Wednesday, November 25, 2009

Ma’rifah

0 komentar
A. Pengertian Tujuan Dan Kedudukan Ma’rifah
Menurut bahasa ma’rifah berasal dari kata arafa, ya’rifu, irfan, ma’rifah yang artinya pengetahuan atau pengalaman dan dapat pula berarti pengetahuan tentang rahasia hakikat agama, yaitu ilmu yang lebih tinggi dari pada ilmu yanh di dapatioleh oaring-orang pada uumumnya.

Selanjutnya ma’rifah di mgunakan untuk menunjukan salah satu tingkat dalam tasawuf, dalam arti sufistik ini marifah di artikan sebagai pengetahuan mengenai tuhan melalui hati sanubari,
Kemudian dari literature yang di berikan tentang ma’rifah sebagai mana di sebutkan oleh harun nasution ma’rifah mengetahui tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat tuhan oleh karn iu orang-orang sufi mengatakan :
• Kalau mata yang terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka,mata kepalanya akan tertutup, dan ketika itu yang di lihatnya hanya alloh.
• Makrifat adalah cermin, kalau seorang arif melihat cermin itu yang di lihat hanya alloh.
• Yang di lihat orang arif baik sewaktu tidur maupun sewaktu bangun hanya alloh.
• Sekiranya ma’rifah mengambil bentuk materi semua orang yang melihat padanya akan mati karma tak tahan melihat.

Dari beberapa definisi tersebut dapat di ketahui bahwa makrifat adalh mengetahui rahasia rahasia tuhan dengan hati sanubari, dengan demikaian tujuan yang ingin di capai oleh makrifat ini adalah mengetahui rahasia rahasia yang terdapat dalam diri tuhan .
Dengan demikian, kelihatannya yang mudah adapt di pahami bahwa marifah dating sesudah mahabah, hal ini di sebabkan karena ma’rifah lebih mengacu pada pengetahuan, sedangkan mahabah menggambarkan kecintaan




B. Alat Untuk Ma’rifah
Pada dasarnya alat yangdi gunakan untuk ma’rifah sudah ada pada diri setiap manusia, yaitu qalb (hati), namun namun qalb di sini tidak sama dengan heart dalam bahasa inggris, karma qalb selain alat unuk merasa juga alat untuk berfikir, bedanya qalb dengan akal ialah bahwa akal tidak bisa mperoleh pengetahuan yang sebenarnya tentang alloh, sedangkan qalb dapat mengetahui tentang segala yang ada
Dalam hal ini proses sampainya qalb pada cahaya yaitu erat kaittannya dengan tiga konsep di bawah ini]
 Takhalli yaitu mengosongkan diri dari akhlak yang tercela dan perbuatan maksiat melalui taubat
 Tahalli yaitu menghiasi diri dengan perbuatan yang mulia dan amal ibadah
 Tajalli yaitu terbukanya hijab sehingga tampak jelas cahaya tuhan hal ini sejalan dengan firman alloh swt :
         
Tatkala tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu[, jadikannya gunung itu hancur luluh dan musa pun jatuh pingsan..(al-a’raf,7:143)

C. Tokoh Yang Mengembangkan Makrifat
Sesuai dengan literature tasawuf yang kita jumpai ada dua tokoh yang mengenalkan dua paham ini, yaitu al-ghazali dan zun-al-nun al-misr, al-gazali nama lengkapnya adalah abu hamid muhammad al-ghazali lahir pada tahun 1059 m. Di ghazaleh,suatu kota kecil yang terletak di dekat tus di khurasan, ia pernah beljar pada imam al-haramain al-juwaini yaitu guru besar di sebuah madarasah al-nizamiah nisyafur, setelah mempelajari ilmu agama beliau mempelajari ilmu pengetahuan alam, filrafat dan lain lain, dan akhirnya ia memilih ilmu tasawuf sebagai jalan hidupnya.
Adapun zun al-misri berasal dari naubah, suatu negri yang sudan dan mesir, tahun kelahirannya tidak banyak diketahui hanya tahun wavatnya yaitu : ( 860 m.menurut hamka beliaulah puncaknya kaum suffi dalam abad ketiga hijriah.beliaulah yang banayk sekali menambahkan jalan buat menuju jalan tuhan.`
Mengenai bukti bahwa kedua tokoh tersebut membawa paham ma’rifah dapat di ikuti dari pendapat pendapat nya di bawah ini
menurut al-ghazali adalah setinggi tinggi tingkat yang dapat di capai seorang sufi dan pengetahuan yang di dapat oleh ma;rifah lebih tinggi di banding dengan yang di peroleh dengan akal.
adapun ma’rifah yang di ajukan oleh zun-al-nur al-misri adalah pengetahuan hakiki tentang tuhan menurutnya ma’rifah hanya terdapat pada kaum sufi yang sanggup melihat tuhan dengan sanubari mereka.
Adapun cirri-ciri orang yang mendapat ma’rifah ialah orang yang hatinya bagaikan cermin yang dapat di dalam nya hal-hal yang ghaib dari pada selainnya dia, dan sinar hatinya tiada lain dari cahaya iman dan cahaya yaki, maka atas sekedar kekuatan imannya. Maka bersinarlah nur hatinya, dan atas kadar kekuatan imannya hatinya dapat berdialok dengan tuhan, dan atas dasar kekuatan musyahadah maka dapatlah ia bermakrifah dengan nama nama alloh. Sifat sifat alloh,

D. Ma’rifah dalam pandangan al-quran dan al-hadis
Dari penjelasan di atas bawasannya m’rifah adalah pengetahuan tentang rahasia rahasia tuhan yang di berikan kepada hambanya melalui pancaran cahayanya yang di masukan tuhan ke dalam hati seoarang sufi.dengan demikian ma’rifah berhubungan dengan nur (cahaya tuhan), seedangkan dalam al-quran di jumpai tidak kurang dari 43 kali kata nur di ulang dan sebagian besar di hubungkan dengan tuhan misalnya ayat Al-quran yang berbunyi
           
(dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun.(Qs.an-nur 24:40)




          
Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya) (QS.az-zumar 39:22)
Dua ayat tersebut sama-sama berbicara tentang cahaya tuhan, cahaya tersebut ternyata dapat di berikan tuhan kepada hambanya yang di kehendaki, mereka yang dapat cahaya akan dapat mudah mendapatkan petunjuk hidup. Sedangkan mereka yang tidak mendapatkan cahaya allah akan mendapatkan nesulitan hidup. Dengan demikian ajaran ma’rifah sangat di mungkinkan terjadi dalam islam dan tidak bertentangan dengan al-quran. Selanjutnya dalam hadis kita jumpai sabda rosululah yang artinya berbunyi :
Aku (alloh) adalah perbendaharaan allah yang tersembunyi(ghai) aku ingin memperkenalkan siapa aku, maka aku ciptakan lah mahluk, oleh karma itu aku memperkenalkan diri-Ku kepada mereka, maka mereka itu mengenal aku (hadis qudsi)
Hadis tersebut memberikan petunjuk bahwa allah dapat di kenal oleh manusia, caranya dengan mengenal atau meneliti ciptaanya, ini menunjukkan bahwa ma’rifah dapat terjadi dan tidak bertentangan dengan ajaran al-quran.

0 komentar:

PATNER

Blogs Directory

Followers