merespons dengan melepas benda panas tersebut.

4. Organisasi Kehidupan Tingkat Organ
Organisasi kehidupan tingkat organ merupakan organisasi hidup dari kumpulan jaringan. Organ merupakan kumpulan beberapa jaringan yang berbeda untuk melakukan suatu pekerjaan yang sama. Suatu organ memiliki tugas untuk menjalankan fungsinya. Organ terdiri atas beberapa jaringan yang berbeda. Contoh organ adalah kulit, jantung, ginjal, dan mata.

Organ kulit tersebut oleh beberapa jaringan, yaitu jaringan epitel, jaringan otot, jaringan darah, dan jaringan saraf. Keseluruhan jaringan tersebut bekerja sama menjalankan peran dan fungsinya, seperti melindungi tubuh dari berbagai faktor fisis dan menjadi pertahanan tubuh dari mikroorganisme penyebab penyakit (patogen).

Di dalam tubuh makhluk hidup, organ-organ yang berbeda akan berkumpul membentuk suatu sistem yang disebut sistem organ. Kumpulan organ-organ tersebut akan menjalankan fungsi dan tugas yang saling berkaitan. Contoh sistem pada organ pada manusia, yaitu sistem pencernaan terdiri atas organ mulut, lidah, gigi, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.

5. Organisasi Kehidupan Tingkat Individu
Individu merupakan organisme yang tersusun oleh kumpulan sistem organ. Kumpulan sistem organ tersebut membentuk individu. Adanya berbagai sistem organ yang memiliki fungsi berbeda, membuat suatu individu mampu melakukan fungsi hidupnya dengan baik. Contoh organisasi kehidupan tingkat individu adalah seekor kucing, seekor ular, dan seorang manusia.

6. Organisasi Kehidupan Tingkat Populasi
Oeganisasi kehidupan tingkat populasi terbentuk oleh spesies atau individu yang sejenis. Populasi sendiri merupakan kelompok yang terdiri atas psesies sejenis atau sama dan mendiami suatu habitat. Habitat merupakan tempat hidup suatu makhluk hidup.

Di dalam suatu populasi terjadi interaksi atau hubungan antar spesiesnya. Hal tersebut dilakukan guna menjalankan fungsi hidupnya, misalnya berkembang biak, melakukan perkawinan, dan untuk perlindungan satu sama lainnya.

Dalam Biologi, dikenal pembagian makhluk hidup menjadi beberapa kerajaan atau kingdom. Kingdom yang dipelajari terdapat lima kelompok, yaitu kingdom Monera, kingdom Protista, kingdom Fungsi, kingdom Animalia, dan kingdom Plantae. Setiap kingdom terdiri atas populasi yang berbeda, misalnya kingdom Animalia memiliki populasi banteng, populasi elang jawa, dan populasi harimau jawa.

7. Organisasi Kehidupan Tingkat Komunitas
Komunitas merupakan sekelompok populasi yang hidup dalam suatu daerah dan menempati lingkungan yang sama. Komunitas merupakan organisasi kehidupan yang memiliki banyak objek untuk diamati. Contohnya, komunitas sungai terdapat populasi katak, populasi udang, dan populasi plankton.

8. Organisasi Kehidupan Tingkat Ekosistem
Ekosistem merupakan beberapa macam populasi yang berinteraksi dengan lingkungannya tempat mereka hidup baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Di dalam ekosistem, organisasi kehidupan berlangsung sangat kompleks. Antarpopulasi terdapat suatu hubungan simbiosis serta siklus energi dan materi. Siklus energi ini terjadi melalui suatu peristiwa makan dimakan yang membentuk sebuah rantai makanan. Bahkan terdapat siklus energi yang lebih luas dan rumit dalam suatu jaring-jaring makanan.

Di dalam ekosistem, hubungan antara organisme biotiknya tidak dapat terlepas dari faktor abiotiknya. Contohnya, hewan yang memerlukan air untuk minum. Air merupakan salah satu komponen abiotik.

