SISTEM TULANG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum W.Wb
Dengan nama Allah yang Maha pengasih dan Maha penyayang, yang telah mengutus Nabi Muhammad S.A.W sebagai pembawa risalah – risalah dakwah untuk disampaikan kepada umatnya. Sebagai suatu jalan yang harus ditempuh oleh umatnya agar selamat di dunia dan akhirat.
Dan alhamdullilah puji syukur kami ucapkankan karena kami telah dapat menyelesaikan makalah “Sistem Rangka”. Kami menyadari bahwa makalah ini belum cukup sempurna sepenuhnya baik dari penulisan , maupun bahasanya. Maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, demi tercapainya kebaikan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
Rangka 2
Fungsi Rangka 2
Macam-macam Rangka 2
Rangka Aksial 2
Rangka Apendikuler 4
Jenis Tulang 6
Bentuk Tulang 7
Persendian 8
Daftar Pustaka 11
BAB I
PENDAHULUAN
Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pada manusia, kemampuan bergerak disebabkan oleh adanya suatu kerja sama antara system rangka dan system otot. Rangka tidak dapat bergerak sendiri apabila tidak digerakkan oleh otot. Otot menempel dan menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain atau menghubungkan tulang dengan kulit. Otot mempunyai kemampuan untuk berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang atau kulit dengan mekanisme tertentu. Dalam system gerak, rangka digolongkan sebagai alat gerak pasif, sedangkan otot ianggap sebagai alat gerak aktif.
Rangka merupakan sekumpulan tulang-tulang yang menyusun tubuh manusia dan hewan. Rangka pada manusia merupakan endoskeleton (rangka dalam) yang tersusun atas beberapa jenis tulang. Diantara tulang-tulang tersebut membentuk suatu artikulasi (persendian).
Pada tubuh manusia, tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh dikelompokkan menjadi tulang-tulang tengkorak, tulang-tulang badan dan tulang-tulang anggota badan. Berdasarkan pada bentuknya, tulang dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Berdasarkan pada zat penyusun dan strukturnya, tulang dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Didalam perkembangannya, bentuk tulang dan rangka tubuh yang disusunnya dapat mengalami kelainan. Kelainan pada system rangka dapat dikarenakan gangguan yang dibawa sejak lahir, infeksi penyakit, factor makanan, dan posisi tubuh yang salah.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM RANGKA
Rangka
Rangka merupakan sekumpulan tulang-tulang yang menyusun tubuh manusia dan hewan.
1. Fungsi rangka :
A. Memberi bentuk tubuh
B. Menyokong berdiri tegaknya tubuh
C. Tempat melekatnya otot atau daging
D. Melindungi alat-alat tubuh yang lunak
E. Melakukan fungsi gerak
F. Tempat pembentukan sel-sel darah
G. Tempat penyimpanan mineral dan lemak
2. Macam-macam rangka
Pada umumnya, rangka tubuh manusia dibedakan atas dua kelompok utama, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.
Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan rangka tubuh yang berperan untuk menjaga organ-organ utama tubuh, misalnya otak, sum-sum punggung, jantung, dan paru-paru. Rangka aksial meliputi tengkorak, tulang punggung, tulang iga, dan tulang dada.
1. Tengkorak
Tengkorak atau tulang kepala merupakan sekumpulan tulang-tulang pipih yang tersusun secara rapat sehingga tidak dapat digerakkan, kecuali hanya tulang rahang bawah. Tengkorak berfungsi melindungi otak, mata dan telinga dalam. Tulang-tulang pembentuk tengkorak dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu tulang tempurung kepala dan tulang pembentuk wajah.
a. Tulang tempurung kepala
Tulang tempurung kepala atau kranium merupakan bagian atas dari tengkorak yang berperan untuk melindungi otak. Adapun yang termasuk tulang tempurung kepala antara lain adalah tulang dahi (frontal), tulang ubun-ubun (parietal), tulang pelipis (temporal), tulang baji (sfenoid), tulang tapis (etmoid), dan tulang kepala belakang (oksipital).
