Sunday, March 14, 2010

Akhlak-Akhlak Tercela

0 komentar
A. Riddah

Riddah merupakan salah satu perbuatan yang sangat dilarang agama. Secara bahasa riddah artinya kembali. Artinya, kembali dari agama islam menuju agama lain dan berpaling pada kekufuran baik dengan niat, ucapan maupun tindakan. Perilaku riddah dikenal dengan murtad.

Kita sering kali menemukan seseorang yang telah menganut ajaran islam, berpaling untuk menganut agama lain. Mereka pada umumnya orang yang lemah imannya sehingga tidak istiqomah dalam memegang ajaran agamanya. Padahal islam adalah agama yang paling baik dan benar yang diterima di sisi Allah SWT. Hal ini sesuai dengan bunyi ayat yang artinya :"Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah SWT adalah agama islam." (QS. Ali Imran 19).

Seseorang yang melakukan riddah berarti ia telah membuat sekutu kepada Allah. Menyekutukan Allah SWT merupakan dosa yang sangat besar sehingga tidak diampuni. Perhatikan ayat yang artinya :"Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah SWT, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar." (Q.S. An Nisa :
148).


B. Berlebihan

Dalam ajaran islam, berlebihan diistilahkan dengan israf atau berbuat mubazir. Perbuatan mubazir sangat dilarang dalam ajaran agama dan termasuk dosa besar. Larangan bersikap berlebihan tertuang dalam dalil yang berbunyi :".......makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah SWT tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (Q.S Al A'raf 31).

Bersikap berlebihan dilarang baik itu dalam ucapan, sikap, berbusana, makan, dan lainnya. Berlebihan dilarang karena mengandung beberapa akibat negatif yaitu :
1. Membiasakan menjadi rakus.
2. Cenderung tidak peduli terhadap orang lain.
3. Terbiasa boros.
4. Jiwa dan jasmani akan rusak dan terancam.
5. Menjadi malas beribadah.


C. Gibah

Gibah artinya menggunjing. Menggunjing berarti perbuatan membicarakan orang lain dengan cara melontarkan isu-isu negatif dengan mencari kesalahan-kesalahan tertentu, untuk disampaikan kepada orang lain.

Dalam ayat-ayat Alquran kita diingatkan untuk menjauhi perbuatan gibah, misalnya pada ayat yang artinya :"Wahai orang-orang yang beriman ! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain...."(Q.S Al Hujarat 12).

Gibah menimbulkan akibat-akibat negatif diantaranya :
1. Menyebabkan fitnah.
2. Menimbulkan perpecahan antarsesama.
3. Menjatuhkan nama baik seseorang.
4. Pemborosan waktu.


D. Mengadu Domba

Adu domba merupakan perilaku memecah belah persatuan dan kedamaian antaraorang atau kelompok dengan menyebar isu tertentu agar mereka berselisih. Adu domba biasanya dilakukan oleh seseorang yang hendak mengambil keuntungan dari peristiwa perpecahan yang terjadi.

Rasulullah berkali-kali mengingatkan kita untuk menjauhi sifat adu domba. Sehingga kita dianjurkan untuk saling bahu-membahu menolong antar sesamanya. "Yang dinamakan seorang muslim adalah yang mampu menyelamatkan saudaranya dari kejahatan lidah dan tangannya. "(H.R Bukhari dan Muslim).

Atas alasan tersebut, jika suatu kali kita melihat terjadi perselisihan dalam masyarakat, dianjurkan untuk mendamaikan. "Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya." (Q.S Al Hujarat 4).


E. Fitnah

Ada banyak dalil dalam Al-quran maupun hadis yang menjelaskan bahaya bersikap fitnah. Fitnah adalah isu atau tuduhan yang belum terbukti kebenarannya. Fitnah ini dilakukan agar seseorang menjadi tersudut di hadapan orang lain sehingga akan mengancam harga diri orang tersebut.

Dalam surat Al Baqarah ayat 191 kita diingatkan bahwa perbuatan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Demikian halnya di dalam ayat-ayat yang lain, misalnya ayat yang artinya :"Dan barang siapa berbuat kesalahan atau dosa, kemudihan di tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh dia telah memikul suatu kebohongan dan dosanya." (Q.S An Nisa 112).

Perbuatan fitnah, selain akan merugikan orang lain juga akan merugikan diri sendiri. Bagi orang lain misalnya, akan terjadi perselisihan yang berakhir pada perpecahan, demikian halnya bagi si pemfitnah tidak akan dipercaya oleh orang lain.

0 komentar:

PATNER

Blogs Directory

Followers