9. Organisasi Kehidupan Tingkat Bioma
Bioma merupakan organisasi kehidupan yang cukup beragam, khususnya jenis makhluk hidup di dalamnya. Bioma adalah satuan daerah daratan yang luas di bumi bercirikan sejenis tumbuhan dominan di daerah tersebut. Contohnya bioma gurun, bioma taiga, bioma hutan hujan tropis, dan bioma tundra.

Di dalam bioma, banyak sekali jenis individu ataupun populasi yang terdapat di dalamya. Misalkan pada bioma hutan hujan tropis yang didominasikan oleh tumbuhan tropis, terdapat keaneragaman individu yang tinggi di dalamnya. Indonesia memiliki bioma hutan hujan tropis, khususnya di pulau Sumatra dan Kalimantan.

Tingkatan kehidupan organisme yang dipelajari dalam ruang lingkup Biologi dipelajari dalam berbagai tingkatan. Setiap tingkatan tersebut memiliki kekhasan mengenai cirinya.

B. PERKEMBANGAN BIOLOGI

1. Cabang-cabang Biologi
Seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, ilmu Biologi pun dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut. Untuk mengimbanginya, Biologi berkembang menjadi cabang-cabang yang lebih khusus dan spesifik. Cabang-cabang Biologi tersebut memiliki fungsi yaitu mengkaji lebih spesifik lagi mengenai suatu objek permasalahan yang sedang dipelajari.

Biologi memiliki cabang-cabang yang cukup banyak. Cabang-cabang Biologi tersebut digunakan sesuai dengan permasalahan yang akan dipelajari. Contoh cabang-cabang Biologi diantaranya sebagai berikut.
1. Genetika, yaitu ilmu mengenai sifat keturunan dan cara pewarisan sifat.
2. Ekologi, yaitu ilmu mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya, baik abiotik maupun biotik.
3. Morfologi, yaitu ilmu mengenai struktur bentuk luar tubuh makhluk hidup.
4. Virologi, yaitu ilmu mengenai virus.
5. Mikrologi, yaitu ilmu mengenai jamur.
6. Botani, yaitu ilmu mengenai tumbuhan.
7. Zoologi, yaitu ilmu mengenai hewan.
8. Entomologi, yaitu ilmu mengenai serangga.
9. Bakteriologi, yaitu ilmu mengenai bakteri.
10. Bioteknologi, yaitu ilmu mengenai teknologi pemanfaatan makhluk hidup.
2. Hubungan Biologi dengan Ilmu Lainnya
Pada zaman dahulu, ilmu Biologi hanya menjelaskan sebatas hewan dan tumbuhan saja. Pada saat itu kajian khusus mengenai anatomi berkembang dengan pesat. Anatomi mengenai hewan dan tumbuhan memberikan informasi yang banyak. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, Biologi berkembang pesat dan tidak hanya mempelajari sebatas anatomi saja. Biologi berkembang semakin luas. Perkembangan Biologi ini tidak lepas juga dari disiplin ilmu lainnya.

Charles Darwin merupakan salah satu ilmuan Biologi yang menyumbangkan pikirannya dalam perkembangan Biologi. Darwin mengeluarkan teori evolusinya mengenai asal mula kehidupan, asal mula bumi, serta menegnai keanekaragaman spesies. Adanya teori evolusi tersebut, dapat diketahui sejarah mengenai bumi atau bahkan usia bumi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggabungkan Biologi dengan disiplin ilmu lainnya, misalnya Geologi yang khusus mempelajari mengenai bumi.

Contoh lain yang paling sederhana yaitu ditemukannya mikroskop. Dengan menggunakan pengetahuan ilmu lainnya, perkembangan mikroskop semakin lebih baik. Pemanfaatan serta fungsi mikroskop pun semakin maju bagi Biologi. Pengembangan mikroskop ini juga tidak lepas dari disiplin ilmu lainnya yaitu Fisika, misalnya penggunaan lensa-lensa yang tepat untuk mikroskop.