b. Tulang pembentuk wajah
Tulang pembentuk wajah terdapat pada bagian depan dari tengkorak. Sesuai dengan namanya, susunan tulang-tulang tersebut dapat memberi bentuk wajah seseorang. Selain itu, tulang-tulang pembentuk wajah berperan juga untuk membentuk rongga mata (melindungi mata), rongga hidung, dan langit-langit. Tulang pembentuk wajah meliputi tulang pipi (zigomatik), tulang hidung (nasal), tulang rahang atas (maksila), tulang rahang bawah (mandibula), tulang air mata (lakrimal), dan tulang langit-langit (palatum)
2. Tulang punggung
Tulang punggung memeliki struktur yang kuat sehingga dapat menopang berdiri tegaknya tubuh dan menyangga tengkorak. Selain itu, tulang punggung juga berperan sebagai tempat melekatnya tulang rusuk. Tulang punggung dengan kelenturan yang dimilikinya, memungkinkan seseorang untuk dapat membungkuk atau meliukkan tubuhnya.
Tulang punggung terdiri atas 26 ruas. Ruas-ruas tulang tersebut meliputi 7 ruas tulang leher (servikalis), 12 ruas tulang punggung (torakalis), 5 ruas tulang pinggang (lumbalis), 1 ruas tulang kemaluan (sakrum), dan 1 ruas tulang ekor (koksik).
3. Tulang dada
Tulang dada dibangun oleh ruas tulang punggung (torakalis), tulang-tulang rusuk, dan tulang dada. Ketiga komponen tulang tersebut membentuk struktur berbentuk bangunan kurungan atau sangkar. Didalam bangunan tersebut terletak dengan aman organ jantung dan paru-paru. Sebanyak 12 pasang tulang rusuk melekat pada ruas tulang belakang, kemudian membentang ke kiri dan kanan. Tulang rusuk dibedakan atas tulang rusk sejati (kosta vera), tulang rusuk palsu (kosta spuria), dan tulang rusuk melayang (kosta fluktuantes). Sebanyak 7 pasang tulang rusuk sejati masing-masing ujung depannya melekat pada tulang dada. Sebaliknya, 5 pasang ujung depan tulang rusuk palsu tidak melekat pada tulang dada, melainkan menempel pada tulang rusuk sejati diatasnya. Sementara itu, 2 pasang ujung depan tulang rusuk melayang tidak melekat pada tulang dada dan tulang rusuk lainnya.
Rangka Apendikular
Rangka apendikular merupakan rangka tubuh yang berhubungan dengan pergerakan. Rangka apendikular meliputi gelang bahu beserta anggota gerak atas dan gelang panggul anggota gerak bawah.
1. Gelang bahu dan anggota gerak atas
Gelang bahu atau pektoralis terdapat pada bagian kiri dan kanan tubuh. Setiap gelang bahu terdiri atas tulang selangka (klavikula) dan tulang belikat (skapula). Tulang selangka membentang kedepan menghubungkan ujung tulang belikat dengan bagian hulu tulang dada. Pada tulang belikat terdapat cekungan tempat melekatnya tulang anggota gerak atas.
Tulang anggota gerak atas terdiri atas tulang lengan atas (humerus), tulang hasta (uluna), dan tulang pengumpil (radius). Tulang hasta dan tulang pengumpil disebut juga tulang lengan bawah. Selanjutnya, bagian ujung bawah dari kedua tulang lengan bawah berhubungan dengan delapan tulang pergelangan tangan (karpal), lima tulang telapak tangan (metakarpal), dan empat belas tulang jari-jari tangan (falang).
2. Gelang panggul dan anggota gerak bawah
Gelang panggul atau pelvis, seperti halnya gelang bahu terdapat pada bagian kiri dan kanan tubuh. Setiap gelang panggul dibangun oleh tiga tulang yang terpisah. Ketiga tulang tersebut adalah tulang usus (ilium), tulang duduk (isium), dan tulang kemaluan (pubis). Tulang-tulang gelang panggul berperan dalam menahan berat tubuh, melindungi organ-organ didalam rongga gelang panggul, dan tempat melekatnya kaki (tulang paha).
Gelang panggul perempuan berbeda dengan gelang panggul laki-laki. Pada perempuan, tulang-tulang iliumnya melebar dan rongga panggul sedikit dangkal sehingga ruang yang dibentuk lebih lebar dibanding struktur gelang panggul laki-laki. Struktur gelang panggul demikian merupakan suatu bentuk penyesuaian untuk memudahkan bayi lahir dalam proses persalinan.
Pada gelang panggul terdapat lekukan yang disebut asetabulum, yaitu tempat melekatnya tulang paha atau tulang anggota gerak bawah. Tulang anggota gerak bawah terdiri atas tulang paha (femur), tulang kering (tibia), dan tulang betis (fibula). Tulang paha berhubungan dengan tulang kering pada daerah lutut. Didaerah tersebut terdapat tulang tempurung lutut (patela). Selanjutnya, tulang kering dan tulang betis berhubungan dengan tujuh tulang pergelangan kaki (tarsal), lima tulang telapak kaki (metatarsal), dan empat belas tulang jari-jari kaki (falang).
3. Tulang
Tulang merupakan komponen pembentuk rangka tubuh.
a. .Jenis tulang
Ada dua macam tulang berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisiknya, yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang sejati (tulang keras).
1. Tulang Rawan
Tulang rawan atau kartilago tidaklah sekuat struktur tulang, tetapi mereka dikenal bersifat lentur. Tulang rawan menjadi lentur karna matriksnya mengandung serabut-serabut kolagen dan elastik. Kartilago disusun oleh sel-sel tulang rawan atau kondrosit. Setiap kondrosit dibentuk oleh kondroblas, yaitu semacam sel induk dari kondrosit. Kondrosit terdapat didalam rongga-rongga matriks yang biasa disebut lakuna.
Ada 3 type kartilago:
→ Kartilago hialin, merupakan tipe kartilago yang bersifat keras dan sedikit fleksibel. Kartilago hialin ditemukan pada ujung tulang panjang, puncak hidung, ujung tulang-tulang rusuk, laring, dan trakea.
→ Kartilago fibrosa, merupakan tipe kartilago yang bersifat lebih kuat dibandingkan kartilago hialin. Kartilago fibrosa dikenal tahan terhadap tekanan dan ketegangan, ditemukan diantara tulang-tulang vertebrata dan daerah lutut.
→ Kartilago elastik, merupakan tipe kartilago yang lebih fleksibel dibandingkan dengan kartilago hialin. Kartilago elastik antara lain ditemukan pada daun telinga.
2. Tulang Sejati
Tulang sejati dapat menjadi kuat karna adanya garam-garam mineral dan serabut-serabut protein didalam matriks tulang. Berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Berdasarkan strukturnya, tulang sejati (tulang keras selanjutnya akan disebut tulang saja) dapat dibedakan atas tulang kompak dan tulang spons.
→Tulang Kompak
Tulang kompak merupakan tipe tulang dengan matriks yang tersusun rapat dan padat, misalnya pada tulang panjang.
→Tulang Spons
Tulang spons merupakan tipe tulang dengan matriks yang tersusun longgar atau berongga-rongga seperti struktur sarang lebah. Susunan matriks demikian disebut trabekula.
b. Bentuk Tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan atas tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, tulang sesamoid, dan tulang tidak beraturan.
1. Tulang pipa
Tulang pipa atau tulang panjang merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa dengan kedua ujung membulat berbentuk bonggol. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian tengah disebut diafisis, kedua ujung disebut epifisis, dan antara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis.