Hubungan Biologi dengan ilmua lainnya yang akhir-akhir ini sering terdengar adalah Bioteknologi. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip Biologi, Biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan jasad hidup dan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. Contohnya pada proses fermentasi oleh bakteri dan jamur untuk menghasilkan alkohol, cuka, keju, yoghurt, dan bahan organik lainnya.

Contoh lain yang berhubungan dengan ilmu kimia serta sangat bermanfaat bagi kita, yaitu pada proses uji makanan. Kita dapat mengetahui kandungan yang terdapat pada suatu makanan melalui uji makanan tersebut. Pengujian dilakukan dengan menggabungkan pengetahuan ilmu Biologi dan ilmu Kimia.

C. MANFAAT BIOLOGI BAGI KEHIDUPAN

4. Manfaat Biologi dalam Bidang Pertanian
Semakin sempitnya lahan pertanian dan meningkatnya jumlah penduduk, akan menjadi masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Oleh karena itu, diperlukan jalan keluar untuk menanggulangi masalah yang akan muncul, seperti kelaparan. Dalam hal ini, Biologi memiliki peran yang sangat penting. Contohnya, untuk memaksimalkan hasil panen padi. Para ahli Biologi meneliti bagaimana caranya dengan lahan yang sempit mampu menghasilkan hasil panen yang maksimal.

Pada saat ini hasil dari penelitian para ilmuan Biologi telah dapat kita rasakan manfaatnya, yaitu ditemukannya bibit unggul. Dengan bibit unggul tersebut, benih dapat ditanam pada lahan yang sempit, tetapi menghasilkan hasil panen yang lebih banyak bahkan mampu panen sebanyak tiga kali dalam setahun.

Manfaat tidak hanya dalam hal tanaman pangan saja, tetapi juga kebutuhan lainnya, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Adanya buah-buahan yang besar dengan rasa manis serta sayuran yang segar merupakan salah satu hasil dan manfaat dari Biologi di bidang pertanian. Pemberantasan hama kini tidak menggunakan pestisida lagi. Penggunaan pestisida sangat membahayakan bagi organisme lainnya. Kini, pemberantasan hama dilakukan secara biologis dengan menggunakan pemangsa alami dari hama tersebut.



5. Manfaat Biologi dalam Bidang Makanan
Selain di bidang pertanian, Biologi juga memiliki manfaat lainnya dalam bidang makanan. Makanan-makanan yang dihasilakn dari pemanfaatan ilmu Biologi memiliki kekhasan baik bentuk dan rasa. Makanan-makanan tersebut diolah serta dikemas agar dapat menarik minat konsumennya.

Contoh makanan yang dihasilkan dari pemanfaatan ilmi Biologi ini adalah nata de coco, roti, keju, dan tempe. Makanan-makanan tersebut dihasilkan melalui bantuan mikroorganisme. Makanan yang dihasilkan dapat bersifat tahan lama, memiliki rasa yang diinginkan, serta memiliki daya jual ekonomi yang tinggi.

6. Manfaat Biologi dalam Bidang Kedokteran
Biologi memiliki manfaat yang luas dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang kedokteran. Pengetahuan mengenai Biologi mampu membantu bidang kedokteran, seperti ditemukannya obat-obatan. Contoh nyatanya dilakukan oleh seorang ahli mikrobiologi dari Inggris. Ahli mikrobiologi tersebut bernama Sir Alexander Fleming yang menemukan antibiotik penisilin. Penisilin tersebut didapatkan dari jamur. Hingga kini antibiotik tersebut masih digunakan di seluruh dunia untuk pengobatan.

Ketiga contoh manfaat Biologi tersebut, hanyalah sedikit contoh manfaat Biologi di berbagai bidang. Masih banyak lagi manfaat Biologi lainnya di berbagai bidang.

Menemukan Diri Lewat Pintu Tasawuf

0 komentar
Penempatan manusia di bumi sekarang ini sama seperti udara berbau busuk, laut tercemar, penebanan hutan yang ganas, percobaan nuklir dan seterusnya. Jika manusia melakukan hal itu, mereka akan sekali lagi diusir. Namun, ke manakah mereka akan pergi?
Mencarian jati diri dan kebenaran.
Inilah yang harus dipikirkan oleh manusia yang mengklaim diri sebagai makhluk terunggul. Dimana letak keunggulan itu? Tantangan ini muncul dalam buku Jalan Kebahagiaan, Tasawuf Kalbu Islam, karya Syeikh Khaled Bentounes, Pemimpin Tarekat Alawiyyah. Pelaku sufisme yang tinggal di Perancis ini pernah berkunjung ke Yogyakarta 2008 lalu.
Pemikiran sufisme itu berujung pada penemuan manusia atas dirinya sendiri. Manusia tidak terasing dari dirinya, sehingga terbebas dari segala insting, kecuali menjadi pelayan Tuhan. Itulah manusia universal yang bisa melihat dirinya sendiri. Kehidupan, nalar, dan ajaran pada dasarnya untuk seluruh manusia. Ini karena manusia berasal dari unsur yang sama, yaitu tanah dan kedudukannya sama bak gigi sisir. Yang membedakan ada pada tataran tindakan. Jadi, dalam dunia materi, kehidupan sosial kehidupan sehari-hari dan di lingkungan sekitar harus selalu ditanyakan akan peran kita, apa yang kita perlukan dan apa yang bisa kita berikan.
Syeikh Khaled memaparkan pemikiran itu melalui diagram lingkaran. Setiap lingkaran menunjukkan tingkatan kehidupan manusia, seperti dalam lingkaran yang dipakai oleh para sufi untuk melihat manusia. Lingkaran terluar adalah mineral dan lingkaran di dalamnya adalah tumbuhan, binatang, dan lingkaran sebagai sentral adalah dunia manusia. Di atas lingkaran sentral itu, ada tataran metafisika dari yang terluar pencarian diri, kemudian manusia tak dikenal dan berakhir di lingkaran sentral, yaitu manusia yang dikenal. Kita semua berasal dari mineral dan air di mana air adalah sumber kehidupan.
“Kita semua berisi mineral, tetapi juga berasal dari dunia tumbuh-tumbuhan. Lalu, muncul dunia binatang yang masih membekas di pikiran dan perilaku kita,” ujar Syeikh Khaled. Di dunia fisik manusia, semua terasa bila dipegang, tetapi di balik itu ada yang tidak terasa bila dipegang. “Itulah manusia yang belum dikenal. Karena itu, saya harus tahu siapa diri saya,” katanya. Dalam pencarian itulah masuk pengetahuan ilmiah untuk mencari diri manusia.
Setelah manusia menemukan dirinya, manusia menjadi lingkaran penuh yang memiliki sifat yang sangat mulia, yaitu kemanusiaan. “Itulah yang disebut manusia universal, yang tahu diri sendiri dan hanya menjadi pelayan Tuhan. Kesadaran itu yang akan membebaskan manusia dari segala nafsu,” tutur Syeikh Khaled.

Untuk mencapai tingkatan kesadaran itu, manusia tidak bisa lepas dari agama yang menuntun ke dunia spiritual yang mencerahi tataran tindakan. Untuk memahami ajaran agama, Bentounes menampilkan kembali diagram lingkaran. Lingkaran terluar adalah unsur ibadah, di dalamnya unsur budaya dan inti lingkaran adalah spiritual. Setiap agama memiliki tuntunan masing-masing. Dan, dalam mengajarkan agama, sering hanya sampai lingkaran luar, yaitu ibadah. Manusia lupa kalau agama itu juga mengajarkan perilaku, sikap, dan cara hidup.
“Ada aspek budaya dalam agama,” kata Syeikh Khaled. Bila manusia berhenti di tingkatan ibadah, manusia hanya melakukan satu visi saja. Ibadah biasanya dikaitkan dengan emosi, budaya dikaitkan dengan penalaran, dan spiritual terkait dengan intisari ibadah, hubungan antarmanusia dan hubungan manusia dengan Yang Maha Kuasa. “Pelajaran pada tingkatan-tingkatan itu akan membebaskan dari sektarian, komformis dan dogmatisme. Pelajaran itu yang membuat kita mampu mengerti sesuatu yang hidup,” ujar Syeikh Khaled, yang lahir 57 tahun lalu di Mostaganem, sebuah kota kecil di pinggiran Aljazair.

Syeikh Khaled kembali menampilkan diagram lingkaran untuk menjelaskan pencapaian ihsan. Lingkaran pertama adalah Islam yang bersisi kumpulan aturan yang diturunkan ke bumi dan untuk dijalankan oleh manusia, dan yang utama adalah syariah yang berarti aturan hukum dan jalan. Lingkaran kedua adalah iman. Syariah adalah jalan menuju iman. Dalam tasawuf, jalan itu semacam energi bukan hanya kepercayaan yang diwariskan. Lingkaran ketiga adalah ihsan. Jalan itu mengantar ke tingkatan ihsan, yaitu akhir dari tujuan.

Di tingkatan ihsan inilah manusia bisa merasakan kehadiran Allah. Bagi para sufi, pada tataran Islam, Saya adalah Saya, Kamu adalah Kamu. Pada tataran Iman berisi Aku adalah Kamu, Kamu adalah Aku. Pada tataran Ihsan, Tidak ada Aku tidak ada Kamu. Semuanya tidak ada, ego manusia hilang. Para sufi bertutur, siapa yang mengenal alam absolut itu tidak hanya kelu, tetapi juga lumpuh. Karena itu, mereka selalu berusaha dengan rendah hati melihat dirinya sendiri.

PENGARUH HINDU ATAS TASAWUF ISLAM

0 komentar
Tidak sedikit ahli-ahli penyelidik yang menyatakan bahwa hidup kerohanian Islam itu berasal dari ajaran Hindu. Dalam tahun 1938 kami telah membuka pertukaran pikiran di antara penulis-penulis Islam dalam majalah 'Pedoman Masyarakat,' tentang soal ini. Orang yang menguatkan adanya pengaruh itu berkata : "Pengaruh itu terang adanya, bilamana diperbandingkan persamaan-persamaan yang banyak terdapat di antara pandangan hidup atau praktek melakukan di dalam kitab-kitab suci orang Hindu, baik dalam dasar kepercayaan, atau di dalam ucapan-ucapan doa dan nyanyian-nyanyian agama. Demikian juga amalan ahli-ahli agama Hindu dengan yoganya, latihan ibadatnya, tafakur zikirnya dan ma'rifatnya.
Seorang pengarang dan pengembara Arab yang terkenal amat memperhatikan dan mempelajari agama Hindu, bernama Abul Raihan Muhammad bin Ahmad Albairuni (352 - 440 h = 965 -1049 m). Dia telah menyelidiki agama Hindu sampai dalam, sampai dipelajarinya bahasa Sansekerta. Lama dia berdiam di tanah India, dikarangnya sebuah buku bernama 'Tahqiqu Ma Lil Hindi Muqauwalah' (Penyelidikan tentang hal-hal di India, yang diterima atau ditolak akal).
Dalam buku ini ditulisnya panjang lebar tentang ilmu pengetahuan, kepercayaan, ibadat, keagamaan dan filsafat India. Bukan saja suatu pandang selintas lalu, bahkan juga masuk dalam pengupasan dan perbandingan. Di antara dasar pikiran India dan dasar pikiran Yunani, demikian juga dengan amalan hidup ahli-ahli tasawuf. Beliau banyak memberikan pertimbangan bahwasanya kehidupan yoga India banyak sekali persamaannya dengan kehidupan dan riadlah (latihan jiwa) kaum Sufi.
Kaum Orientalist yang menguatkan pendirian bahwa hidup kerohanian Islam itu terpengaruh besar oleh agama Hindu, umumnya mengambil alasan dari keterangan Albairuni ini.
Albairuni ketika membandingkan persamaan jalan filsafat Yunani dan Yoga Hindu dengan ahli tasawuf, berkata : "Orang yang telah mencurahkan seluruh perhatiannya terhadap 'Sebab Yang Pertama' (Primary Cause, Brahman, pen) senantiasa berusaha hendak menyerupaiNya sedaya upaya. Dia bersatu dengan Dia, bila telah melepaskan segala 'pengantar', ditinggalkannya.
Artinya - menurut keterangan itu, seorang yang telah menyediakan dirinya mencari Yang Ada, berdaya hendak bersatu dengan Dia. Tidak dihambat dirintangi oleh apapun. Dalam pandangan ini terdapat persamaan beberapa ahli filsafat Yunani, ahli hikmat Hindu dan ahli tasawuf Islam. Lain dari pada itu adalah tentang kepercayaan akan adanya 'Tanasuch' (reinkarnasi), yaitu kemungkinan berpindahnya suatu roh dari satu badan ke badan yang lain. Orang Hindu menamainya 'Karma'. Karma itulah kepercayaan pokok agama Hindu, Artinya kalau tidak percaya akan adanya Karma, bukanlah Hindu. Karmapun bisa jelma; yaitu suatu roh memakai tubuh yang bukan tubuh insani boleh juga tubuh binatang, sebagai ular (ini yang banyak, sehingga mereka sangat memuliakannya), kera (ingat Hanoman), lutung (ingat Lutung Kasarung), dll. Dan sapi adalah penjelmaan yang amat mulia dan amat suci. Mahatma Gandhi sebagai Mujadid (pembaharu atau intelektual yang memberikan penafsiran baru) dari agama Hindu, dengan berbagai filsafatnya yang mendalam, membela kesucian sapi.
Albairuni meneruskan perbandingannya tentang persamaan pokok kepercayaan Karma dan Jelma Hindu dengan mazab orang sufi." Menurut dasar inilah pandangan setengah orang sufi, yang berkata bahwasanya dunia ini adalah diri yang tidur dan akhirat diri yang bangun.Dan setengah dari mereka (orang sufi) memungkinkan Hulul (Tuhan menjelma dalam diri insan/manusia, pen), menjelma yang hak pada tempat-tempat, sebagai langit, arasy (Kursi tempat duduk Tuhan yang terdapat di suatu tempat di langit ketujuh, pen). Dan setengahnya pula memungkinkannya kepada sekalian alam dan binatang, dan kayu-kayuan dan barang-barang keras (jamadaat). Mereka namai itu Al Zuhur ul Kulli (Pernyataan Semesta). Kalau itu telah mungkin, maka jelmaan roh dari satu badan ke badan lain, tidaklah perkara yang dapat ditolak lagi."
Setelah itu Albiruni memperbandingkan tentang cara-cara melepaskan diri dari pengaruh dunia ini. Nafs, diri, aku, ingsun, ich sekarang terikat kepada alam terikatnya itu ada sebabnya, ialah jahil. Untuk melepaskan ikatan itu ialah dengan pengetahuan/ilmu, dengan pengenalan diri (ma'rifat). Sebagaimana disebut dalam kitab'patengggel' : "menyatukan fikiran kepada kesatuan Allah, memalingkan seseorang dari rasa, yang lain dari yang ditujunya. Siapa yang menghendaki Allah, niscaya dia menghendaki pula agar segala mahluk beroleh kebajikan dengan tidak ada kecualian."
Kemudian itu dia berkata pula : "Barang siapa yang sampai pada tujuan ini maka kekuatan jiwanya akan dapat mengalahkan kekuatan badannya." Lalu disebutkan delapan macam keistimewaan kekuatan jiwa itu.
Oleh Albairuni kemudiannya diadakan pula perbandingan dengan kaum sufi itu. Katanya : "Seumpama ini pulalah yang diisyaratkan oleh kaum Sufi tentang orang yang arif apabila telah sampai pada maqam (tempat kedudukan, pen) ma'rifat. Kaum sufi itu katanya - mendakwakan bahwa dia mendapat dua roh. Roh qadim yang tidak berobah dan berbeda. Dengan dia (roh qadim ini ) dapat mengetahui yang gaib, berbuat yang luar biasa, dan ke dunia roh basariah. (Yang kedua) yaitu roh manusia biasa, untuk berubah-ubah dan untuk kejadian. Setelah itu Albairuni memperbandingkan pula tentang 'persamaan diri dengan yang dicarinya', di antara Hindu dan tasawuf Islam. Setengah dari inti sari ajaran 'Patenggel' bahwa mendirikan upacara-upacara ibadat keagamaan, sembahyang, puasa dan lain-lain itu bukanlah jalan untuk mencapai bahagia (sa'adah) bagi manusia. Jalan mencapai bahagia adalah dengan zikir daim (ingat dan menyebut terus nama Allah), dan senantiasa ta'ammul, mencita-citakan bersatu dengan Tuhan. Zikir dan ta'ammul kelaknya akan membawa dirinya bersatu dengan Tuhan dan dengan seluruh yang ada (Alkaun). Karena pada hakikatnya semua itu adalah SATU.
Mazhab Patenggel adalah satu mazhab sufi yang amat mendalam. Tiangnya ialah chalawat dan bersuni diri. Tapa, samadi, zuhud dan tiap-tiap apa jua pun latihan jiwa, yang menyebabkan fana manusia, walaupun dari dirinya sendiri. Waktu itulah dia mencapai bahagia. Tak ada di atasnya bahagia lagi. Ketentraman yang menjadi puncak segala ketentraman.
Kata Albairuni ; "Mazhab Patenggel inilah yang dipakai oleh kaum sufi tentang mencari AL-HAQQ". Dengan kata mereka : "Selama engkau masih memberi isyarat, tidaklah engkau Meng-Esakan, sebelum AL-HAQQ menguasai isyaratmu, dengan fananya diri engkau. Maka tidaklah tinggal lagi yang memberi isyarat, dan tidak pula isyarat itu sendiri. (Yang memberi isyarat dengan yang diisyaratkan telah menjadi satu). Dalam perkataan mereka (kaum sufi) didapat juga kata-kata tentang 'persatuan'. Sebagaimana eorang sufi ketika ditanya tentang AL-HAQQ itu : "Bagaimana saya akan dapat menjelaskan siapa DIA SAYA itu dengan SAYA, dan SAYA dengan DI MANA. Kalau saya kembali, dengan kembali itulah saya terpisah. Kalau saya lalai, dengan lalai itulah saya diringankan. Dan dengan BERSATU baru saya merasa tenteram."
Dan Abubakar Sjibli berkata pula : "Lepaskan segala-galanya, niscaya engkau sampai kepada kita dengan segala-galanya. Engkau ada tapi tidak ada. Perkabaran engkau dari kami : Perbuatan engkau perbuatan kami."
Dan sebagai Abu Yazid Bustami ketika ditanyai orang : "Dengan apa engkau capai apa yang telah engkau capai?" Dia menjawab : "Saya menyilih dari diri saya sendiri, seperti ular menyilih dari kulitnya. Kemudian itulah saya lihat zat saya sendiri. Maka ternyatalah bahwasanya SAYA ialah DIA." Demikianlah beberapa contoh-contoh perbandingan yang dikemukakan oleh Albairuni, tentang filsafat Yunani, Hikmat dan agama Hindu, ditambah lagi dengan Neo-Platonis, semuanya dibanding-bandingkannya dengan mazhab tasawuf Islam itu. Ditulisnya panjang lebar dalam buku itu. Banyak sarjana ketimuran (Orientalis) yang mengambil perbandingan-perbandingan yang dikemukakan oleh Albairuni ini untuk menetapkan pendirian bahwa sumber tasawuf Islam ialah agama Hindu. Atau terpengaruh olehnya. Di antara yang berpendapat demikian ialah 'Horten, Blochet, Masignon, Goldziher, Brown, O'leary' dan beberapa orang lain lagi.
Masignon berpendapat bahwa penyelidikan atas perkembangan-perkembangan yang membawa masuknya halakah-halakah (duduk mengelilingi guru untuk mendengar wejangan = upanishad, pen) zikir di dalam bermacam-macam tarikat sufi yang akhir-akhir, menunjukkan menjalarnya pengaruh tarikat-tarikat Hindu ke dalam tasawuf Islam.
Brown berkata : "Nyata sekali dalam beberapa hal persamaan mazhab tasawuf yang bermula dengan beberapa mazhab Hindu. Terutama ajaran Vedanta. Tetapi kata beliau, meskipun persamaan itu jelas, hanyalah mengenai kulit. Adapun isinya tetap beda.
Goldziher berpendapat bahwa hikyat Ibrahim bin Adham (Abraham? pen), yang dahulunya anak seorang raja di Bukhara, dan meninggalkan singasana, lalu memilih hidup zuhud adalah saduran dari hikayat Buddha. Tasbih itu, kata beliau, diambil dari agama Buddha.
O'leary berkata, bahwa tidaklah boleh diabaikan saja menilik bagaimana pengaruh Buddhisme dalam tasawuf Islam. Sebab ajaran Buddha memang telah tersiar di negeri Persia dan dibelakang sungai Dadjilah-Furat di zaman jahiliah. Di Balach sebelah Churasan terdapat ma'bab-ma'bab agama Buddha. Tetapi beliau kemudian mengatakan bahwa pengaruh itu tidak sampai begitu besar hingga mengenai isinya. Perserupaan ajaran Nirwana Buddha dengan Fana tasawuf, hanya pada kulit.
Nirwana adalah ajaran yang menggambarkan bahwa jiwa manusia, hilang lenyap sendirinya dalam ketentraman yang mutlak, tidak terganggu oleh indra dan syahwat. Tetapi ajaran fana dalam tasawuf, meskipun juga meniadakan diri (hilangnya sang diri, annatta, annihiliation of the self, pen), namun dia memandang kepada kekekalan yang tetap, dan tetap ada dalam menyaksikan dan merasa lezat cita-cita keindahan Tuhan (jama'l-Ilahy). Akhirnya O'leary menyatakan bahwa memang ada perserupaan, tetapi bukan dengan Buddhisme, melainkan dengan ajaran KESATUAN SEMESTA, dari Weda-Weda.
Jalan yang sama (paralel) tentang KESATUAN SEMESTA di antara tasawuf Islam dengan ajaran Hindu inilah yang mendorongkan kebanyakan sarjana menyatakan bahwa tasawuf Islam, tidak mungkin berasal dari Islam. Apatah lagi ajaran pantheisme (KESATUAN SEMESTA, bhs Arab : wihdat al wujud, pen) sangat bertentangan dengan pokok Islam, yaitu Tauhid. Dan Islam sangat menjelaskan perbedaan sifat Khalik dengan sifat Mahluk. Selain Allah, adalah alam semua. Dan tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya.

PATNER

Blogs Directory

Followers