2.Tulang pipih
Tulang pipih merupakan tulang yang berbentuk seperti lempengan. Tulang pipih berperan untuk melindungi organ-organ dibawahnya dan tempat melekatnya otot. Contoh tulang pipih antara lain tulang tengkorak, tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat.
3.Tulang Pendek
Tulang pendek merupakan tulang yang strukturnya berukuran pendek dan berbentuk bulat atau kubus. Tulang pendek berperan dalam meredam pengaruh goncangan yang keras dan terdapat pada persendian yang kompleks. Contoh tulang pendek adalah tulang telapak tangan dan telapak kaki.
4.Tulang Sesamoid
Tulang sesamoid merupakan tulang kecil berbentuk biji. Tulang sesamoid terdapat didalam tendon yang menghubungkan tulang-tulang ke otot. Contoh tulang sesamoid adalah tulang palela.
5.Tulang tidak beraturan
Tulang tidak beraturan merupakan tulang-tulang dengan bentuk tidak menentu. Contoh tulang ini adalah tulang vertebrata, tulang rahang, tulang wajah, dan tulang panggul.
C.Persendian
Hubungan antara dua tulang atau lebih disebut persendian atau artikulasa. Persendian ada yang bersifat erat sehingga tidak dapat menimbulkan gerak dan ada juga yang bersifat longgar dan masih memungkinkan terjadinya gerak. Pada umumnya, beberapa bentuk persendian pada rangka tubuh dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu sinartosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
1. Sinartosis
Sinartosis merupakan bentuk persendian yang tidak memungkinkan terjadinya gerak. Persendian sinartosis dapat dibedakan atas sinartosis sinfibrosis dan sinartosis sinkon drosis.
Sinartosis sinfibrosis merupakan bentuk persendian dengan jaringan ikat serabut (fibrosa) sebagai penghubung antar tulang. Contohnya, hubungan antar tulang pada tengkorak. Sinartosis sinkondrosis merupakan bentuk persendian dengan jaringan kartilago sebagai penghubung antar tulang. Contohnya, hubungan antara tulang rusuk dan tulang dada.
2.Amfiartosis
Amfiartosis merupakan bentuk persendian yang masih memungkinkan terjadinya gerak. Contohnya, hubungan antara tulang rusuk dan ruas-ruas tulang belakang. Pada amfiartosis, tulang-tulang dihubungkan oleh jaringan kartilago.
3. Diartosis
Diartosis merupakan bentuk persendian yang memungkinkan terjadinya gerak secara bebas. Persendian diartosis dapat dibedakan atas sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, sendi peluru, dan sendi luncur.
a. Sendi engsel
Sendi engsel merupakan persendian yang hanya memungkinkan gerakan ke satu arah, seperti engsel pintu. Misalkan persendian pada siku, lutut, dan ruas-ruas jari.
b. Sendi putar
Sendi putar merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan berputar (rotasi). Misalnya, persendian pada tulang tengkorak dan tulang lengan atas dengan tulang bawah.
c. Sendi pelana
Sendi pelana merupakan persendian yang memungkinkan gerakan kearah samping kanan dan kiri serta gerakan kearah atas dan bawah. Misalnya, persendian pada ibu jari.
d. Sendi peluru
Sendi peluru merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah. Misalnya, persendian pada tulang lengan atas dengan tulang belikat; dan tulang paha dengan tulang panggul.
e. Sendi luncur
Sendi luncur merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan rotasi pada satu bidang datar saja. Misalnya, persendian pada pergelangan kaki dan persendian antara dasar tengkorak dengan ruas pertama tulang punggung.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjadi, Bagod.Laila,Siti.Biologi SMA 2. Jakarta :PT Yudhistira
M, Akhyar, Salman. Biologi SMA 2 Jilid II A. Bandung : Grafindo Media Pratama
Friday, November 20, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment